CHAPTER 10
Pengkhianat
Suatu muncul secara tiba-tiba, tanpa sengaja...
Suatu pemikiran yang mengarahkan kita pada diri sendiri atau orang disekitar kita...
Bayangkan saja, jika kita memiliki sepuluh teman, apakah mereka semua adalah orang yang dapat kita percayai...?
Tentu itu adalah hal yang sangat jelas untuk menjadi sebuah pertanyaan dalam hati masing-masing...
Di alam semesta yang luas ini... Tidak semua diantara mereka yang benar-benar tulus mencintai kita, menyayangi kita dan setia kepada kita...
mereka mencoba menjadi serigala berbulu domba yang mencoba baik dari depan. Namun, menyimpan dendam dari belakang...
Mereka adalah... SANG PENGKHIANAT!!!
Dalam suasana yang masih terasa hampa, El-Yorah menatap kearah langit. Mengharapkan suatu keajaiban datang kepadanya.
Dalam hati kecilnya ia ingin bertanya kepada kedua orang yang telah membantunya, yaitu para entitas. "Siapa mereka? Apakah aku pernah bertemu dengan mereka sebelumnya? Mengapa kekuatan mereka seakan terasa sangat familiar?"
Dengan kekuatannya, ia mencoba mencari informasi yang ada dipikirannya. Menggali setiap sel-sel otak untuk mengetahui kedua sosok entitas dengan kekuatan yang dirasa sangat familiar.
Namun, seakan telah sepenuhnya terhapus. Ia tidak akan pernah mengingatnya, sampai kapan pun.
Disisi lain. Entity X (Create) yang sedang menunggu kedua muridnya kembali. Ia menyempatkan dirinya untuk menghidupkan Sha yang masih terbaring tak bernyawa, dengan sebilah pedang rusak yang masih tertancap di tubuhnya.
Ketika Sha terbangun dalam keadaan tubuh yang telah sepenuhnya pulih, ia melihat Entity X (Create) sedang duduk disampingnya. Karena Sha telah terbangun entitas itu pun mencabut pedang yang masih menancap pada tubuh Sha yang membuat Sha segera tersadar karena rasa sakit yang dihasilkan.
Sha pun mengerang kesakitan. Setelah itu Entity X (Create) berkata. "Satu..." Kata Entity X (Create) sambil mengisyaratkan jari telunjuknya yang memperlihatkan angka satu.
"Jadi aku hanya memiliki satu kesempatan hidup lagi? Kemudian jika nol, kau tidak akan menghidupkanku?" Tanya Sha yang telah sepenuhnya sadar dikarenakan rasa sakit yang dialami sebelumnya.
Entity X (Create) mengangguk-angguk kepala yang menandakan jawaban "ya." Setelah itu, Sha menyadari akan rambut miliknya yang setengahnya telah berwarna hitam. Ia pun bertanya kepada Entity X (Create) sambil memegangi rambutnya. "Apakah ini menandakan jumlah kematianku?"
"Tidak, itu adalah potensi dari Veracity yang akan meningkat setelah mengalami kematian." jawab Entity X (Create).
"Veracity?" gumam Sha, kemudian tanpa sengaja melihat tubuh Timofey yang hancur hanya menyisakan tangannya saja.
Sha pun terkejut kemudian meratapi tangan tersebut, "D-DIA!!? Bisakah kau menghidupkannya? Ku mohon." Kata Sha sambil menangis melihat jasad temannya yang hanya menyisakan tangan.
Akan tetapi, Entity X (Create) justru hanya mengalihkan pembicaraan. "Kau telah cukup kuat untuk bertahan dari serangan itu. Kalau kau ingin tahu... Kekuatan itu dapat menghancurkan satu semesta, jika dia berada di dunia nyata. Bahkan lebih."
"Tidak, aku tidak menanyakan hal itu. Aku hanya ingin dia hidup." Kata Sha dengan nada lantang.
Disaat Sha sedang bersedih. Tiba-tiba datanglah kedua entitas itu yang telah selesai memberesi tugasnya. "Sha, berdiri dulu sebentar. Bukankah kau merindukan mereka?" ujar Entity X (Create) yang berusaha menghiburnya.
Akan tetapi, Sha tidak menghiraukan perkataan dari Entity X (Create). Oleh karena itu, Entity X (Create) pun menjambak rambut Sha yang membuatnya dapat melihat Entity 02 (Erasure) dan Entity 03 (Failure).
"Erasure? Failure?? Apa yang kalian lakukan disini?" Sha terkejut melihat mereka berdua. Ia pun bertanya demikian.
"Kami berdua dipaksa untuk ikut melakukan misi ketika sedang bermain kartu di 0-Layer." Jawab Entity 02 (Erasure). "AH! itu tidak penting. Ayo kita kembali ke Agio Vouno untuk melakukan persiapan berlatih!" lanjut Entity 03 (Failure).
Akan tetapi, tiba-tiba El-Yorah menghampiri mereka dengan tatapan kosong. Namun, ketika ia melihat Sha masih hidup, ia pun terkejut. Seakan tak percaya dengan hal itu. Ia menyipitkan menggosokkan matanya untuk memastikan apa yang ia lihat adalah kebenaran.
"Kau... Pria berambut hijau? kau terlihat sangat familiar! Pernahkah kita bertemu?" Tanya El-Yorah dengan rasa campur aduk.
Mendengar pertanyaan tersebut Entity X (Create) pun pergi untuk sementara waktu. Kemudian kembali lagi sambil membawa Entity 07 (Forgotten) dengan cara diangkut seperti kucing.
Melihat kelakuan Entity X (Create). Mereka semua pun hanya bisa terdiam.
Entity X (Create) menyuruh Entity 07 (Forgotten) untuk mengembalikan ingatan El-Yorah. "Bisakah kau mengembalikan ingatan raja vampir itu?"
"Ingatan yang mana? Aku telah lupa." gurau Entity 07 (Forgotten) dengan nada polos.
Entity X (Create) pun menatapnya dengan tatapan serius. "Ya ya ya!! Baiklah akanku kembalikan ingatannya!" kata Entity 07 (Forgotten).
Entity 07 (Forgotten) pun menatap El-Yorah yang membuatnya dapat mengingat para entitas tersebut. "Huh?!" Kalimat ini membuktikan bahwa El-Yorah telah mengingat sepenuhnya tentang mereka.
Bag 1 Pulang
Setelah kejadian panjang yang terjadi di Hanakoku...
Setelah sekian lama, Sha akhirnya dapat pulang ke negerinya sendiri yaitu Agio Vouno.
Dengan perasaan yang campur aduk, ia sangat rindu terhadap pamannya yang selama ini telah merawatnya.
Sesampainya dirumah Sha melihat pamannya yang sedang menjemur pakaian.
Setelah paman Ibra melihatnya, ia pun langsung tersenyum. Kemudian Sha menghampirinya untuk memeluk pamanya dengan rasa penuh kerinduan.
Melihat para entitas yang ada dibelakangnya. Paman Ibra pun berterimakasih kepada mereka yang telah menjaga dan mengajari Sha dengan baik.
Mendengar hal itu, keempat entitas tersebut hanya tersenyum kepada paman Ibra.
"Apa kau mengecat rambutmu sendiri nak? Wah itu sangat cocok untukmu." tanya paman Ibra setelah melihat rambut Sha yang setengahnya adalah berwarna hitam.
"Ah! I-Iya. Aku mengecatnya!" jawab Sha dengan terbata-bata.
Ke esokan harinya, Sha mulai melakukan latihan bersama para entitas di Alteyer. Tidak lupa, disana juga ada Entity 06 (Restore), Entity 04 (Fortune), Entity 05 (UnFortune) dan yang terakhir adalah Entity 01 (Destiny).
Di gunung yang tinggi dan luas, yang sangat jauh dari pemukiman, Entity X (Create) kemudian berkata. "Nah Sha... Sekarang, katakanlah jika kau sudah siap."
"Si-Siap untuk apa?!" Tanya Sha.
Entity X (Create) memukul Sha dengan kekuatan yang telah di atur kepada satu titik agar tidak menyebabkan dampak yang sangat lebar. Namun, pukulan tersebut membuat gunung dibelakangnya hancur menjadi kehampaan.
Akan tetapi Sha, tidaklah terhempas seperti dulu lagi. Ia tetap berada di posisinya berdiri sambil menahan rasa sakit yang luar biasa menjalar di seluruh tubuhnya. Ia tidak sempat menangkis serangan tersebut yang menyebabkannya harus menahan pukulan tersebut dengan perutnya secara langsung.
"Huh? Mengapa masih seperti ini sih? Bukankah aku telah mengatur kekuatanku untuk tidak menghasilkan dampak yang lebih buruk..." kata Entity X (Create) memandangi kehancuran gunung tersebut.
Melihat Sha yang berlutut kesakitan. Entity X (Create) memujinya. "Hei nak, kau sudah berkembang dengan sangat baik. Kau bahkan tidak bergerak satu inci pun di tempatmu berdiri." ucap Entity X (Create) dengan bangga.
"O-omong kosong, Akhhhkkrgh.... Kurasa... Aku. Akan... mati! Seben-tar lagi!" balas Sha sambil meraung kesakitan.
Melihat energi merah yang keluar dari tubuh Sha. Entity 01 (Destiny) bergumam dalam hati, "Dia... memiliki seluruh kekuatan yang ada di alam semesta ini? Akan tetapi dia tidak menyadarinya saja." Kalimat tersebut yang memungkikan seluruh entitas juga berpikir seperti itu.
Setelah dipulihkan, Sha pun mencoba berbagai kekuatan yang ia miliki. Mulai dari kekuatan milik El-Yorah, Amonte, Abigael dan kekuatan para lawannya sebelumnya.
Setelah mempraktekkan seluruh kekuatannya, ia pun duduk disamping Entity X (Create) yang sedang melihat para murid sesama entitasnya mengobrol.
Tak ingin terlihat malu dan membuang-buang waktu. Ia pun segera bertanya kepada Entity X (Create). "Sebelumnya kau pernah menyinggung soal 'Veracity', sebenarnya apa itu Veracity?" Tanya Sha kepada Entity X (Create).
"Veracity atau yang biasa kau sebut sebagai 'Gravastar' memiliki lawannya yaitu Atrocity, kedua objek ini memiliki konsep yang sama dengan kebaikan dan kejahatan. Veracity yang mewakili kebaikan dan Atrocity adalah sebaliknya." jelas Entity X (Create).
"Namun, jika kau ingin menamai kekuatanmu sendiri sebagai 'Gravastar' itu terserah pada dirimu sendiri. Kekuatan itu telah berpihak kepadamu." lanjut Entity X (Create).
Sha pun tersenyum setelah mendengarkan perkataan Entity X (Create). Kemudian ia kembali bertanya. "Apakah ada pengguna Veracity atau Atrocity didunia ini selain diriku?"
"Tidak..., diseluruh alam semesta. Veracity dan Atrocity, sangat jarang sekali menyentuh makhluk hidup, hal itu dikarenakan para makhluk hidup itu sangatlah jarang memiliki satu sifat. Mereka cenderung memiliki kedua sifat yaitu kebaikan dan juga keburukan, maka ia akan ditolak mentah-mentah oleh kedua kekuatan itu." jawab Entity X (Create).
"Akan tetapi, walaupun Veracity terlihat lebih kuat daripada Atrocity, tampaknya para pengguna Atrocity itu lebih banyak daripada Veracity itu sendiri. Contohnya saja iblis... Mereka hanya tersentuh oleh Atrocity dan tak pernah dilirik oleh Veracity. Sementara itu, manusia yang memiliki kedua sifat yakni kebaikan dan juga keburukan, hal itu yang membuat mereka dapat dilirik oleh Veracity maupun Atrocity. Hal itulah yang membuat Atrocity lebih banyak penggunanya dibanding Veracity," lanjut Entity X (Create) dengan penjelasan yang lebih detail.
Sha merenungkan penjelasan tersebut, mencoba memahami kedalaman dan implikasi dari kekuatan yang ada di dalam dirinya. "Jadi, aku adalah salah satu yang langka," gumamnya.
Setelah selesai latihan mereka pun pulang kembali ke Agio Vouno. Namun, dipertengahan jalan, Sha kembali teringat akan perkataan El-Yorah saat masih berada di Hanakoku, sebelum para entitas mengantar dirinya pulang ke Agio Vouno.
El-Yorah mengatakan kepada Sha bahwa Abigael berpesan seperti ia sedang melakukan balas dendam kepada Zalhaqah atau lebih dikenal oleh Sha sebagai Zephyr.
Meskipun ada sedikit keraguan dalam hati Sha. Akan tetapi, ia tidak dapat mengabaikan pesan tersebut dan membiarkan Zalhaqah atau Zephyr berada di negeri Feyorian Empire.
Sesampainya di Agio Vouno, Sha langsung segera berkemas untuk pergi menemui El-Yorah yang berada di negeri seberang bernama Kingdom Of Barnicia.
Sebelum pergi, Entity X (Create) memberikan sebuah kejutan kepada Sha. Entity X (Create) membawa Timofey yang telah dihidupkannya untuk menjadi rekan perjalanan Sha.
Melihat hal itu, Sha sangat senang ketika melihat Timofey kembali hidup. Akan tetapi, sebagai bayarannya Sha telah kehabisan kesempatan untuk hidup.
Kini, jika Sha mati dalam petualangannya lagi. Maka Entity X (Create) tidak akan menghidupkannya lagi, apapun alasannya.
Namun, Sha terlihat tidak mengkhawatirkan akan hal itu sama sekali, ia lebih senang ketika melihat salah satu temannya kembali hidup.
Sha pun berterima kasih kepada Entity X (Create) kemudian ia berjanji bahwa ia tidak akan melakukan kesalahan pada perjalanan kali ini.
"Apa kau akan kembali setelah mengalahkannya?" pertanyaan dari Entity X (Create) membuat Sha semakin yakin jika Zephyr adalah seorang pengkhianat. "Ya! Aku berjanji akan kembali dengan selamat." ucap Sha dengan penuh semangat.
Setelah berkata seperti itu Sha pun pergi bersama Timofey untuk menemui El-Yorah di negeri seberang meninggalkan para entitas di negeri Agio Vouno.
Melihat Sha dan Timofey sedang pergi, Entity X (Create) mengisyaratkan kepada seluruh entitas untuk terbang ke atas. Seluruh entitas yang ada disana kemudian terbang menuju langit. Para entitas itu menghadang Arraziel dari luar galaksi yang hendak masuk untuk menemui Sang Utusan.
Setelah berada di luar galaksi seluruh entitas itu, terlibat pertarungan dengan Arraziel. Mereka semua pun mengerahkan seluruh kekuatan mereka untuk mengikat tangan dan kaki Arraziel.
Dari arah kejauhan datanglah kedua entitas yang sangat familiar, kombinasi dari serangan Exynone dan Entity A (Reality) menembus suatu dimensi yang sangat jauh dari alam semesta tempat mereka berada. Hal itu akan sedikit mengulur waktu untuk Arraziel agar tidak sampai mendatangi Sha.
Arraziel menyeringai. "Menyedihkan sangat menyedihkan!!" kemudian ia pun menggengam kepala Entity A (Reality) hendak untuk melenyapkannya. Akan tetapi, serangan tersebut digagalkan oleh serangan Exynone yang setara dengan konsep ketiadaan.
Arraziel yang geram langsung meledakkan dimensi tersebut menjadi beberapa sisa-sisa pecahan. Hal itu membuat sebuah dimensi kehancuran baru yang bernama "Remnant Of Cruelty"
Setelah melakukan itu, Arraziel menyeret Entity A (Reality) dan juga Exynone membawanya keluar dari dimensi tersebut. Namun, diluar dimensi ia telah ditunggu oleh seluruh entitas yang telah menyiapkan jebakan untuknya.
Serangan Arraziel agak sedikit terhambat dikarenakan terganggu oleh sistem kekuatan dari ketiga entitas yaitu Restore, Failure dan juga Unfortune.
Kemudian Entity 04 (Fortune) melemparkan nimbusnya kepada Arraziel yang membuat tubuhnya terjepit. Kemudian ia memindahkan Arraziel ke dimensi yang dekat dengan Abyss.
Disana. Entity X (Create), Entity A (Reality) juga Exynone. Mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengikat tangan dan kakinya Arraziel agar ia tak dapat bergerak sedikit pun.
Tiba-tiba dari kejauhan muncullah Karae dengan pedang bercahayanya menembus Atrocity dengan kekuatan penuh, menusuk tubuh Arraziel yang membuatnya terdorong hampir memasuki segel dimensi khusus untuk dirinya yaitu "Seal of Arraziel".
Namun, karena Karae mendorongnya terlalu jauh dari para entitas yang membuatnya harus melawan satu versus satu. Arraziel pun mendapatkan kekuatan lebih untuk melawan Karae.
Meski kekuatan Arraziel tak dapat menyentuh Karae. Akan tetapi ia tetap bisa menghajarnya dengan menggunakan tangannya.
Setelah memasuki Arraziel kedalam dimensi The Limbo, Exynone muncul dari kegelapan dan memerintahkan seluruh kehampaan yang membuat dirinya tak dapat bergerak dan menariknya kepada dimensi Seal of Arraziel yang berada tak jauh dibawah Limbo.
Disaat detik terakhir, Arraziel berhasil menghancurkan kehampaan milik Exynone yang membuat dimensi Limbo mengalami kehancuran terbesar. Ia pun terbebas dari jebakan tersebut.
Akan tetapi, ketika ia telah keluar dari dimensi The Limbo, Entity X (Create) dan Entity 03 (Failure) telah menunggunya dari atas. Entity 03 (Failure) menebaskan pedangnya kepada Arraziel yang menyebabkannya tak dapat melakukan pergerakan semalam tiga detik yang kemudian ditarik paksa oleh Entity X (Create) untuk memasuki Eldritch.
Di dalam Eldritch, tubuhnya terjebak dalam tanah Eldritch yang lengket dan juga keras. Entity B (Fear) pun memerintahkan para monster yang ada disana termasuk monster favoritnya yaitu Leavanor atau yang biasa dipanggil The Defeater untuk pergi mengeroyok Arraziel.
Akan tetapi, Arraziel mengalahkan mereka semua dengan cara yang paling singkat. Tak menyerah Entity B (Fear) pun memerintahkan monster terkuatnya yaitu Kathreftis atau lebih dikenal sebagai Yourself mirror oleh para dewa Al-Batlan.
Sebelum Kathreftis sempat mengaktifkan kekuatannya, Arraziel lebih dulu melesat dengan cepat kemudian memecahkan kepalanya dan lanjut untuk pergi menuju tempat utusan (Sha) itu berada.
Tepat ketika berada diluar Entity 01 (Destiny), Entity 07 (Forgotten) dan Entity A (Reality) sedang menunggunya diluar Eldritch. Entity 01 (Destiny) pun langsung mengatur konsep takdir agar Arraziel dapat dikalahkan dengan mudah. Akan tetapi, Arraziel yang telah memiliki takdir yang mutlak yang hanya diatur oleh dirinya sendiri, hal itu menyebabkan kekuatan Entity 01 (Destiny) tidak berefek apapun.
Sebagai gantinya Entity A (Reality) memberi perintah kepada semesta. "TON 618, Phoenix A, IC 1101, Milky way,..." seluruh lubang hitam, matahari, galaksi dan alam semesta menuruti perintahnya untuk membantunya menghambat pergerakan Arraziel.
Disisi lain, Sha yang telah membawa seluruh rekannya pun bersiap untuk bertarung melawan Zephyr sang penghianat. Akan tetapi, ketika mereka baru saja keluar dari negeri Agio Vouno. Sha tiba-tiba diculik oleh Zephyr menuju dimensinya sendiri.
Melihat pemandangan disekitar tiba-tiba berubah, Sha berfikir bahwa Zephyr telah memasukinya kedalam dimensinya sendiri yang berbentuk seperti padang pasir. "Aku benci ini, perlihatkan dirimu Zephyr!" ucap Sha dengan emosi.
Dari arah pegunungan padang pasir yang menjulang tinggi, muncullah siluet besar yang berbentuk seperti kucing. "Abigael sialan itu! Dia membongkar identitasku!! Tidak akan kumaafkan dia!" ucap Zephyr (Zalhaqah) dengan amarah yang meledak ledak.
Sha pun menatapnya kucing besar dengan perasaan campur aduk. "Mengapa kau menatapku seolah aku ini temanmu? Apakah kau mau ketika diriku memperlihatkan negeri Feyorian Empire yang telah hancur karena ulahku?" Tanya Zephyr sambil tersenyum lebar dengan wujud kucingnya.
"Hahahahaha!!! Aku berterima kasih kepadamu karena telah membawaku kepada orang lemah yang percaya kepada dewanya begitu saja." Lanjut Zephyr.
"Brengsek kau..." ucap Sha dengan kesal. Namun, dengan nada kecil.
Bag 2 Partner Terbaik
Setelah sekian lama Ia mengikuti kemana pun Sang Utusan itu pergi.
Sang utusan tidak merasakan niat jahatnya sama sekali, ia mempercayai dewa itu seakan ia adalah partner yang sangat setia dan dapat dipercaya.
Akan tetapi, setelah melawan salah satu musuh yang memiliki hubungan dengannya... Kini Sang Utusan itu pun mengerti.
Sesuai dengan ucapan dari sesosok makhluk yang telah lama menjaganya, "Bahwa Atrocity memiliki jumlah yang lebih banyak daripada Veracity. Menandakan bahwa dunia yang ia tinggali ini tidak sepenuhnya dapat dipercaya."
Karena...
Diantara mereka, ada salah satunya yang berkhianat!
Merasa lelah dengan apa yang terjadi padanya, semangat Sha pun hilang. Ia menjatuhkan pedangnya di hadapan dewa itu, tatapannya kosong, seolah melihat kembali masa lalunya.
Ia pun memandangi dewa itu dengan senyuman, seolah berharap Zephyr dapat mengingat kenangan indah ketika mereka sedang bersama.
Melihat Sha yang tersenyum, dengan kesal ia pun mengerahkan seluruh serangannya yang membuat gunung dan langit di dimensi tersebut terbelah.
Dengan cakarnya yang tajam ia mengajar Sha habis-habisan membantingnya ketanah. Kemudian mengeluarkan sinar yang sangat mematikan yang dapat meretakkan dimensi buatannya.
Seolah sedang menirukan Entity X (Create), Sha masih diam saja menerima seluruh serangan yang diarahkan kepadanya. Didalam pikirannya yang telah kacau ia berkata dalam hati, "Meskipun sedikit sakit, aku berharap dia akan kembali."
Ketika Sha sedang dihajar habis-habisan di dimensi tersebut. Secara mengejutkan El-Yorah, Liel, Lash dan Timofey menghampirinya dengan portal milik Lash.
"Ternyata dia yang dimaksud oleh Abigael sebagai 'Zalhaqah'..." ucap El-Yorah dengan nada marah.
Merasa ada keberadaan baru, Zephyr melirik mereka semua. Dan kemudian dihajar oleh serangan kombinasi dari Lash dan El-Yorah.
"B-Bagaimana kalian dapat menerobos masuk kedalam dimensiku yang kokoh ini?!" tanya Zephyr dengan heran dan penuh amarah.
"Jika kau berpikir bahwa hanya kau saja yang dapat berkembang menjadi lebih kuat, maka kau terlalu meremehkan kami!!" balas Lash dengan sinis.
"Baiklah!! Coba saja lawan aku!" kata Zephyr dengan percaya diri.
El-Yorah dan Lash pun sepakat untuk bekerja sama melawan Zephyr, sementara itu Liel dan Timofey sedang menenangkan Sha yang sedang terbaring lemah dengan mentalnya yang tidak stabil.
"Sha, kau mungkin telah kehilangan satu orang kepercayaanmu tapi sebagai sahabatmu aku akan berkata seperti ini. 'Kau masih memiliki kami'." kata Liel sambil memegangi tangannya yang tampak dingin.
Didalam hati Liel ia merasakan dan berkata. "Jantungnya berdetak dengan lambat, seakan ia sedang tidur dengan mata yang masih terbuka."
"Kalian..." ucap Sha dengan singkat.
Sambil mengalirkan air mata ia menatap Liel dan Timofey, "Terima kasih telah membantuku... Akan tetapi, bisakah... Kalian mundur saja?"
Mendengar hal itu, Liel pun terdiam sejenak kemudian berkata. "Tidak, kami tidak akan meninggalkanmu sendirian setelah apa yang telah terjadi."
Tidak mempedulikan ucapan Liel, Sha pun berdiri kemudian berjalan menuju pertarungan El-Yorah dan Lash melawan Zephyr.
Ditengah pertarungan yang sangat berat sebelah, El-Yorah dan Lash sama sekali tidak dapat melukai tubuh Zephyr. Ketika Zephyr mengalihkan perhatiannya kepada Sha ia pun langsung melempar mereka berdua dan berkata. "Ini dia pertarungan yang paling ku tunggu!"
El-Yorah dan Lash pun mendarat di dekat Sha kemudian El-Yorah berkata. "Sang Utusan!?"
Sha menghentikan langkahnya sejenak dan menoleh kepada El-Yorah dan Lash sambil tersenyum. Kemudian ia lanjut berjalan menuju Zephyr.
"Hei! Dimana wajah semangat dirimu itu, sebelum diriku memasukkan dirimu kedalam dimensi yang sangat luas ini?!" tanya Zephyr sambil menghentakkan kakinya ke padang pasir yang menyebabkan gempa.
"Jangan bertingkah seperti Zephyr yang dulu dengan berkata 'Dirimu, diriku'. Kau telah banyak berubah sekarang." balas Sha dengan ekspresi datar.
Akan tetapi, ketika Sha berada dekat dengan pedangnya. Ia melewatinya begitu saja yang membuat Zephyr merasa heran. "Huh!? Mengapa kau melewatkan pedangnya?! Apakah kau ingin menasihatiku lagi? OH! Aku mengerti, kau ingin melawanku dengan tangan kosong bukan?" ejek Zephyr dengan senyum lebarnya yang memperlihatkan taring-taringnya yang tajam.
Dengan sombong Zephyr melompat dengan kaki kucingnya yang berukuran besar, berniat untuk menginjak Sha.
"Sha!!" teriak El-Yorah dan Lash yang merasa khawatir.
Akan tetapi, serangan Zephyr tampak meleset dari tempat yang seharusnya. Sha tidak menghindar, tetapi tetap berdiri di tempatnya sejak tadi.
Melihat hal itu. Mereka yang berada di dalam dimensi padang pasir tersebut merasa tak percaya, "Apakah Sha berhasil membujuk Zephyr? Tidak, sepertinya bukan." gumam Liel.
"Apa yang sebenarnya terjadi?! Bukankah aku telah memastikan bahwa dia akan diinjak olehku? Ataukah kakiku yang tidak mematuhi perintahku dan bergerak dengan sendirinya? Ia bahkan tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya berpijak." gumam Zephyr.
"Apa yang sebenarnya terjadi?! Bukankah aku telah memastikan bahwa dia akan diinjak olehku? Ataukah kakiku yang tidak mematuhi perintahku dan bergerak dengan sendirinya? Ia bahkan tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya berpijak." gumam Zephyr.
Zephyr pun melangkah mundur seakan tak percaya dengan apa yang terjadi. "Mengapa kau mundur? Apakah julukanmu sebagai dewa pengetahuan itu palsu? Jika memang benar identitasmu adalah sesosok dewa yang maha tahu. Seharusnya kau dapat menginjakku dengan mudah..." ucap Sha dengan nada dingin.
"Sha... Kekuatan apa yang ia pakai??" tanya El-Yorah dalam hati.
"OMONG KOSONG!! Sebenarnya apa yang telah kau lakukan?! Aku tidak dapat melihat takdir makhluk hidup lagi, aku bahkan tidak dapat mengendalikan realitasku sendiri. Seluruh kekuatan dewaku... Seakan menghilang, seluruhnya." kata Zephyr yang mengubah ekspresinya menjadi ketakutan.
Sha pun tidak mengucapkan sepatah katapun, ia tetap berjalan maju sementara Zephyr berjalan mundur.
Setelah beberapa langkah, Sha pun berkata, "Setelah pertarungan ini, apakah kau akan kembali bersama kami?" ucapnya sambil tersenyum.
"Tidak ada habis-habisnya! Kedepannya kau tidak akan dapat tertawa bersama teman-temanmu lagi, Sang Utusan!!" tegas Zephyr sambil menyerang Sha dengan seluruh kekuatan.
Kali ini, Sha tampaknya tidak menghindar atau diam saja menerima pukulan tersebut. Akan tetapi, ia berusaha melawan balik dengan meloncat memukulnya tanpa menggunakan kekuatannya sama sekali.
Merasakan sakit yang luar biasa, terlebih Sha tidak memakai kekuatannya sama sekali. Ia pun merasa telah diremehkan, "Serang aku dengan kekuatan brengsekmu itu dasar sombong!"
Dengan tegas, Sha mengucap kata-kata yang menusuk hati Zephyr. "Aku bukanlah orang yang sombong, bukan seorang pecundang yang gemar merusak, bukan seorang yang berpura-pura lemah dan bukan pula sebuah tragedi yang menyedihkan!"
"Aku adalah diriku sendiri. Seorang gadis yang membenci kekejaman dan hendak mengembalikan kedamaian. Aku adalah Sha... Maaf jika aku menyakitimu." ucapnya sambil tersenyum dan meneteskan sedikit air mata.
Merasa kesal dipukuli, Zephyr mengubah wujudnya menjadi manusia, dan bertarung dengan kekuatan penuh untuk mengalahkan Sha. Ia mengangkat tangannya yang membuat gelombang besar meretakkan langit dimensi tersebut.
Seluruh orang yang ada di dalam dimensi tersebut pun terhempas. Debu-debu berterbangan. Lapisan dimensi menjadi runtuh sedikit demi sedikit.
Sha memanfaatkan gelombang tersebut untuk menghindari reruntuhan dan dampak buruk lainnya, kemudian lanjut menyerangnya dengan teknik bela diri yang telah ia pelajari. Melawan dewa itu dengan tangan kosong, tanpa menggunakan kekuatan sedikit pun.
Meskipun Zephyr adalah dewa yang telah memiliki kekuatan besar yang cukup untuk menghancurkan suatu dimensi tinggi ataupun semesta.
Ia tampak kewalahan terhadap setiap serangan yang dilancarkan oleh Sha. Ketika Sha sedikit lengah, bukan karena meremehkannya, tetapi ketika ia melancarkan pukulannya, ia sedikit menahan pukulannya agar tidak membunuh Zephyr secara instant.
Zephyr menangkap tangannya kemudian menghajarnya dengan kekuatan penuh, menghantam kepalanya secara bertubi-tubi yang menyebabkan kehancuran yang lebih besar.
Karena itu, Sha berbaring ke tanah seolah-olah sedang menyatakan bahwa dirinya telah kalah. Namun, kesadarannya masih tetap ada, meski dia dipukul dengan kekuatan yang bahkan bisa menghancurkan dimensi tingkat tinggi
Zephyr yang merasa puas telah mengalahkan Sha dengan kekuatannya, kemudian ia meletakkan kakinya dikepala Sha dan berkata. "Kau telah mempermalukanku didepan teman-temanmu, maka inilah akibatnya!"
Ia pun mengarahkan tangannya kepada teman-temannya, berniat untuk melenyapkan mereka dengan sekali serang. Ketika Zephyr melancarkan kekuatannya kepada mereka.
Sha bergerak dengan kecepatan yang bahkan tidak dapat dilihat oleh dewa itu sendiri, melindungi teman-temannya dengan membelokkan arah serangan Zephyr ke arah yang berbeda.
Terkejut melihat kecepatan Sha yang tidak masuk akal. Seluruh orang yang ada di dimensi tersebut bertanya-tanya tentang kekuatan sebenarnya dari seorang gadis bernama Sha.
"Begitu ya... Kau dulunya adalah sesosok dewa pengetahuan, dan sekarang kau telah menjadi dewa petarung yang tak memiliki belas kasih..." kata Sha dengan ekspresi serius.
"Kalau begitu aku akan dengan senang hati meladenimu." lanjut Sha dengan mengarahkan tangannya kedepan.
Dirasa sangat berbahaya, El-Yorah pun memindahkan seluruh orang dari dimensi tersebut meninggalkan Sha dan Zephyr berdua.
Benar saja, dari telapak tangannya, Sha melancarkan serangan yang tak pernah ia perlihatkan sebelumnya. Meniru gaya Amonte dan Abigael, Sha mengumpulkan energi merah yang berkilauan seperti kilat.
Energi tersebut memancar keluar dari tangannya dengan gemuruh yang menakutkan, membentuk aliran listrik yang mengelilingi dirinya. Dengan kekuatan penuh, Sha menembakkan sinar energi merah tersebut dalam garis lurus horizontal.
Dampak kekuatan tersebut mampu menghancurkan seluruh isi dimensi tempat mereka berada, hanya menyisakan ruang hampa. Gelombang energi merah itu menyapu segala sesuatu dalam jalurnya, meratakan medan dan menghapus semua objek di sekitarnya. Namun, uniknya, dimensi tersebut tidak pecah dan mengeluarkan mereka ke dunia nyata seperti yang terjadi sebelumnya.
Seolah menjebak Sha dan Zephyr berada dalam dimensi tersebut selamanya. Zephyr berhasil menghindar sebagian dari serangan tersebut, tetapi karena dampak kekuatan itu terlalu besar, tubuhnya lenyap, menyisakan hanya kepalanya saja.
Zephyr berniat untuk memulihkan tubuhnya, tetapi usahanya gagal. Kekuatannya seakan telah hilang, ditelan oleh kekuatan dahsyat milik Sha. Wajahnya yang penuh amarah dan frustrasi kini hanya menunjukkan ketidakberdayaan, tersisa sebagai kepala yang melayang tanpa tubuh.
Dengan sengaja, Sha memulihkan tubuh Zephyr dengan wujud seorang manusia. "Lawan aku!" ucap Sha sambil memberikan pedang kepada masing-masing individu.
Menyadari bahwa dirinya tidak mungkin bisa mengalahkan Sha. Zephyr pun menusukkan pedang yang diberikan oleh Sha ke perutnya sendiri, berniat untuk bunuh diri. Akan tetapi, pedang tersebut meleset seakan takdir tidak menyetujui tindakan tersebut. "S-Sial..." kata Zephyr dengan pasrah.
Mereka berdua pun bertarung di dalam dimensi baru buatan Sha, yang bertemakan hujan, lautan dan pantai yang dapat menjadi pijakan. Zephyr menjadi lebih lambat dari sebelumnya, karena kekuatannya telah menghilang.
Kini, Zephyr yang dulunya adalah sesosok dewa Al-Batlan yang memiliki pengetahuan dan kekuatannya yang luar biasa. Sekarang ia tidak lain dan tidak bukan hanyalah seorang manusia biasa yang bertarung dengan Sha yang memiliki kekuatan layaknya dewa sesungguhnya.
Zephyr yang belum pernah menggunakan pedang, Tangannya gemetar saat ia memegang benda tersebut, sebuah senjata yang belum pernah ia gunakan sebelumnya. Melawan, Sha yang bertahun-tahun telah menguasai teknik pedang, bahkan melawan El-Yorah sang ahli pedang itu sendiri.
Dengan satu tebasan, Sha berhasil mengarahkan sisi tajam dari pedangnya ke arah leher Zephyr yang tidak memiliki pengalaman dalam berpedang sama sekali. Zephyr menatap Sha dengan mata yang penuh kebencian dan penyesalan.
Sha, tanpa ampun, mengulangi hal tersebut berulang kali. Membuat Zephyr semakin lelah dan tertekan. Setiap kali Zephyr mencoba melawan atau menghindar, Sha dengan mudah mengatasinya, memperlihatkan betapa besar perbedaan kekuatan di antara mereka.
"Ini adalah sebuah penghinaan yang belum pernah kau rasakan sebelumnya, bukan?" kata Sha dengan nada dingin, "Kau merasakan bagaimana rasanya menjadi tidak berdaya, bagaimana rasanya dikhianati oleh seseorang yang telah kau anggap sebagai partner..."
"Tidak... Bahkan lebih dari itu," bisik Sha, suaranya hampir tenggelam dalam suara hujan yang deras. "Kau telah mengajariku cara menggunakan kekuatanku sendiri, kau telah menemani perjalananku, dan kau telah mendukungku. Aku menganggapmu lebih dari sekedar teman atau partner terbaik."
Air mata mulai mengalir dari mata Sha, membaur dengan tetesan hujan yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan datar, ia menatap Zephyr yang tergeletak di tanah, tubuhnya lemah dan hampir tidak berdaya. Dengan perlahan Sha menurunkan pedangnya.
"Bagaimana kau bisa mengkhianatiku?" tanya Sha dari dalam hatinya, suaranya penuh dengan kesedihan yang mendalam.
Sha menutup matanya sejenak, membiarkan air mata terus mengalir. Ia mengangkat pedangnya, namun tangannya bergetar. Perasaan yang bercampur aduk membuatnya sulit untuk mengambil keputusan.
Dalam keheningan yang menghantui, Sha akhirnya menurunkan pedangnya lagi. "Aku tidak bisa membunuhmu, Zephyr..." ucap Sha dengan suara lembut namun penuh kepedihan. Setelah berkata demikian, ia pun berbalik dan berjalan menjauh, meninggalkan Zephyr yang terbaring lemah tak berdaya di dalam dimensi tersebut.
Sha terus berjalan, langkahnya terasa berat dengan beban emosional yang ia rasakan. Setiap langkah membawa dirinya semakin jauh dari Zephyr, namun bayangan pertemuan mereka masih terukir jelas di benaknya. Setelah beberapa langkah yang cukup jauh, tiba-tiba langit dari dimensi tersebut mulai retak, suara seperti kaca yang pecah terdengar mengisi udara.
Sha menoleh ke belakang dengan cepat, matanya terbuka lebar saat melihat pemandangan yang mengerikan. Zephyr, yang tadi terbaring lemah, kini tampak sudah dibunuh secara kejam dan tidak manusiawi oleh sesosok makhluk yang menakutkan. Darah mengalir dari tubuh Zephyr yang hancur, membasahi tanah di sekitarnya.
Kemarahan dan kesedihan yang mendalam memuncak di dalam diri Sha. Rambutnya kini berubah menjadi berwarna hitam dengan sisa-sisa warna merah sedikit, menjadi bukti bahwa Veracity milik Sha telah meningkat secara drastis.
Di hadapannya berdiri Arraziel, sesosok malaikat yang disebut oleh para entitas sebelumnya sebagai sosok yang harus dilawannya.
Kini, telah tiba masanya.
"Wahh... Lihat sikap dari seorang utusan, bahkan seorang pengkhianat pun dibebaskan olehnya. Pantas saja dia dipilih oleh Veracity. Kekuatan itu sangat cocok untuk dirimu nak..." kata Arraziel dengan wajah yang sangat mengerikan.
"Arraziel....?!" gumam Sha dengan tatapan serius.
Bag 3 Latar Arraziel
"Sha... Aku ingin menceritakan sedikit kisah dari masa lalu." kata Entity X (Create).
"Kisah yang sangat jauh dari peradaban, bahkan sebelum semesta ini tercipta." Lanjut Entity X (Create).
"Apa itu?" tanya Sha.
"Mungkin kisah ini akan menjadi kisah yang sulit untuk dimengerti, jadi mohon dengarkan aku baik-baik." balas Entity X (Create).
"Oke..." jawab Sha.
Dahulu, ketika Sang Pencipta memulai penciptaannya. Sang Pencipta menciptakan kedua malaikat yang nantinya akan bertugas untuk mengendalikan seluruh alam semesta.
Setelah beberapa lama. Terciptalah sesosok makhluk baru yang akan menjadi pemimpin bagi sebuah planet yang layak huni seperti bumi.
Akan tetapi, seluruh dosa yang diperbuat oleh para makhluk hidup itu. Akan menjadi ujian bagi para malaikat tak terkecuali Karae dan Arraziel.
Mereka menjerit kesakitan karena kutukan dari setiap dosa yang diperbuat oleh para makhluk hidup. Jika mereka berhasil sabar dan bertahan terhadap kutukan tersebut, mereka akan dijanjikan oleh sang pencipta suatu kenikmatan yang sangat besar dari Surga.
Akan tetapi, salah satu malaikat yang bertugas untuk mengendalikan semesta merasa muak akan semua yang menimpa dirinya dan sesama malaikatnya. Ia memiliki rencana yang sangat tak masuk akal, rencana yang tidak mungkin dilakukan oleh malaikat seperti dirinya.
Merasa bahwa seluruh makhluk hidup lalai dan meremehkan Sang Pencipta, ia pun berniat untuk menghancur seluruh kehidupan yang ada di alam semesta hanya untuk menghentikan kutukan yang menimpa kepada seluruh malakat.
Ia ingin membuktikan kepada Sang Pencipta bahwa seperti inilah cara ia mengatasi kutukan tersebut.
Ambisinya yang mengarah kepada jalan yang sesat membuat sahabatnya yang bernama Karae berniat untuk menghentikannya. Namun, Arraziel meninggalkannya dan tak pernah kembali ke Surga. Karena itulah ia dijuluki sebagai The Fallen oleh seluruh entitas yang ada di semesta.
Setelah itulah makhluk sepertiku ini tercipta, hanya untuk menghentikannya...
Aku bahkan tidak dapat menduga bahwa malaikat seperti dirinya yang akan menjadi sesosok The Fallen.
Sha pun mengerti sedikit demi sedikit dari kisah tersebut, dan mempercayai sepenuhnya.
Sekuat apakah dirinya?
Suatu rumor dari para malaikat berkata bahwa, "Arraziel, jika bertarung satu lawan satu. Sekuat apapun atau selemah apapun lawannya, ia akan mendapatkan kekuatan tambahan hingga lawannya dapat dikalahkan oleh dirinya."
"Ia memiliki wujud yang telah mutlak, mengendalikan takdirnya sendiri, bahkan ia tidak dapat dipengaruhi oleh kekuatan dewa atau kekuatan instant lainnya."
Dan Arraziel juga mempunyai wujud yang sangat rusak, bahkan lebih rusak dari makhluk Eldritch. Segala kebencian terhadap makhluk hidup telah menutupi seluruh tubuhnya.
Kembali kepada masa sekarang, yang memperlihatkan seorang ibu dari suatu negeri yang jauh bernama Dar Az-zur.
Ibu itu tampak bekerja susah payah untuk anaknya, setiap hari ia membawa ember untuk memeras susu hewan ternak yang ada di kandang miliknya berniat untuk memberi minum kepada anak-anaknya yang masih bayi berada di rumah.
Dalam hatinya ia berkata. "Jangan mengeluh, pekerjaan suamiku selama ia masih hidup sangatlah berat dibanding dengan ini."
Akan tetapi, ketika ibu itu hendak untuk pergi pulang kerumahnya. Secara tak diduga, ledakan besar terjadi yang menyebabkan hancurnya desa tersebut yang membunuh ibu dan bayi-bayinya yang masih berada dirumah.
Dan penyebab ledakan besar itu adalah ulah pertarungan dari Sha, Entity X (Create) dan Arraziel.
Karena ledakan tersebut terlalu kuat, Sha terlempar dari Dar Az-zur ke Alteyer sejauh 729,4 kilometer menghancurkan gunung dan bangunan.
Sha pun segera bangkit dan melihat Entity X (Create) dari arah yang sangat jauh sedang mendorong Arraziel keluar dari Loth'in. Dengan cepat Sha pun membantu Entity X (Create) dengan menembakkan sinar energi merah dalam garis lurus horizontal.
Menyadari akan hal itu, Entity X (Create) pun mengorbankan dirinya dengan tetap menahan Arraziel sehingga ia tak dapat melarikan diri.
Sinar merah itu pun mendorong mereka berdua keluar dari Loth'in untuk meminimalisirkan kerusakan yang akan terjadi kedepannya.
~Author : Destha Wibawa Putra
0 komentar:
Posting Komentar