Prologue
Di pagi yang cerah, seorang gadis berusia enam belas tahun terbangun dari tidurnya. Saat ia melirik jam di samping kasurnya, terlihat pukul 07:41 pagi.
Dengan lesu dirinya berkata. "Duhh... Kesiangan lagi... Kesiangan lagi..."
"Walaupun bukan pertama kali aku kesiangan, tapi kok ada yang terasa aneh ya?" lanjutnya sambil merenggangkan otot-ototnya.
Ia kemudian mengambil ponsel dari meja samping kasur dan terkejut melihat notifikasi yang muncul di layar. "Eh?" ucapnya dengan sangat singkat.
"EH ANJIR!! LUPA AKU COK!"
Setelah melontarkan kalimat yang agak toxic, ia buru-buru berlari ke kamar mandi untuk bersiap-siap, meninggalkan ponselnya yang masih menyala.
Di ponselnya terdapat pesan-pesan yang menuntut perhatian:
"Woy! Udah jam berapa ini?!"
"Lu masih tidur ya?!"
"Lu niat datang ga sih??"
Gadis itu membalas pesan-pesan tersebut dengan singkat, "OTW."
Sambil menunggu gadis itu selesai mandi, biarkan saya sebagai author memperkenalkannya. Namanya adalah Khana Maurenza. Ia adalah seorang gadis yang hidup sebatang kara dan hanya tinggal bersama sepupu laki-lakinya.
Khana berasal dari Indonesia, ia pindah ke jepang hanya untuk menimba ilmu. Hobinya adalah menulis dan terkadang ia menginap kerumah temannya karena sepupu laki-lakinya tidak pulang kerumah.
"Oke... Saatnya berangkat." ucap Khana di depan cermin kamarnya.
Dunia ini adalah dunia yang telah melewati masa modern. Seluruh negara di muka bumi telah sepakat untuk berdamai dan berfokus pada pembangunan proyek besar-besaran: portal teleportasi yang memungkinkan orang berpindah ke negara lain dalam sekejap, tanpa memerlukan waktu yang lama.
Namun, sebuah insiden mengerikan mengguncang dunia. Insiden itu bermula di China, ketika portal yang mereka bangun tersambung langsung dengan alam lain yang sangat bertolak belakang dengan alam nyata. Itu adalah alam ghaib yang lebih dikenal sebagai Abyss.
Kedua alam itu saling bermusuhan, mereka yang berada di alam ghaib mengaku manusia telah merebut tempat tinggal mereka. Namun, disisi lain, manusia juga tidak akan menyerah dan tetap akan mempertahankan tempat tinggal mereka.
Akibat konflik ini, manusia sekali lagi mengangkat senjata mereka, dan terbentuklah sebuah asosiasi pembantai makhluk Abyss bernama Departement Abyss Hunter (DAH).
Sambil berjalan, pikiran Khana melayang. Ia berfikir, "Aku tidak peduli seberapa besar risiko yang akan terjadi selanjutnya..."
Sambil mengambil kacamatanya, ia memantapkan tekadnya pada hati paling dalam. "Tujuanku hari ini adalah..."
"Menjelajah kota bersama kedua teman lamaku dan mencari misteri dibalik kematian Ibuku..."
0 komentar:
Posting Komentar