CHAPTER 11
Kejahatan Mutlak
Peringatan terukir dengan jelas...
Mereka yang berakal akan mempersiapkan kemungkinan tersebut, dan mereka yang bodoh akan lalai...
Berbalik lagi pada bab ini, mereka sudah dijelaskan akan bahayanya makhluk tersebut.
Sosok makhluk yang merupakan representasi dari kejahatan mutlak...
Ia hanya dapat dilawan oleh apa yang disebut sebagai kebajikan...
Namun, jika suatu kejahatan telah dimusnahkan... Apakah ia akan berakhir sampai disitu saja?
Tidak! Mereka akan kembali dengan kejahatan baru, seperti lahirnya manusia yang ada dibumi...
Seperti itulah Arraziel...
Ia akan tetap kembali, meskipun mereka, memusnahkannya...
Ketika Entity X (Create) berhasil membawa Arraziel keluar dari Loth'in, Arraziel pun berkata. "Hukum alam kesatu... Jika The Fallen telah sampai disuatu semesta, maka semesta tersebut akan hancur sebagai mana mestinya..."
"Omong kosong, bisakah kau lihat siapa yang ada dibelakangmu?" kata Entity X (Create) dengan nada remeh.
Ketika Arraziel menolehkan pandangannya kebelakang, ia melihat Karae menatapnya dari dekat...
Dengan cepat karae memegangi kepalanya dan membawanya kedalam dimensi yang jauh dari semesta tempat Sang Utusan berada...
Dimensi tersebut adalah Al-Batlan, ketika Arraziel dibawa kesana. Ia pun lanjut dihajar oleh milyaran dewa Al-Batlan yang berpihak kepada para entitas untuk menghalanginya menemui Sang Utusan.
Exynone dan Entity A (Reality) pun ikut serta menyaksikan pertarungan tersebut.
Di sisi lain, Sha yang masih berada di Loth'in, lebih tepatnya di Alteyer, merenungkan kejadian sebelumnya. Saat itu, Arraziel mengarahkan satu tangan ke arahnya, berniat melenyapkannya dalam sekali serang. Namun, Entity X (Create) muncul tepat waktu dan menghajar Arraziel.
Meskipun demikian, Arraziel masih sempat melancarkan serangan ke arah Sha, menghancurkan dimensi tersebut dan melemparnya dari Dar Az-zur hingga ke Alteyer sejauh 729,4 kilometer.
Walaupun Sha dapat merasakan sakit di sekujur tubuhnya, akan tetapi, ia berhasil menahan serangan tersebut. Yang menandakan bahwa tubuhnya telah sanggup untuk melawan Arraziel.
Sha menyempatkan diri untuk pulang sebentar. Pakaian yang biasa ia gunakan untuk berpetualang sudah rusak akibat pertarungannya melawan Zephyr.
Ketika telah sampai di negeri Agio Vouno. Ia pun disambut oleh teman-temannya yang menantikan kedatangannya.
"Sha... Apa kau terluka?" tanya Liel yang mengkhawatirkan kondisinya.
"Aku... Baik-baik saja." jawab Sha. Namun, ia merasa sedikit kejanggalan dari tubuhnya.
"Kerja bagus Sha... Kau telah berhasil mengalahkan Zephyr!" puji El-Yorah.
"Ya... Terima kasih." setelah menjawab pujian El-Yorah, Sha pun memasuki rumahnya untuk mengganti pakaiannya dengan kaos berwarna putih dan celana hitam panjang.
Sha menatap cermin, matanya terbelalak melihat perubahan yang terjadi pada tubuhnya. "Apa... Apa yang telah terjadi pada tubuhku?" ucap Sha sambil memandangi rambutnya, yang dulu berwarna merah merona, kini berubah menjadi hitam dengan sedikit warna merah di beberapa helai.
Ia mengangkat tangan ke wajah, menyadari bahwa tidak hanya warna rambutnya yang berubah. Matanya yang sebelumnya berwarna kuning hangat kini berubah menjadi merah menyala, seakan-akan memancarkan energi yang tak terbatas. Perubahan ini bukan hanya fisik, tetapi juga menandakan transformasi kekuatan dalam dirinya.
Tidak hanya itu, Sha juga merasa sakit yang tiba-tiba berdenyut di bagian tubuh yang terkena serangan Arraziel sebelumnya, sambil mengerang kesakitan, ia pun memegangi bagian yang sakit seperti tangan dan pinggangnya. Mencoba untuk menahannya.
Dengan kekuatannya, ia pun akhirnya menghilangkan rasa sakitnya tersebut. Namun, hal itu belum membuktikan bahwa ia, benar-benar telah pulih sepenuhnya.
Dengan perasaan yang sangat berat, ia pun keluar untuk menemui teman-temannya.
Bag 1 Pertarungan Terakhir
"Sha... Bangunlah... Duhh.... Lihatlah dirimu sayang... Kau terbangun kesiangan." kata dari seseorang yang sangat familiar.
Mungkin sosok itu adalah, orang yang sangat ia rindukan sebelum ia tinggal bersama pamannya.
Itu adalah suara ibunya ketika beliau masih hidup. Ia bekerja untuk dirinya sebagai penjaga toko disamping bar yang ada di negeri sebelah yaitu Barnicia.
"Apa kamu ingin ikut bersama ibu untuk pergi ke Barnicia nak?!" ucap Ibunya dengan penuh kasih sayang.
Sha yang dikala itu masih kecil pun senang mendengarnya. Ia pun segera bangun dan bersiap untuk berangkat ke Negeri sebelah. "Ayo nak, ibu sudah sedikit terlambat hari ini."
Setelah itu mereka pun berangkat menuju negeri Barnicia untuk mencari bekal mereka bertahan hidup...
Sesampainya di negeri tersebut, lebih tepatnya di toko samping bar itu. Ibunya Sha dimarahi habis-habisan oleh pemilik toko karena terlambat.
"Hei lihat! Siapa datang!" ejek pemilik toko.
"Maafkan ak-" ucap ibu Sha dengan rasa bersalah. Namun, permintaan maaf tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh pemilik toko.
"MINTA MAAF!?? Apa alasanmu karena anak kecil itu?! Atau apa lagi? Jika aku kehilangan barang dagangku apa kau masih bisa berkata seperti itu?!" kata pemilik toko dengan nada tinggi.
Orang-orang yang berada di kursi toko itu pun menertawakan perilaku ibunya yang suka terlambat karena terlalu protektif terhadap anaknya.
"Penyihir sial!" lanjut pemilik toko.
Mendengar perkataan dari pemilik toko, ibunya pun terdiam meratapi kesalahannya. "Ibu?" kata Sha kecil dengan polos. Ibunya pun mengelus Sha kecil dengan penuh kasih sayang.
"Hei nak, apa kau yakin ingin berada di dekat orang yang kau sebut ibu itu?! Dia bisa membakarmu kapan saja." ejek dari seorang pelanggan bejat yang duduk dikursi toko itu, sambil menoel Sha kecil.
Ibunya pun tidak tinggal diam setelah mendengar perkataan tersebut. Dengan sihir api di tangannya, ia berkata. "Kau boleh mengejekku, akan tetapi. Jangan sekali-kali kau menyentuh anakku." ujar ibu Sha dengan emosi yang membara.
Melihat murka dari seorang ibu dengan sihir apinya. Para pelanggan pun lari ketakutan melihat hal itu.
"Hei... Hei... Tenangkan dirimu oke?" Pemilik toko pun berusaha untuk menenangkan ibunya agar tidak memperburuk situasi.
Tepat disaat itu, Ayahnya yang sedang melakukan patroli bersama temannya di wilayah itu. Terkejut melihat kejadian itu.
"I-itu penyihir! Dia mencari gara-gara di toko kecil itu, Tangkap dia!!" Teriak temannya.
Namun, ayahnya lebih memilih untuk mengkhianati temannya dan berniat untuk menyelamatkan istri dan Sha yang disaat itu masih kecil.
Ayahnya pun membawa mereka berdua kembali ke Agio Vouno untuk bersembunyi, "Apa yang telah kau lakukan?!" tanya ayahnya kepada sang ibu dengan geram.
"Mereka mencoba untuk mempermainkan anak kita... Oleh karena itu aku tidak terima kelakuan para brengsek itu!" jawab sang ibu dengan tegas.
Menyaksikan gadis kecil mereka (Sha) yang melihat perkelahian itu. Ibunya pun meminta maaf.
"Tidak... Bukan begitu maksud ibu-" Tiba-tiba ucapannya pun terhenti dikarenakan mendengar suara gaduh yang ada diluar.
"Sembunyikan dia!!" kata ayahnya yang menyuruh ibunya untuk menyembunyikan Sha kecil.
Ketika ayahnya mengintip dibalik pintu rumahnya, ia pun terkejut karena melihat prajurit Agio Vouno bekerja sama dengan prajurit Barnicia untuk mencari mereka berdua.
Ditambah Sha melihat ibu dan ayahnya yang dibawa paksa oleh para prajurit, beruntungnya Sha berhasil ditemukan oleh para kelompok vampir putih yang diutus oleh pamannya sendiri.
Disaat ia sedang dibawa menuju pamannya, tanpa sengaja ia melihat mayat ayah dan ibunya dibakar oleh massa. Menghukum dengan alasan karena ibunya adalah sesosok penyihir dan ayahnya melindungi penyihir tersebut. Sha hanya bisa menangis melihat kedua orang tuanya dibantai tanpa ampun.
Menyadari akan hal itu, kelompok itu pun langsung menutup mata Sha agar tidak melihat tragedi mengerikan itu.
Didalam hati kecil Sha, ketika ia sedang ditutup mata, ia berkata. "Perasaan apa ini? Balas dendam? Untuk apa aku balas dendam...?"
"Apa yang akan kudapatkan ketika diriku telah membalaskan perbuatan mereka? Apakah aku akan puas dan mati setelah itu?" tambahnya.
"Tidak... Aku tidak akan melakukan perbuatan tercela itu... Balas dendam hanya akan membuat rantai kebencian yang tak berunjung..." Walau pun ia masih kecil, tampaknya pemikiran tentang hal itu telah membuktikan bahwa ia, layak menjadi seseorang yang dipilih oleh Veracity.
Kembali pada masa sekarang. Dengan tatapan kosong ia memandangi teman-temannya dan berkata.
"Maafkan aku teman-teman" setelah berkata seperti itu, Sha pun melayang terbang menuju luar angkasa. Berniat untuk pergi menemui Entity X (Create).
"Sha! Apa yang kau lakukan!? Hey Liel, bisakah kau meramal masa depannya?" teriak Lash kemudian meminta Liel untuk meramal apa yang akan dilakukan Sha kedepannya.
"Tidak... Aku tidak dapat meramalnya, ia seperti telah dimasuki oleh kekuatan yang sangat dahsyat bahkan takdir tak dapat mengetahui apa yang terjadi kedepannya." jawab Liel.
Lash pun bertukar pandang dengan El-Yorah. El-Yorah yang paham akan hal itu kemudian berkata. "Mungkin, sekarang adalah saat yang tepat baginya." katanya dengan singkat.
"Apa itu?" Liel pun bertanya.
El-Yorah menjelaskan. "Di Arena... sebelum diriku menghampirinya untuk bertarung dengannya. Aku melihat masa depan seolah ia sedang berhadapan dengan sesuatu yang tak dapat dilihat oleh takdir."
"Disaat itu, perawakan Sha mirip seperti yang sekarang ini. Memiliki rambut berwarna hitam dan matanya yang berwarna merah menyala. Ia berniat untuk membumi hanguskan dunia ini, agar ia dapat mengalahkan lawannya." lanjut El-Yorah.
"Membumi hanguskan? Seperti apa lawan yang akan dihadapi oleh Sha..." tanya Liel sambil memandangi langit membayangkan pertempuran dahsyat Sha bersama makhluk itu.
Disisi lain, di dalam Al-Batlan, seluruh dewa yang ada disana berhasil dihabisi dengan cepat menyisakan Exynone, Karae dan Entity A (Reality) yang ada disana.
Arraziel pun langsung menyerang mereka berdua. Tanpa pikir panjang, mereka berempat pun bertarung dengan sengit. Entity A (Reality) berhasil di kalahkan dengan cara membantingnya ke tanah kemudian dilempar menuju energi The Core yang menyebabkan Entity A (Reality) terjebak.
Melihat Entity A (Reality) berhasil dilumpuhkan, dengan cepat Karae mengeluarkan pedang cahayanya, dengan sekali tebas, Karae membuat energi The Core putus untuk sementara waktu yang membuat Al-Batlan tidak dapat memulihkan kehancuran yang disebabkan pertarungan tersebut.
Arraziel pun dapat menghindari serangannya dan memfokuskan serangannya kepada Exynone. Mengetahui bahwa dirinya sedang diincar, Exynone menciptakan dimensi hampa yang membawa Arraziel, Karae serta dirinya sendiri kedalam dimensi tersebut.
Dikarenakan telah memasuki ruang hampa, Exynone pun dapat menangkis seluruh serangan Arraziel dengan mudah dan mencabik-cabik tubuhnya dengan kekuatannya yang sangat luar biasa.
Dibantu oleh Karae dengan pedang cahayanya, Arraziel pun sedikit dibuat kewalahan. Melihat strategi pertarungan mereka Arraziel tertawa dengan kencang. "Hahahahahaha!! Coba lihat siapa yang akan menangis paling akhir!?" Meskipun pada dasarnya Exynone dan Karae tidak dapat merasakan emosi. Namun, mereka masih dapat merasakan kengerian dari kalimat dan suaranya yang bergemuruh itu.
Mereka pun sedikit lengah. Arraziel langsung melesat dengan kecepatan yang tak dapat lihat oleh mata, kekuatan tersebut berhasil menyebabkan kepala Exynone hancur.
Exynone melompat mundur dengan refleks luar biasa, berlindung di belakang Karae. Ia berniat memulihkan kepalanya yang hancur, namun pemulihan itu terhambat oleh kekuatan dahsyat Arraziel yang terus menggerogoti tubuhnya.
Melihat keadaan yang semakin memburuk, Karae memutuskan untuk tidak terlibat dalam pertarungan satu lawan satu dengan Arraziel. Meskipun kekuatan Karae sendiri sebenarnya melampaui Arraziel, ia lebih memilih untuk menghindari konfrontasi langsung. Hal itu dikarenakan Arraziel memiliki keunggulan yaitu akan lebih kuat jika bertarung satu lawan satu dengan lawannya.
Arraziel, dengan tatapan penuh kebencian, menyaksikan Karae melarikan diri. "Pengecut!!!" Tegas dirinya. "Kau tidak ingin diriku mendapatkan kekuatan lebih besar darimu Karae?"
Arraziel mengangkat tangannya, energi gelap berkumpul di sekelilingnya, siap untuk menghancurkan kehampaan tersebut. Dengan satu kali serang, kekuatannya memancar, memecahkan kehampaan dan menyebabkan Exynone lenyap untuk sementara waktu, tersebar dalam kehampaan yang hancur.
Setelah memastikan kehampaan itu hancur, Arraziel tanpa membuang waktu bergegas menuju alam semesta tempat Sang Utusan berada. Tubuhnya berpindah melalui celah dimensi, menembus realita.
Namun, belum juga sampai di alam semesta itu, Arraziel langsung disambut oleh Sha, Entity X (Create), Entity 03 (Failure) dan Entity 06 (Restore).
"Hanya berempat?! APAKAH DIRIKU SELEMAH ITU!!!?" Teriak Arraziel, suaranya sangat memekakkan telinga. Namun, sebelum itu, Entity X (Create) telah menyiapkan segala kemungkinan, sehingga kepala Sha tidak meledak karena gemuruh dari suaranya.
Meskipun sudah dilindungi, tampaknya telinga Sha masih berdarah tidak dapat menahan suaranya tersebut. Entity X (Create) pun langsung menghantam Arraziel memasuki dimensi Al-Batlan dan bertarung disana bersama Sha sang utusan yang ia cari.
Arraziel pun langsung bangkit dengan berkata. "Berniat melawanku dengan tiga entitas dan satu jelmaan Veracity?! HAHA! Apa kau bercanda Create?!"
Sha pun mengingat perkataan Entity X (Create) diluar Loth'in ketika ia baru saja keluar dari planet tersebut. Entity X (Create) "Tubuh makhluk hidup tidak akan mampu menyentuhnya, jika kau ingin bertarung dengannya. Maka usahakan jangan menyentuh badannya... Gunakanlah senjata atau kekuatan jarak jauhmu."
Perintah itu membuat Sha sadar bahwa cara terbaik untuk menghadapi Arraziel adalah dengan memanfaatkan kekuatan dan senjatanya dari jarak jauh. Mengingat pesan tersebut, Sha memutuskan untuk tidak mendekati Arraziel secara langsung, melainkan menggunakan keahliannya dalam mengendalikan kekuatan kosmik dan Veracity yang kini lebih kuat daripada sebelumnya.
Sha memfokuskan serangannya kepada Arraziel, mengumpulkan energi kosmik dan Veracity di sekelilingnya. Kekuatan tersebut memancarkan cahaya merah dan hitam yang bersinar terang, menciptakan gelombang energi yang kuat.
Sambil melawan rasa sakit dari pertarungan sebelumnya, Sha menyiapkan serangan jarak jauh dengan mengarahkan pedangnya yang kini memancarkan cahaya kosmik dan dibantu oleh Entity 06 (Restore) yang dapat membuat Sha menggunakan jurusnya berulang-ulang kali.
Entity 03 (Failure) pun membantu Sha dengan membuat pergerakan Arraziel menjadi sedikit terhambat. Memanfaatkan akan hal itu
Sha meluncurkan gelombang energi kosmik yang dikombinasikan dengan Veracity ke arah Arraziel, serangan itu bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, menghindari kontak fisik langsung dengan Arraziel. Serangan tersebut memiliki kekuatan yang dapat membunuh dewa Al-Batlan seperti Zephyr, dirancang untuk memukul mundur dan melemahkan Arraziel dari jarak aman.
Ketika Sha melihat pedangnya, dia baru menyadari bahwa pedangnya telah patah akibat benturan langsung dengan kekuatan Arraziel. Arraziel tertawa sinis, "Haha... Bodoh..." sambil mengangkat tangan kanannya yang memancarkan aura mematikan, siap untuk memberikan pukulan terakhir yang bisa menghancurkan Sha.
Saat Arraziel mengangkat tangannya untuk menyerang Sha, Entity 03 (Failure) dan Entity X (Create) melesat dengan kecepatan luar biasa, melancarkan serangan penuhnya yang tepat mengenai Arraziel. Serangan tersebut menciptakan kehancuran ruang, mengalihkan perhatian Arraziel dan memberikan waktu berharga bagi Sha untuk pulih.
"Meski diriku dapat memperhambat gerakannya, itu bukan berarti dia tidak dapat bergerak sepenuhnya, Sha... Dia masih dapat bergerak dengan lincah," kata Entity 03 (Failure), suaranya terdengar tegas dan penuh peringatan.
Sha memutuskan untuk membantunya dari jarak jauh bersama Entity 03 (Failure) dan Entity 06 (Restore) mendukung Entity X (Create) bertarung dari jarak dekat. Namun, ia juga harus tetap waspada, dikarenakan Arraziel dapat bergerak diluar perkiraannya.
Dari dalam ruang hampa, Exynone pun tiba-tiba bangkit kembali dari kehampaan. Sha yang melihat entitas tersebut merasa kebingungan, dikarenakan ia tidak pernah melihat wujudnya sebelumnya.
"Itu Zero dia telah mengganti namanya sebagai Exynone..." jelas Entity 06 (Restore).
Sha pun dapat mengingat tentangnya, ia pernah diberi tahu oleh Zalhaqah tentang dirinya yang terlibat pertarungan tiada akhir dalam dimensi Al-Batlan.
Exynone membawa Entity X (Create), Arraziel dan dirinya sendiri kedalam dimensi kehampaan.
Arraziel pun merasa kesal setelah mengetahui Exynone dapat bangkit dari kehampaan. "Ini penghinaan... AKU LELAH JIKA TERUS DIMASUKI KEDALAM DIMENSI BERDAYA LEMAH INI." teriakannya yang sangat keras mampu menghancurkan kehampaan milik Exynone.
Mereka semua pun keluar dari dimensi hampa tersebut. Tidak membutuh waktu lama bagi Arraziel untuk melenyapkan dimensi tak terbatas dengan kekuatannya.
Dari arah atas Entity A (Reality) pun turut membantu mereka, memerintahkan seluruh serpihan Al-Batlan untuk membantunya bertarung. Alam semesta, langit dan tanah Al-Batlan yang mereka pijak pun mematuhi perintahnya dan membantu Sha dan lainnya dalam pertarungan tersebut untuk melawan Arraziel.
Sha pun kagum melihat kekuatan para entitas yang mampu membuat makhluk mengerikan seperti Arraziel, berlutut karena tekanan yang diberikan oleh langit dan bintang.
Akan tetapi, Arraziel pun tersenyum. Ia menatap mereka seperti sedang menyiapkan sesuatu. "Hukum alam kedua... Perwujudan dari keburukan, memiliki kekuatan yang lebih besar dari kebaikan... Karena apa? Kebanyakan dari mereka... Kerap kali lalai kepada sang pencipta..." Seakan mendapat kekuatan lebih Arraziel pun terbebas dari seluruh serangan yang diberikan para entitas.
Langit yang ada di Al-Batlan itupun hancur, bintang-bintang meledak dan seluruh objek yang mematuhi perintah Entity A (Reality) hancur berkeping keping.
Arraziel merasa kesakitan. Namun, ia kesakitan bukan karena kekuatan dari para entitas, tetapi ia kesakitan karena kutukan akan kebencian terhadap makhluk hidup semakin merambat masuk merasuki tubuhnya.
Ketika ia menghadapkan pandangannya keatas, para entitas maupun Sha. Meyadari, bahwa sekarang... Mata Arraziel yang dulunya tajam dan penuh kekuatan, kini tertutup oleh lapisan gelap yang mengaburkan pandangannya. Apa yang dinamakan sebagai "Dendam" yang mendalam tampaknya menyelimuti dirinya, membuat matanya menjadi buta.
Ia pun menciptakan mata yang terletak didadanya bukan untuk melihat. Tetapi untuk merasakan hawa makhluk hidup. Melihat fenomena ini, Sha dan entitas lainnya merasakan kengerian yang mendalam, meskipun pada dasarnya para entitas tidak memiliki emosi seperti makhluk hidup.
"A-Apa kita sudah terlambat?" Tanya Sha dengan ketakutan yang berlebih melihat perubahan wujud Arraziel.
Entity 03 (Failure) yang berada didekatnya menenangkannya dan berkata. "Tidak perlu takut, makhluk itu sudah biasa melakukan hal mengerikan seperti itu di depan kami."
"Failure benar, ia telah berkali-kali mengubah wujudnya dari yang abstrak menjadi seperti ini." Tambah Entity 06 (restore).
"Ha-ha-ha..." tawa Arraziel yang telah berhasil mengantisipasi serangan Entity X (Create), Exynone dan Entity A (Reality).
"Apa apaan?! Bahkan mereka bertiga berhasil dikalahkan??" gumam Sha dengan nada kecil. Ia tampak sangat terkejut, karena tidak menyangka Arraziel dapat mengatasi ketiga entitas terkuat.
"Apa kalian mengira bahwa diriku mengincarnya?!" kata Arraziel sambil mengarahkan jari telunjuknya kearah Sha.
Sha dan yang lainnya pun terdiam.
"Kalian bodoh... Sangat naif... Dan lupa dengan tujuan awalku..." tambah Arraziel, kemudian ia melayang terbang pergi meninggalkan mereka.
"SIAL AKU TAHU MAKSUDNYA!!" teriak Entity X (Create) kemudian pergi mengejarnya.
Para Entitas pun mengikuti Entity X (Create), serempak mereka menyadari bahwa. Yang di incar Arraziel bukanlah Sha, melainkan...
ALAM SEMESTA TEMPAT SHA ITU SENDIRI....
Bag 2 ???
Di Agio Vouno. Suasana cerah menyelimuti pagi itu...
Tampaknya Liel, Lash, dan Timofey tidak menyadari kejadian buruk yang akan menimpa mereka selanjutnya.
Langit yang awalnya berwarna biru, tiba-tiba berubah menjadi berwarna hitam kemerahan. Hal itu berlaku bagi seluruh negeri
Tidak... Seluruh dunia menyaksikan kejadian tersebut...
Arraziel turun dari langit Loth'in dengan mengepakkan sayapnya, mendarat di tengah kota yang menyebabkan hancurnya kota tersebut.
El-Yorah pun mendatangi tempat dimana kehancuran itu berasal dengan berteleportasi, kemudian berkata. "Apa-apaan itu?! Aku merasakan daya hancur yang bahkan melebihi Amonte."
Arraziel pun menolehkan pandangannya keatas, sambil mengangkat tangannya keatas. Ia berkata, "Hukum alam ketiga... Yang lemah akan dihabisi dan yang kuat akan bertahan."
Dari langit Entity X (Create), Entity A (Reality) dan Exynone menghantam Arraziel dengan cukup keras membuat dirinya tenggelam dalam tanah. "Sesuai dengan perkataanmu, kami akan menghabisimu jika kau berani menghancurkan semesta ini!" ancam Entity X (Create) dengan serius.
Arraziel pun, langsung bangkit mengabaikan dirinya yang sedang ditahan ketiga entitas itu. "Aku belum menyelesaikan kalimatku... Tetapi sebelum diriku melanjutkan kalimatku, alangkah baiknya jika mereka mengubur diri mereka sendiri sebelum sesuatu yang besar terjadi." ucapnya sambil mengarahkan jarinya kepada para penduduk negeri Agio Vouno yang sedang terluka.
Sha dan para entitas yang baru saja tiba, terkejut melihat kondisi kota yang sudah rusak parah akibat kehadiran Arraziel. Dengan melihat langit yang telah runtuh dan energi gelap milik Arraziel yang terlalu mencolok, Sha langsung mengetahui posisi Arraziel berada.
Sesampainya di lokasi, Sha dan para entitas lainnya langsung terjun ke dalam pertempuran. Mereka tidak membuang waktu dan segera bergabung dengan ketiga entitas yang telah lebih dulu terlibat dalam usaha menahan Arraziel.
Sha dengan cepat memusatkan perhatian dan energinya. Ia merasakan kekuatan Veracity mengalir melalui tubuhnya, ia mengumpulkan energi tersebut di telapak tangannya menciptakan arus listrik berwarna merah disekitar tubuhnya. Kekuatan Veracity yang memancar dari tangannya membentuk sebuah bola energi dengan perpaduan warna merah dan hitam yang penuh dengan intensitas.
Dengan penuh konsentrasi, Sha menyalurkan kekuatan Veracity tersebut dan memusatkannya untuk menghasilkan serangan horizontal yang sangat kuat. Energi yang dikumpulkan di telapak tangannya diubah menjadi sebuah sinar lurus yang menembus udara dengan kecepatan tinggi, bergerak menuju Arraziel.
Dibantu oleh Entity 03 (Failure), Entity 02 (Erasure) dan Entity 01 (Destiny) yang bertugas untuk menghambat pergerakan Arraziel.
Entity 03 (Failure) dengan menggunakan kekuatan konsep kegagalan, Failure menciptakan hambatan yang membuat Arraziel sulit untuk bergerak dengan lancar.
Entity 03 (Erasure) dengan mengendalikan konsep penghapusan, Erasure memfokuskan energi untuk menghapus sebagian dari kekuatan Arraziel dan menghilangkan efek-efek yang memperkuatnya. Hal ini membuat pertahanan Arraziel semakin lemah dan meningkatkan dampak dari serangan yang diberikan.
Entity 01 (Destiny) Dengan konsep takdir, Destiny memanipulasi jalannya pertempuran untuk memastikan bahwa segala usaha mereka tidak sia-sia. Dengan kekuatan takdirnya, Destiny memanipulasi keadaan sehingga Arraziel terjebak dalam situasi yang semakin merugikan baginya.
Secara ajaib, kombinasi mereka berjalan dengan lancar. Sinar energi Veracity yang ditembakkan dari telapak tangan Sha menembus udara dengan presisi, mengarah langsung ke Arraziel.
Serangan Veracity yang diluncurkan Sha berhasil menekan Arraziel, membuatnya tertekan dan sulit untuk bergerak. Energi yang kuat dan berlawanan dari sifat Atrocity pun terus membombardir Arraziel, membuat sedikit goresan dari tubuhnya.
Sha, meskipun merasakan kesakitan dari usaha yang terus menerus untuk mempertahankan kekuatan Veracity, tidak menyerah. Kemampuan dari Entity 06 (Restore) dan Entity 07 (Forgotten) berperan penting dalam situasi ini.
Entity 06 (Restore) dengan kemampuannya untuk memulihkan dan memperbaiki kondisi, Restore membantu Sha untuk mengatasi efek samping dari menggunakan Veracity dalam jangka waktu yang lama. Restore membuat Sha dapat mempertahankan energi dan staminanya.
Sementara Entity 07 (Forgotten) ia memberikan dukungan dengan kemampuannya yang mampu membuat Sha dapat mengabaikan rasa sakit, pusing, dan gejala-gejala lainnya yang disebabkan efek samping dari penggunaan Veracity secara berlebihan. Memungkinan Sha untuk tetap fokus pada serangannya.
Melihat goresan kecil yang ada pada tubuh Arraziel, Entity 04 (Fortune) pun bertanya. "Apakah dia melemah ataukah kekuatan Sha yang telah melampaui batas normal dari pada dirinya?"
"Entahlah... Mari kita andalkan kekuatan Veracity miliknya." jawab Entity 05 (Unfortune).
"Kita tidak boleh terlalu cepat puas, Arraziel selalu bergerak diluar dugaan kita." tambah Entity X (Create) yang berada di sampingnya.
Ketika Arraziel mulai merasa tidak dapat mengimbangi tekanan yang diberikan oleh Veracity dan para entitas, ia memutuskan untuk menggunakan salah satu kemampuannya yang paling menakutkan. Dengan energi yang menggelegar, ia bersiap untuk mengeluarkan suara yang sangat bising, suara yang dikenal dapat menghancurkan alam semesta atau bahkan selebihnya.
"Sial! Ucapanmu benar..." kata Entity 05 (Unfortune) kemudian ia mengambil keputusan yang sangat beresiko bersama dengan Entity 04 (Fortune), rekan terdekatnya. Mereka berdua memutuskan untuk memasuki sinar merah yang memancar dari Veracity. Keputusan ini diambil untuk menahan Arraziel agar ia tak dapat membuka mulutnya. Akan tetapi kedua entitas tersebut lenyap dikarenakan Veracity Sha yang memiliki daya hancur yang tidak dapat dibayangkan.
Secara mengejutkan, kedua tangan dari Entity 03 (Failure) pun meledak dikarenakan suatu hal. "Huh?! Oh tidak ini buruk." Failure berniat untuk memulihkan tangannya secepat mungkin sebelum Arraziel menyadari hal tersebut.
Namun, Arraziel, dengan kemampuannya yang luar biasa, berhasil melesat dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata. Ia dengan cepat melumpuhkan Entity 03 (Failure), Entity 02 (Erasure), dan Entity 01 (Destiny), menyebabkan mereka tidak dapat lagi melawan atau memberikan dukungan. Serangan mendalam ini membuat Arraziel bebas dari hambatan yang sebelumnya mengurung gerakannya.
Dengan posisi yang kini bebas, Arraziel melayang di udara, meraih kecepatan yang lebih tinggi, dan langsung melesat menuju Sha. Merasakan bahaya yang semakin dekat, Entity 06 (Restore), Entity 07 (Forgotten) dan Entity X (Create) pun langsung menjadikan dirinya sebagai tameng untuk melindungi Sha.
Namun, Arraziel dengan ketangkasan yang luar biasa mengabaikan upaya perlindungan mereka. Ia berpindah haluan dengan mulus, menangkap Sha dengan kekuatan dan kecepatan yang tak tertandingi. Arraziel kemudian membawa Sha ke udara dengan kecepatan tinggi, meninggalkan para entitas yang berusaha untuk melindungi Sha dalam kekacauan dan kepanikan.
Di luar angkasa, sambil memegangi Sha yang sudah dalam keadaan lemah, Arraziel mengarahkan jari telunjuknya ke arah planet Loth'in, berniat untuk menghancurkan seluruh kehidupan di planet tersebut.
Namun, ketika jari telunjuk Arraziel baru saja terangkat lurus kearah alam semesta tersebut, tiba-tiba Karae muncul dari belakang. Dengan menggunakan pedang bercahaya yang bersinar terang, Karae menusuk Arraziel dengan kekuatan yang menggetarkan.
Serangan Karae sangat dahsyat, sehingga Arraziel terlempar dari orbit Loth'in dan menghantam atmosfer dengan kekuatan yang menghancurkan. Dampak dari serangan tersebut sangat besar, dan Arraziel akhirnya mendarat dengan keras di dekat para entitas, menyebabkan getaran hebat di sekelilingnya.
Sambil menurunkan Sha yang sebelumnya ia genggam dengan lembut, Karae langsung memanfaatkan kesempatan tersebut. Dengan pedangnya yang bercahaya, Karae menusukkan senjatanya ke tubuh Arraziel sekali lagi. Pedang bercahaya itu menembus kulit Arraziel, menambah luka dan menyakitinya lebih dalam.
Dengan Arraziel yang kini dalam keadaan tertahan dan rentan, Sha mendapatkan kesempatan untuk mengakhiri pertarungan tersebut. Berkat bantuan Karae dan dukungan dari para entitas lainnya, Sha dapat memusatkan kekuatan Veracitynya untuk memberikan serangan terakhir yang mematikan.
Dari arah yang sangat jauh, Liel, Lash, El-Yorah dan Timofey pun menyaksikan pertarungan tersebut. Diantara mereka semua, tak ada yang berani membuka mulut. Seolah tak percaya dapat menyaksikan pertarungan tak masuk akal seperti itu. Didalam pikiran mereka, mereka berkata. "Sha... bagaimana ia dapat bertahan dalam kondisi babak belur parah seperti itu."
Sementara itu, Sha, yang dengan susah payah melayang di udara, mengangkat tangannya dengan tekad yang tersisa. Arraziel, yang berhasil terbebas dari cengkraman Karae, melihat kesempatan untuk menyerang. Dengan kecepatan yang tak masuk akal, Arraziel bergerak cepat menuju Sha, berniat untuk menghantamnya dengan kekuatan yang mematikan.
Sha, dalam keadaan pasrah dan lemah, hanya bisa menatap Arraziel yang mendekat dengan penuh ancaman. Seiring dengan itu, keadaan di sekitar seolah melambat, memperlihatkan Karae yang bergerak maju untuk menyelamatkan Sha. Entitas lainnya juga bersiap untuk memberi perlindungan dengan kekuatan mereka dari jauh.
Saat Sha memejamkan matanya, karena pasrah, tiba-tiba Entity X (Create) muncul dengan kekuatan penuh. Dengan gerakan cepat dan presisi, Entity X (Create) menangkap Arraziel di udara dan menjatuhkannya ke tanah dengan keras. Karae segera bergegas untuk menahan Arraziel, memastikan bahwa ia tidak bisa lagi menyerang Sha atau melanjutkan tindakannya.
Dari teriakan para penduduk yang menyaksikan pertarungan dan dukungan dari teman-temannya yang berada jauh di sana, Sha kembali mendapatkan semangatnya. Meski masih merasakan sakit yang mendalam, dia mengumpulkan seluruh kekuatannya. Sha mengangkat tangannya dan mulai menciptakan sebuah bola Veracity yang memancarkan warna merah dengan perpaduan hitam dan kuning.
Energi bola itu dikelilingi oleh aura listrik yang berkilauan, berwarna merah dan hitam, menambah intensitas kekuatan yang dikandungnya. Bola Veracity ini tampak menyala dengan kekuatan yang menakjubkan, seakan menyerap semua energi di sekitarnya dan memfokuskan kekuatan itu menjadi satu titik.
El-Yorah, yang menyaksikan Sha mempersiapkan serangan terakhirnya, tiba-tiba teringat kembali pada visi masa depan yang pernah dilihatnya. Visi tersebut, yang sebelumnya hanya tampak sebagai gambaran samar dan membingungkan, kini terlihat jelas dan nyata. Kejadian yang ia saksikan saat ini persis sama dengan apa yang pernah dilihatnya dalam penglihatan itu.
"Maafkan aku, Sha... Sewaktu itu, aku pernah mengatai dirimu sebagai sang utusan palsu yang akan menghancurkan dunia ini. Sekarang, aku baru paham betapa bodohnya diriku. Aku telah salah menilai dan memperlakukanmu dengan kejam. Aku sangat menyesal atas semua yang telah kulakukan."
El-Yorah, dengan perasaan mendalam dan penuh penyesalan, mengungkapkan permohonan maafnya. Kata-katanya dipenuhi dengan kesadaran akan kesalahannya dan pengakuan terhadap kekuatan serta ketulusan Sha.
Bola energi yang diciptakan oleh Sha mulai menunjukkan kekuatan yang sangat besar. Energi berwarna merah, hitam, dan kuning yang diselimuti oleh kilatan listrik tersebut tampaknya mampu menghisap kekuatan milik Arraziel, Karae, serta para entitas lainnya yang ada di sekitar.
Meskipun bola energi itu menghisap kekuatan mereka, tidak ada satu pun di antara mereka yang mempermasalahkan hal tersebut. Mereka semua memahami bahwa pengorbanan mereka diperlukan untuk mengalahkan Arraziel dan menyelamatkan seluruh semesta dari ancaman makhluk tersebut.
Dalam perasaan yang sedang di injak-injak. Arraziel berkata dalam nada yang sangat keras, akan tetapi suaranya tampak sudah diredup oleh kekuatan Veracity. Ia berkata. "HUKUM ALAM YANG TERAKHIR!!! Keburukan akan terlahir kembali dengan wujud barunya dan akan memulai kehancuran yang lebih dahsyat dibanding saat ini!!"
"Sebelum kau dapat melakukannya... Aku akan mencabik-cabik dirimu terlebih dahulu dengan Veracity milikku, wahai tragedi yang menyedihkan..." Kemudian Sha menoleh kearah para entitas sambil tersenyum. "Biarkan kami memberikanmu pengetahuan, betapa pedihnya ketika seseorang merasa sedang dihina habis-habisan." tambahnya.
Dalam momen itu, kenangan masa lalu Sha muncul dengan jelas di benaknya. Ia melihat wajah orang tuanya yang penuh kasih sayang namun juga melawan rasa takut yang mendalam.
Ibunya berkata dengan lembut, "Sha, orang-orang yang ada di dunia ini sangat membenci apa yang dinamakan sebagai 'Penyihir'..."
Ayahnya menambahkan dengan serius, "Mungkin, di suatu saat kami akan diburu dan dibunuh oleh mereka... Jika hal itu benar-benar terjadi, relakanlah kepergian kami, dan mulailah dengan kehidupan baru."
"Namun, jika kau ingin membalaskan dendam... Maka lakukanlah dengan baik." lanjut ayahnya.
Dalam hati kecil Sha, ia berkata...
"Untuk apa balas dendam?"
"Apa yang akan kudapatkan ketika diriku telah membalaskan perbuatan mereka? Apakah aku akan puas dan mati setelah itu?"
"Tidak... Aku tidak akan melakukan perbuatan tercela itu... Balas dendam hanya akan membuat rantai kebencian yang tak berunjung..."
Ketika bola Veracity milik Sha mulai menunjukkan tanda-tanda akan meledak, situasi menjadi semakin kritis. Karae, yang menyadari betapa pentingnya untuk menghentikan kehampaan yang akan terjadi, segera mengambil tindakan. Karae menusukkan pedangnya ke jantung Arraziel, yang sudah dalam keadaan tak berdaya akibat kekuatannya yang terhisap oleh bola Veracity.
Ia mengepakkan sayapnya dan terbang ke luar angkasa, menjauh dari pusat ledakan yang akan terjadi. Kekuatan dari pedangnya yang menusuk Arraziel tidak hanya memperburuk kondisinya tetapi juga mempercepat proses penghabisan kekuatan yang tersisa di dalam tubuh Arraziel.
Karae, yang mengetahui betapa pentingnya untuk melindungi kosmos dan alam semesta, mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menjaga agar ledakan bola Veracity tidak menyebabkan kehampaan masal diseluruh semesta dan multi semesta.
Sha mengalami perubahan dramatis. kini, rambut miliknya sepenuhnya berubah menjadi hitam. Mata merahnya menyala lebih intens, menandakan bahwa dia sedang berada dalam fase akhir atau fase terkuat Veracity.
Fase ini adalah bentuk puncak dari kekuatan Veracity, menandakan bahwa Sha telah mencapai batas maksimal dari potensi kekuatan tersebut. Dengan perubahan ini, Sha menunjukkan kekuatan dan keberanian yang luar biasa dalam menghadapi tantangan terakhirnya.
"Jika pada saat itu... Mungkin aku akan menolak untuk melakukannya (balas dendam)."
"Namun, jika itu dirimu... Arraziel, aku akan melakukannya!" Kata Sha sambil tersenyum sinis dan meledakkan bola Veracity dengan kekuatan maksimal. Karena ucapan Sha yang bertolak belakang dari sifatnya Veracity. Hal itu dapat memicu ledakan yang lebih dahsyat.
Dari luar planet, Bola energi tersebut meledak sebesar Loth'in. Kemudian berkembang lagi menjadi sebesar tata surya, kemudian berkembang lagi menjadi sebesar galaksi, kemudian berkembang lagi menjadi sebesar alam semesta dan seterusnya.
Bagi siapapun yang terkena ledakan tersebut, akan hancur tanpa tersisa khususnya Arraziel yang tidak diberi perlindungan langsung oleh Karae. Ia menjadi lenyap tanpa sisa bersama dengan kehampaan.
Dengan upaya Karae yang mengerahkan kekuatan penuh, ia berhasil melindungi alam semesta dari kehancuran lebih lanjut. Kekuatan Karae mengantisipasi dampak dari ledakan sehingga struktur kosmos tidak mengalami kerusakan yang lebih parah.
Setelah ledakan, langit dari Loth'in yang awalnya hancur, kini kembali normal. Planet yang sebelumnya rusak parah kembali pulih, menyajikan pemandangan yang familiar bagi para penduduknya.
Makhluk hidup yang terlindungi oleh kekuatan Karae tampaknya masih hidup dan dalam kondisi baik. Mereka merayakan kemenangan atas ancaman besar yang telah dihadapi.
Entity X (Create) yang melihat hal itu secara spontan langsung berkata. "Ini hebat... Aku jadi tidak perlu kerepotan mereset alam semesta ini lagi." Entity X (Create) merasa lega.
"Omong-omong kenapa aku tidak merasakan kehadiran Sha sama sekali?" Setelah pertayaan tersebut yang terlintas dipikirannya, ekspresi Entity X (Create) pun berubah.
Bag 3 kematian Sha
Disaat ancaman yang dapat memusnahkan seluruh kehidupan telah lenyap, suasana di langit memperlihatkan pemandangan yang sangat indah. Warna biru dan ungu saling berpadu dalam spektrum yang menenangkan, mengiringi akhir dari kekacauan yang telah terjadi.
Setelah semua bahaya yang dihadapi dan kemenangan besar, Sha perlahan-lahan kehilangan adrenalin dan kekuatan yang sebelumnya mendorongnya. Kelelahan dan luka-luka dari pertarungan yang intens membuat tubuhnya menjadi sangat lemah.
Dengan rambut indahnya berwarna hitam Sha berlutut di tanah, merasa berat dan sekarat akibat dari pertarungan. Tubuhnya yang terluka membuatnya tidak mampu berdiri lagi, sehingga ia akhirnya terbaring di tanah.
Darahnya mengalir deras dari luka-luka yang menyerupai retakan di seluruh tubuhnya menunjukkan kerusakan yang mendalam dan serius, yang disebabkan oleh ledakan kekuatan Veracity dari dalam tubuhnya.
Setelah beberapa lama, akhirnya... Para entitas dan semua orang yang dikenalnya menemukan Sha dalam kondisi yang sangat kritis.
Pamannya memangku Sha dengan lembut untuk memberikan kenyamanan dan menenangkan, mencoba mengurangi rasa sakit yang dirasakannya. Kemudian pamannya memerintahkan para penduduk untuk mengambil balut agar dapat menghambat pendarahan.
Para penduduk segera mengambil balut dan perlengkapan medis untuk mengatasi pendarahan. Balut diletakkan dengan hati-hati di atas luka-luka retakan untuk menghambat aliran darah dan mencegah pendarahan lebih lanjut.
Timofey pun berteriak untuk menyelamatkan Sha. "Sha... kumohon bertahanlah." sambil menggunakan sihirnya, Sha hanya menatap kelangit dengan tatapan kosong.
Disaat itu pula Timofey merasakan sakit yang luar biasa menjalar ditangannya karena mencoba untuk memulihkan Sha.
Entity 06 (Restore) pun menepuk pundak Timofey, ia berniat untuk memulihkannya dengan kekuatannya sendiri. Akan tetapi, maupun itu kekuatan Timofey ataupun kekuatan Restore, tampaknya usaha mereka terlihat sia-sia.
Seakan ada kekuatan gelap yang mengalir ditubuh Sha, ia sudah tidak dapat dipulihkan, hanya menunggu waktu hingga tubuhnya kehilangan nyawa.
Ketika Sha mengedipkan matanya dan menoleh kearah Entity X (Create), entitas itu langsung berlutut. Sambil tersenyum, ia bertanya. "Apa yang ingin kau katakan Sha?"
"Di dalam kamarku... Di atas meja, ada selembar kertas dan pena..." Sha mengucapkan kalimatnya dengan susah payah. "Ambillah kertas itu dan bacalah.."
Pamannya pun mengisyaratkan Entity X (Create) untuk memangku Sha, sementara dirinya berlari untuk mengambil kertas tersebut dirumahnya.
"Sha... Aku sebenarnya berbohong... Aku masih dapat menghidupkanmu tanpa batas waktu, bertahanlah." Tetapi ketika Entity X (Create) menyadari bahwa energi gelap yang ada pada tubuh Sha menghalanginya, ia pun sadar jika sewaktu itu Arraziel sempat menyentuh tubuhnya sehingga memungkinkannya untuk tak dapat pulih kembali.
Entity X (Create) yang merasa kehilangan pun bergumam. "Tidak... Tidak mungkin."
"Kau tahu? Aku, telah mencurangi takdirku sendiri sebelumnya... Maka dari itu, biarkanlah aku beristirahat dengan, tenang..." jelas Sha dengan susah payah.
"Maafkan aku... Aku tidak bermaksud untuk mengatakan kata itu (Balas dendam)." Lanjutnya.
"Tidak Sha... Jangan meminta maaf." balas entitas itu dengan suara kecilnya.
"Aku tidak layak untuk mendapatkan Veracity... Jika masih memiliki sifat itu."
"Itu tidak benar..." gumam Entity X (Create).
"Ketika diriku telah tiada, berusahalah untuk tidak meniruku..."
"Janganlah dendam..."
"Untuk apa balas dendam...?"
"Apakah dirimu akan puas setelah melakukannya. Kemudian mati?"
"Balas dendam... Hanya akan membuat rantai kebencian yang tak berujung..."
Setelah itu, Sha pun menghembuskan nafas terakhirnya...
Sha berusaha memberikan pesan terakhirnya sambil menunjukkan sikap yang penuh pengertian dan ketulusan. Ia mencoba untuk membuat kedamaian dan mengakhiri kisahnya dengan cara yang sebaik mungkin.
Keterbatasan emosional ini membuat Entity X (Create) merasa tidak berdaya, meskipun secara fisik kuat, ia tidak dapat mengangkat tubuh Sha yang sudah tak bernyawa.
Meskipun memiliki daya tahan yang luar biasa, ia tak mampu menahan kesedihan yang mendalam.
Liel, Lash, El-Yorah, Timofey, dan yang lainnya, merasa sedih. Mereka akan berusaha memberikan penghormatan terakhir dengan penuh rasa hormat dan cinta.
Sesampainya Paman Ibra kesana ia membawa sepucuk surat dari Sha. Namun, surat itu segera diambil oleh Exynone. "biar aku saja yang membacanya." ucap Exynone.
Meskipun isi dari surat itu sangat biasa, tetapi Exynone mengetahuinya bahwa surat itu telah tertulis dari beberapa tahun lalu dan masih terjaga hingga sekarang. Exynone mengetahuinya bahwa Sha, sengaja menaruh kertas tersebut diatas mejanya, yang menandakan bahwa surat itu sangatlah penting.
Isi dari surat itu bertuliskan...
Ini mungkin tugas yang sulit untuk dilakukan seorang manusia biasa...
Dimasa kecil, aku tidak memiliki kekuatan yang sangat mencolok. Kecuali sihir yang diwarisi oleh ibuku, yaitu sihir api.
Akan tetapi, disuatu hari... Tiba-tiba ada sekelompok entitas yang memberiku wahyu bahwa diriku adalah seorang utusan.
Pertama-tama, aku ingin berterima kasih kepada semua yang telah mendukungku. Tanpa kalian, aku tidak akan bisa mencapai tempat ini. Pamanku, kau adalah sosok yang telah membimbingku dan memberi aku kekuatan untuk terus maju.
Karena ukuran kertas ini kecil. Langsung ke intinya saja, guruku itu sangat hebat, memiliki kekuatan yang sangat tak terbayangkan. Namun, guru-guru itu tidak memiliki nama karena tidak dapat menentukan namanya sendiri.
Oleh karena itu, sebagai rasa terima kasih aku akan memberi mereka nama... Semoga kalian suka dengan nama yang kuberikan.
Mulai dari yang pertama dan yang paling kusukai adalah...
1. Create : Xabell Criada.
2. Zero : #### Ia telah memiliki nama sebagai Exynone.
3. Reality : Ailee Hazel.
4. Fortune : Novia.
5. Unfortune : Eiron.
6. Forgotten : Ayne Feline.
7. Restore : Rhenar Balts.
8. Failure : Hanno Fillmore.
9. Erasure : Evan'tru.
10. Destiny : Damian.
Sebenarnya surat ini ingin kuberikan sebelum aku pergi melawan raja vampir itu. Akan tetapi, mereka telah pergi setelah diriku diberi kekuatan Gravastar Veracity.
Kuharap suatu saat mereka akan membaca surat ini. Sekian terima kasih...
~Sha
Entity X (Create) yang mendengar isi dari surat tersebut pun menangis. "Aku... Menangis?"
Ruang dan waktu disekitar menandakan kerusakan seperti glitch, Entity A (Reality) bergumam. "Create... Dia melanggar hukum alam." jika sesosok entitas memiliki emosi, maka itu termasuk kerusakan alam semesta
Kerusakan seperti glitch menunjukkan bahwa keseimbangan dan stabilitas ruang dan waktu terganggu. Ini mungkin menciptakan distorsi, perubahan mendalam dalam struktur kosmik, atau efek yang tidak terduga pada realitas.
Melihat kondisi sekitar, Pamannya pun menepuk pundak Entity X (Create). "Xabell, dia adalah anak dari saudaraku. Meskipun sulit untuk menerima kenyataan bahwa dia akan berakhir seperti ini. Terima saja kenyataannya, bukankah kematian seorang utusan itu termasuk takdir dari semesta?"
"Baiklah aku akan menerimanya..." Jawab Entity X (Create) atau sekarang yang dipanggil sebagai Xabell.
Tamat.....?????
~Author : Destha Wibawa Putra
~Author : Destha Wibawa Putra
0 komentar:
Posting Komentar