CHAPTER 7
Dominasi (3/3)
Di dalam dimensi yang bertemakan bintang dan galaksi...
Di atas pulau mengapung dengan aura kekuatan sihir yang sangat dahsyat...
Kedua tokoh saling berhadapan dengan tatapan yang tajam.
Di tengah dimensi tersebut, Sha merasakan begitu mendalam dari tubuh lawannya. Kekuatannya menyebar luas disekelilingnya, menyebabkan tekanan yang tak terbantahkan.
Di dimensi tersebut hanya ada kami berdua. Hanya ada Sha dan El-Yorah.
"Biasanya, di dalam pertarungan, akulah yang akan selalu mendominasi. Maka dari itu, mereka memanggilku The Domination," ucap El-Yorah.
"Dengan begini...."
"PERTEMPURAN SEBENARNYA. AKAN SEGERA DIMULAI!!!" Lanjutnya dengan ekspresi mengancam.
Bag 1 Fakta Dari Sang Raja Vampir
Dalam kegelapan dimensi yang tak terbatas.
Waktu berputar dengan kecepatan yang menakjubkan. Namun, bagi Sha dan El-Yorah, setiap detik terasa seperti abad yang berlalu. Mereka terjebak dalam arena pertempuran yang dipenuhi dengan kekuatan magis yang maha kuat.
Setiap gerakan pedangnya adalah sebuah serangan mematikan yang mengancam keberadaan Sha. Namun, meskipun kecepatan El-Yorah tak terbandingkan, Sha tetap berusaha bertahan, menghindar dengan gesit.
Sha tidak dapat membalas serangannya sama sekali, karena ia hanya sibuk menghindar.
"Hei... Dengan terus menghindar seperti itu, jangan berpikir kau akan menang. Bukankah pertarungan ini sedari tadi tidak berjalan dengan normal? Di dalam dimensi ini, aku bebas melakukan apapun yang kumau," ucap El-Yorah dengan nada menantang.
El-Yorah melompat, dengan menggunakan ilmu pedangnya yang begitu luar biasa. Baginya, bebatuan hanya terasa seperti kapas. Dengan pedangnya, bagaikan sebuah tombak ia menghantam tanah, membuat pulau apung yang ada di dalam dimensi tersebut hancur seketika, pecah berkeping-keping.
Kepingan tersebut dijadikannya sebagai pijakan untuk melesat dengan cepat, melancarkan serangan tajamnya menuju Sha.
Pedangnya menyayat ruang dengan kekuatan yang menggetarkan dimensi tinggi menengah, menghancurkan segala yang menghalangi jalannya.
Sha tidak gentar. Dia menghadapi serangan itu dengan keberanian, menggabungkan kekuatan "Gravastar" untuk menangkis setiap pukulan mematikan.
Meskipun begitu, Sha merasa kebingungan dengan gerakan apa yang harus ia lakukan. Posisi El-Yorah yang siap untuk melancarkan kemampuannya.
Sha merasakan ancaman yang begitu dahsyat dari serangan tersebut, detak jantungnya berdegup kencang dalam ketegangan. Namun, sebelum serangan itu sempat mencapainya, tiba-tiba "Gravastar"nya bereaksi secara pasif. Cahaya merah memancar dari tubuh Sha.
Dengan cepat, serangan El-Yorah yang mengandung kekuatan menghancurkan itu, yang sebelumnya tampak tak terhindarkan, kini diredam oleh kekuatan misterius "Gravastar". Semua itu terjadi dengan kilat, menyelamatkan Sha dari bahaya yang mengintai.
El-Yorah merasa bahwa kekuatannya tidak bisa dipakai lagi. Dia tersenyum sinis, "Apakah ini saja kemampuanmu? Selama ini kau hanya berlatih untuk ini? Sama sepertimu, sudah lama aku melatih diri untuk menangkapmu." Ucapnya.
"Kekuatan ini?! Ba-bagaimana bisa kekuatan ini dimiliki oleh orang seperti dia?" Gumam Sha dalam hati.
"Kekuatan ini... Seperti bayangan dari kekuatan Amonte." Tambah Sha, sambil menghindari tebasan El-Yorah sekuat tenaga.
Sha begitu sadar bahwa, melawan raja vampir ini. Berarti sama saja dengan melawan dewa iblis yang sudah lama membunuh banyaknya dewa Al-Batlan yang ingin mengambil alih alam semesta ini.
Di dalam relung hati yang terdalam, Sha merasa ragu akan kemampuannya untuk bertahan melawan El-Yorah. Namun, dengan determinasi yang membara dan hasil jerih payahnya selama dua tahun berlatih, ia memilih untuk memeluk pikiran positif.
Dengan teguh, Sha melancarkan kemampuan "Gravastar"nya melesat dengan cepat mengarah kepada raja vampir tersebut. Akan tetapi, serangan tersebut ditepis dengan kekuatan kosmik miliknya.
"Apa yang aku harapkan dari pertarungan ini adalah untuk kesejahteraan dunia ini, Sha," ucap El-Yorah dengan suara yang tegas namun penuh kepedulian. "Jadi, kumohon jangan merasa tersakiti. Ini bukanlah tentang dirimu atau diriku, tapi tentang masa depan yang lebih besar."
"Akanku buktikan apa itu masa depan El-Yorah!!" desak Sha suaranya menggema di antara gemuruh pertempuran.
"Semakin jauh kau berusaha, semakin terlihat jelas takdirmu. Kau hanya akan semakin memperlihatkan sosok dirimu sendiri." Ujar El-Yorah sambil tersenyum.
Meski Sha menyadari bahwa ada kebenaran di balik kata-kata itu, dia merasa terjerat dalam labirin ketidakpastian. Pertanyaan tentang identitas dan tujuan sebenarnya mulai menghantuinya, memaksa dirinya untuk meninjau ulang setiap tindakannya.
Dalam momen ini, Sha merasa seakan terpisah dari dirinya sendiri. Ia adalah seorang pejuang sejati yang siap menghampiri raja vampir yang menakutkan. Namun, ia juga adalah seseorang yang meragukan arah dan tujuan hidupnya.
Mengembalikan tekadnya yang sempat menghilang sejenak, Sha menghancurkan batas-batasnya sendiri. Dengan energi merah menyala memenuhi aura sekelilingnya, ia menyerang El-Yorah dengan pedangnya yang telah dilapisi oleh sihir pribadinya.
Dengan kecepatan kosmik yang tak terbaca dan tak terlihat oleh mata telanjang, keduanya saling beradu kemampuan berpedang. Mereka menciptakan kehancuran di sekitar mereka, dengan gerakan-gerakan yang brutal namun memukau, memenuhi langit dengan kilauan sinar cahaya dan dentuman keras kekuatan magis.
Meskipun Sha merasa begitu bersalah, ia tidak akan dengan mudahnya menyerah begitu saja. El-Yorah menyeringai karena merasa bahwa lawannya kini telah bersemangat. Masa depan yang ia lihat, semakin terasa jelas dipikirannya.
Didalam dimensi kosmik buatannya, di atas reruntuhan pulau mengapung yang bertemakan galaksi dan nebula. ia menciptakan lubang hitam yang akan menghisap apapun.
"Gravastar" milik Sha lagi-lagi bereaksi secara pasif, menghisap lubang hitam tersebut. Bahkan, El-Yorah merasa tertantang setelah melihat kemampuannya.
Kini pengaruh gravitasi telah menghilang diantara mereka berdua. Mereka melanjutkan serangannya dengan kemampuan penghancur yang maha dahsyat. Ekspresi serius terpancar diwajah Sha.
El-Yorah masih saja tersenyum menikmati pertarungan dan penderitaan Sha.
Meski ia telah menyadari sepenuhnya bahwa. Sha, sedikit demi sedikit memperlihatkan keahliannya yang telah berkembang pesat. Ia selangkah lebih maju akan mengalahkan El-Yorah.
Ketika Sha menyerang dengan kemampuan "Gravastar"-nya yang semakin terampil, El-Yorah dengan lincah menghindari serangan itu sambil mengembangkan kekuatannya sendiri. Sha tidak mundur. Dengan keberanian dan kemampuan bertarungnya, ia terus menggempur lawannya dengan pedang yang dilengkapi dengan sihir pribadinya.
Perlahan tapi pasti, Sha mulai mengungkapkan potensinya yang sebenarnya. Meski masih bersikeras untuk menunjukkan kemampuannya, ia merasakan bahwa ia semakin terdesak oleh kekuatan lawannya.
Pada saat itu, ketika serangan Sha mengenai sedikit dari kutukan yang ada di wajahnya, El-Yorah tiba-tiba kembali teringat akan kenangan pahitnya.
"Ayah!? Ayah sudah pulang? Bagaimana pekerjaan ayah?... Apakah lancar?" tanya El-Yorah sewaktu ia masih kecil, suaranya dipenuhi dengan kegembiraan.
Sosok ayahnya hanya mengangguk dan tersenyum kecil.
"Ayah... Saat besar nanti, aku sangat ingin menjadi seperti ayah. Menjadi seorang pahlawan itu sangatlah keren! Aku tidak sabar menantikannya." Tambahnya.
Pada saat itu, di tengah-tengah keadaan di mana C belum naik takhta sebagai raja, negeri tersebut diguncang oleh ketegangan yang semakin memuncak. Ancaman yang mengintai bukan hanya dari dalam, tetapi juga dari luar. Para dewa-dewa dari Al-Batlan, yang dikenal akan kekuatan dan keabadiannya, mulai memasuki dunia tersebut.
Sebagai ras yang paling dikucilkan di Barnicia, yaitu ras iblis yang tinggal di bawah tanah, mereka semua menghadapi perlakuan yang tidak adil dari masyarakat vampir.
Tentu ayahnya sangat keberatan untuk menerima hal tersebut. Dengan berat hati, ayahnya menghiburnya kemudian berpesan kepada El-Yorah.
"Jika kau ingin menjadi pahlawan, kau harus belajar membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dan yang lebih penting lagi, kau harus rela memotong tandukmu agar tidak dijauhi seperti ayahmu."
"Bukankah itu sakit ayah?" Tanya El-Yorah kecil dengan polosnya.
"Ya, itu benar, anakku tercinta. Bukankah masih banyak pekerjaan yang lebih aman dan lebih menguntungkan daripada menjadi pahlawan?" Jawab sang ayah, suaranya penuh dengan kekhawatiran dan cinta seorang ayah.
"Ta-tapi tapi... Aku rela untuk memotong tandukku, ayah! Agar aku bisa menjadi seorang pahlawan dan hidup di atas sana bersama para vampir," ucap El-Yorah, meskipun di baliknya terselip kerinduan dan harapannya untuk diterima oleh masyarakat.
"Nak... aku akan berjanji untuk mengusir para dewa Al-Batlan dari atas sana. Berjanjilah kepada ayah, untuk tidak keluar dari bawah tanah, mengerti?" ucapnya dengan suara penuh harap, mencoba melindungi El-Yorah dari bahaya yang mengintai di dunia luar.
"Hei Amonte! Bersiaplah, kita akan segera berangkat." Ucap salah satu rekan dari sang ayah.
"Baiklah... Kalau begitu, jagalah dirimu baik-baik di bawah sini. Dan juga, jagalah ibumu," kata Amonte sebagai seorang ayah kepada El-Yorah.
Untuk terakhir kalinya, seorang ayah dan anaknya melakukan pinky promise (Janji Kelingking), menegaskan hubungan mereka yang kuat dan kasih sayang yang tak terpisahkan.
Sebuah fakta yang tidak dapat diungkapkan. Bahwa, El-Yorah bukanlah dari ras vampir. Namun, hanya seorang iblis yang menyamar menjadi vampir.
Didalam hati kecilnya, ia sangat peduli dengan keselamatan orang lain dan mengabaikan perkataan ayahnya. Kemudian ia berkata.
"Aku.............................."
"aku................."
aku akan menjadi seorang pahlawan....
Bag 2 Kelahiran Dewa Iblis
El-Yorah.....
Sekalipun ia serius, ia tidak akan pernah melepaskan sesuatu itu dari pandangannya. Dengan kata lain, ia akan benar-benar menangani sesuatu tersebut.
Begitulah cara ia dapat merebut negeri ini.
Adegan beralih ketika saat El-Yorah yang sudah beranjak remaja. Seseorang rekannya mengabarkan bahwa ayahnya menghilang secara misterius saat sedang dikepung oleh para dewa Al-Batlan.
Kemungkinan besar dia sedang di culik. Namun, pada kenyataannya ada banyak sekali dewa Al-Batlan gugur disana.
El-Yorah berpikir bahwa ayahnya hanya berpergian jauh ke tempat yang belum pernah ia tuju sebelumnya. Ia sangat percaya kepada ayahnya bahwa ayahnya tersebut adalah orang yang kuat.
Bersama dengan rekannya, El-Yorah berangkat menuju tempat terakhir kali ayahnya terlihat.
Sesampainya disana. El-Yorah melihat ada banyak bangkai dewa Al-Batlan yang tergeletak disana. Di antara reruntuhan pertempuran, ia menemukan sebuah benda peninggalan ayahnya yang terletak di samping tengkorak prajurit yang sudah gugur.
El-Yorah berpikir bahwa prajurit tersebut tewas dalam waktu yang tidak lama. Hanya saja mereka membusuk dengan cepat di tempat ini.
Ketika El-Yorah membalikkan badannya, secara mengejutkan ia melihat rekan-rekannya yang ia bawa sebelumnya, tewas dengan mata terbuka lebar. Keadaan yang mengguncangkan ini membuatnya terdiam sejenak, merasakan kehilangan yang mendalam dan kecemasan yang memuncak di dalam dirinya.
El-Yorah merasakan hawa keberadaan ayahnya, seolah-olah ada kehadiran yang akrab di sekitarnya. Setelah itu, dengan tiba-tiba, ia tersadar telah berada di tempat yang berbeda dari sebelumnya.
Samar-samar, El-Yorah mendengarkan suara ayahnya yang menawarkan sebuah kerja sama kepadanya. Namun, karena rasa takut yang amat membebani hatinya, ia tak sadarkan diri di tempat tersebut, tenggelam dalam kegelapan yang mendalam dan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.
Setelah terbangun dari pingsannya, El-Yorah mendapati dirinya berada di bawah tanah, di markas tempat para iblis. Seluruh rekannya yang ada di sana merasa kasihan kepadanya.
Hanya dirinya yang selamat dari kejadian itu. Sementara orang yang pergi bersamanya tadi, telah menjadi tulang belulang, sama persis seperti prajurit yang memegang benda peninggalan ayahnya. Kesedihan dan rasa trauma yang begitu mendalam menyelimuti El-Yorah, membuatnya merenungkan keanehan dan ketakutan yang telah mereka hadapi.
Hari terus berlalu...
Kini memasuki era kejayaan seorang diktator kejam, C. El-Yorah yang tidak tahan melihat para vampir maupun para iblis diperlakukan secara kejam, akhirnya mengeluarkan suara untuk meminta para vampir dan iblis bekerja sama.
Dengan suaranya yang lantang, El-Yorah membangkitkan semangat persatuan di antara kedua ras tersebut. Dia menyuarakan keinginan untuk mengakhiri sikap diskriminatif dan penindasan yang telah lama terjadi. Langkah ini bukanlah tanpa risiko, tetapi El-Yorah yakin bahwa bersatu adalah satu-satunya jalan untuk melawan tirani C dan membawa kedamaian bagi semua yang terpinggirkan.
Namun, takdir berkata lain. Banyak para pengikutnya yang menjadi korban dalam insiden tersebut, yang membuat para vampir sekali lagi tidak dapat mempercayai ras iblis.
Sekali lagi, El-Yorah mendapatkan trauma yang begitu mendalam. Hatinya terasa hancur, dan ketakutan serta kesedihan melanda dirinya. Dalam keputusasaan, El-Yorah memutuskan untuk pergi ke tempat terakhir kali ia bertemu dengan ayahnya, Amonte.
Itulah pertama kalinya El-Yorah mengontrak seorang dewa, dan yang lebih mengejutkan lagi, dewa yang ia kontrak adalah ayahnya sendiri.
Amonte. . .
Omong-omong, sekuat apakah dewa tersebut?
Jika ia mau, ia bahkan dapat membuat alam semesta menjadi kacau tanpa menyentuhnya...
Namun, itu hanyalah sebuah perkiraan saja. Tidak ada yang mengetahui persis sekuat apa dirinya.
Sha merasa kewalahan melawan El-Yorah yang tiba-tiba menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Kemudian berkata.
"Terserah, kalau kekuatanmu bisa berkembang secepat itu, maka aku akan mengalahkanmu dalam sekejap mata," ucapnya sambil memperlihatkan aura mengancam.
Sedetik sebelum ia menancapkan pedangnya ke arah kepala Sha yang sedang ditahan. Sha masih sempat selamat berkat kemampuan untuk menyemprotkan api dengan kencang ditangan kirinya.
Dengan tenang El-Yorah menangkis serangan tersebut, kemudian ia berkata. "Hei, apa kau tahu Quasar? Bahkan aku melatih diriku dengan benda sepanas itu. Apakah aku akan dapat merasakan sakit hanya dengan api sedingin ini?" Ucapnya sambil tersenyum sinis.
Dengan sigap, Sha membalikkan keadaan. Ia segera mengatur jarak sejauh mungkin dan membuat beberapa puing yang nantinya akan dijadikan sebagai tumpuan pijakan.
"Kau tahu? Kau tidak bisa melihat orang hanya dari satu sisi saja. Terkadang kau perlu memahami dari sudut pandang orang tersebut," ucap Sha. Setelah mengatakan itu, ia bersiap untuk menyerang El-Yorah dengan kecepatan penuh.
"Aku bukanlah seseorang yang gemar merusak sesuatu." lanjut Sha dengan kalimat singkat.
Dengan kecepatan luar biasa, El-Yorah melancarkan serangan berikutnya. Pedangnya bergerak seperti kilat, menyayat udara dengan kekuatan yang mampu memecah ruang. Namun, Sha sudah siap. Dengan cepat, ia mengaktifkan kemampuan "Gravastar" yang mengelilingi tubuhnya dengan aura energi merah yang berdenyut.
Keduanya melesat maju, saling menerjang dengan kecepatan penuh. Suara dentuman dahsyat terdengar saat pedang mereka bertabrakan.
Sementara itu disisi lain. Didalam semesta yang telah hancur, para entitas yang sedang berhadapan dengan Amonte sang dewa iblis, terlihat bahwa Entity X (Create) dan Entity 00 (Zero) atau sekarang yang dikenal sebagai Exynone tidak ada di tempat tersebut.
Mereka, para entitas hanya ingin membujuk Amonte untuk tidak melakukan kerusakan dan bekerja sama untuk mengalahkan The Fallen.
Namun, Amonte hanya menanggapinya dengan tatapan dingin dan penuh kebencian. Ia kemudian menantang para entitas untuk melawannya.
"Kalian pikir aku akan tunduk pada permintaan kalian?" suaranya bergemuruh, penuh dengan kekuatan yang menakutkan. "Aku tidak butuh nasihat dari makhluk-makhluk lemah seperti kalian. Kalahkan aku jika kalian ingin berusaha damai denganku!"
Entity 03 (Failure) dengan tegas, bersiap untuk menarik pedangnya. Namun Entity A (Reality) segera melarangnya untuk melakukan sesuatu dengan gegabah.
Amonte seketika merasakan ancaman yang tiba-tiba menyelimutinya. Ia sadar bahwa para entitas bukanlah lawan yang cocok untuk dirinya, terutama karena mereka datang secara berkelompok.
Saat Amonte menimbang situasi, pikirannya melayang kembali ke masa lalu.
Bertahun-tahun yang lalu, ketika dia masih seorang pejuang yang penuh harapan, Amonte pernah berjuang untuk melindungi negerinya dari serangan Dewa Al-Batlan. Dia telah melihat kehancuran dan kematian di mana-mana, termasuk kematian orang-orang yang dia cintai.
Dalam salah satu momen tergelapnya, ketika harapan hampir padam, Amonte mendapatkan kekuatan dahsyat yang sekarang ia miliki. Kekuatan itu datang dengan harga menyisakan kebencian kekejian yang mendalam kepada semua orang, termasuk entitas yang sekarang berdiri di hadapannya.
Kembali ke saat ini, Amonte tersadar dari kenangannya. Kebencian dan rasa takut kembali menguasai dirinya.
"Bagaimana? Apakah kau akan menerima tawaran kami untuk bekerja sama?" Tanya Entity 03 (Failure).
Tanpa menjawab sepatah katapun, dengan kekuatan dahsyatnya ia mengguncangkan tanah dibawah kaki para entitas membuat mereka terpental, kemudian ia melarikan diri dari para entitas tersebut karena sadar bahwa dirinya tidak mungkin bisa melawan mereka semua.
"Huh... Kau melakukan hal yang sia-sia" Ucap Entity 01 (Destiny).
Sementara itu, di dimensi lain, Entity 101 (The Matrix) memantau pertempuran dengan ketelitian luar biasa. Dalam dimensi matriks, segala sesuatu dapat dimanipulasi dengan sedikit sentuhan di permukaan airnya. Entity 101 (The Matrix), dengan tatapan dingin dan penuh perhitungan, menyentuh permukaan air yang memantulkan gambar Amonte. Tindakan ini memicu reaksi yang mengerikan.
Tanpa peringatan, Amonte merasakan tubuhnya diseret oleh kekuatan tak terlihat. Rasa sakit dan kebingungan menyelimuti dirinya saat dia berteleportasi secara paksa ke suatu tempat yang asing.
Di sisi lain, pertarungan tanpa akhir antara Sha dan El-Yorah masih berlanjut. Sha menyadari bahwa pertarungan tersebut telah berlangsung selama lima abad, namun anehnya mereka berdua tidak merasa lelah sama sekali. Mereka bergerak dengan kecepatan kosmik, menciptakan kehancuran di sekitar mereka dengan setiap tebasan pedang dan ledakan magis.
Di tengah-tengah pertarungan yang sengit, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang sangat memekakkan telinga. Langit yang gelap terbelah oleh kilatan cahaya yang luar biasa terang, seakan-akan dimensi itu akan hancur sendiri oleh kekuatan yang baru tiba.
"Argh, sial! Jurus apa lagi yang kau punya?!" ucap Sha, telinganya berdarah, napasnya berat dan matanya berkilat marah.
"Apa!? Suara ini bukan berasal dariku!" bentak El-Yorah dengan kesal, matanya memicing mencari sumber suara.
Dari dalam kabut kosmik yang tebal, siluet besar mulai muncul. Amonte, yang masih bingung dengan perpindahan tiba-tiba ini, berdiri di hadapan mereka. Tubuhnya memancarkan aura kekuatan yang menggetarkan, dan mata tajamnya memandang kedua tokoh yang terkejut di hadapannya.
Sha dan El-Yorah berhenti bertarung sejenak, menatap sosok baru yang tiba-tiba muncul di tengah pertempuran mereka. Suasana menjadi tegang saat mereka menyadari bahwa Amonte, entitas yang dikenal karena kekuatannya yang dahsyat, kini ada di antara mereka berdua.
"Amonte?" gumam Sha, masih memegang erat pedangnya. "Sosok legenda yang ingin menguasai seluruh dunia tempat tinggalku. Mengapa ia bisa berada disini?" ucapnya dalam hati. Tubuhnya gemetar hebat karena ketakutan yang luar biasa.
Mata El-Yorah berkedip ragu sejenak sebelum menatap Amonte dengan intensitas yang lebih besar. "A-ayah...," kata El-Yorah dengan suara yang sulit dideskripsikan, campuran antara kebencian dan rasa rindu yang bercampur. "Bagaimana bisa kau meninggalkanku kemudian tiba-tiba muncul dihadapan anakmu seperti ini!?"
"Apa? Amonte adalah ayahmu?!" Tanya Sha kepada El-Yorah.
El-Yorah tampak tidak menggubris pertanyaan tersebut, ia hanya berfokus kepada satu sosok entitas besar yang ia sebut sebagai "Ayah".
Dengan wajah yang amat terharu melihat putranya berdiri tepat dihadapannya. Amonte berkata "Kemarilah anakku, maafkan Ayah telah meninggalkanmu, Ayah merasa sangat bersalah telah meninggalkan keluarga kecil ini..."
Karena perasaan rindu yang mendalam terhadap ayahnya, tanpa curiga sedikitpun El-Yorah melangkah maju untuk mendekati ayahnya.
Namun, tepat saat El-Yorah berada dalam jangkauan, wajah Amonte yang awalnya penuh haru tiba-tiba berubah menjadi ekspresi dingin dan tak berperasaan. Dengan gerakan cepat dan kekuatan luar biasa, Amonte menangkap El-Yorah dan membantingnya ke permukaan dengan keras, menciptakan gelombang dahsyat yang menghancurkan beberapa struktur dimensi tersebut.
"Mempercayai apa yang dikatakan oleh makhluk asing yang sudah tidak pernah terlihat lagi, bukankah itu terlalu bodoh?!" Bentak Amonte sambil tersenyum sinis.
"Hei, lihatlah tubuhku ini. Apakah aku ini ayahmu?!" lanjutnya.
Sha terkejut dan mundur beberapa langkah, melihat dengan mata terbelalak. Sebelum akhirnya Amonte menyerangnya, ia berusaha mengaktifkan kemampuan untuk melihat masa depannya.
Namun, Amonte lebih dulu menyerangnya sebelum ia sempat menghindar. Tubuh Sha terpental tak berdaya, menghancurkan planet yang ada di dimensi tersebut.
Begitu El-Yorah terbangun dari pingsannya. Dengan kesadaran penuh ia langsung menyerang ayahnya dengan kekuatan kosmik yang ia miliki.
Akan tetapi itu belum cukup untuk menggores tubuh Amonte sedikit pun. Sambil berputus asa ia berkata "Ayah... apa maksud dari semua ini, mengapa kau tiba-tiba bersikap seperti itu?"
Amonte mencekik El-Yorah dan mengangkatnya, kemudian berkata, "Kau belum belajar banyak, ya? Itu terlihat dari betapa bodohnya kau dalam memilih keputusan."
"A-Apa maks-" Ucap El-Yorah kemudian Amonte mencabik cabiknya secara membabi buta.
"Ah! Aku mengerti... Kau mengaktifkan kemampuan tubuh kosmikmu untuk menahan seranganku begitu?" Kata Amonte "Betapa menyesalnya aku telah memberikan kekuatan itu kepadamu." Lanjutnya.
Sementara itu, di tempat di mana Sha berada, ia terbangun dan melihat Entity X (Create) berada di sampingnya.
Kelopak mata Sha bergetar sedikit sebelum perlahan terbuka. Cahaya lembut menyusup melalui celah-celah matanya yang setengah tertutup, membuatnya menyipitkan mata sebentar sebelum akhirnya melihat Entity X (Create) di sampingnya.
"Create?" Ucap Sha setengah sadar, suaranya lemah dan penuh kebingungan.
Entity X (Create) menjawab "Halo... sudah lama kita tidak bertemu." suaranya terlihat lembut namun dengan sedikit tegas.
Mata Sha terbuka lebih lebar, dan dalam sekejap, kesadarannya pulih sepenuhnya. "Create!!! Kau di sini!" serunya dengan nada terkejut dan penuh sukacita.
Sha langsung bangkit dan tanpa berpikir dua kali, ia melangkah maju dan memeluk Create dengan erat.
"Huh?.. Apa yang kau lakukan?" Tanya Entity X (Create).
"Asal kau tahu saja, ketika kau pergi meninggalkanku selama beberapa tahun. Aku tidak tahu harus melakukan apa pada kekuatan ini, aku merasa bahwa diriku ini benar-benar menyedihkan jika terus bergantung pada orang lain." Ucap Sha dari hati terdalamnya.
"Sebenarnya kami semua sengaja untuk meninggalkanmu hanya untuk melihat perkembanganmu tanpa kami. Tanpa kusangka kau mendapat masalah yang sangat rumit seperti ini." Jawab Entity X (Create).
"Kalau begitu, apa kali ini kau akan membantuku?" Tanya Sha.
Entity X (Create) menjawabnya dengan tenang "Tidak, masalah ini akanku serahkan kepadamu. Aku hanya ingin melihat perkembangan darimu."
Kemudian Entity X (Create) mengangkat tangannya, menciptakan lingkaran cahaya yang berkilauan. Dalam sekejap, energi teleportasi melingkupi Sha, dan dalam hitungan detik, tubuhnya menghilang dari tempat itu. Sha merasakan sensasi berputar sebelum tiba-tiba muncul kembali di tengah medan pertarungan, tepat di hadapan Amonte dan El-Yorah.
"cobalah untuk mengalahkan musuhmu, aku akan memperhatikanmu dari jauh" Lanjut Entity X (Create).
Tepat disaat itu, Amonte langsung melihat mereka berdua. "Huh?! KAU!!"
"Aku tidak akan mengganggu kalian. Silahkan bertarung sesuka kalian." Kata Entity X (Create) dengan tenang.
Dengan percaya diri Sha menghadapi musuhnya. Ia ingin membuktikan bahwa ia bukanlah seorang gadis manja yang hanya memerlukan bantuan orang lain.
Bag 3 Akhir Dari Sang Dominasi
Diperlihatkan pada masa lalu, ketika El-Yorah sedang melakukan kontrak dengan ayahnya. El-Yorah memperlihatkan sikap yang sangat baik ketika berhadapan langsung dengan ayahnya.
Ayahnya berpesan kepadanya.
"Kekuatan ini adalah sebuah kutukan. Jika kau berlebihan memakainya, efeknya akan sangat merusak otakmu. Kau akan merasa otakmu terbakar dari dalam, membuat pikiranmu kacau dan sulit dikendalikan. Bahkan, kau mungkin akan sangat sulit menahan amarahmu, seolah-olah ada ledakan emosi yang terus-menerus mendesak keluar. Rasanya seperti menahan mata untuk tidak berkedip saat ditiup angin kencang, sulit dan menyiksa." Kata Amonte kepada El-Yorah agar tidak berlebihan memakai kekuatannya.
"Jika sudah terlanjur seperti itu, apakah aku masih bisa diselamatkan?" Tanya El-Yorah dengan cemas mengenai kekuatan ini.
"Tidak, kau hanya akan menjadi seekor binatang buas yang haus akan pertempuran." Jawab Amonte dengan nada tegas.
Mendengar hal itu El-Yorah termenung akan nasib yang dialaminya jika suatu saat ia tidak menaati perintah ayahnya.
Melihat ekspresi anaknya, sambil tersenyum Amonte kemudian berkata, "Kau telah melanggar perintahku untuk tidak menjadi pahlawan. Akan tetapi, cukup kali ini saja kau harus menaati perintahku untuk tidak melakukan sesuatu yang berlebihan."
Mendengar ucapan tersebut El-Yorah pun ikut tersenyum kemudian berkata "Baik Ayah!"
"Suatu saat, kau pasti akan menjadi pahlawan yang hebat." Lanjut Amonte.
Kembali ke masa sekarang. Ketika Sha mengerahkan Gravastarnya untuk menyerap energi milik Amonte, Sha merasa kesakitan karena tidak dapat menahan besarnya energi tersebut. Akibatnya, ia pun memadatkan kekuatan itu dan berniat untuk melepaskannya ke arah Amonte.
"Agh! Terlalu kuat!!" Jerit Sha berusaha mengendalikan arus energi yang mengamuk didalam dirinya. Setiap aliran energi terasa seperti pisau tajam yang menyayat tubuhnya dari dalam.
Sha, dengan sisa-sisa kesadaran dan kekuatannya, memadatkan energi yang diserapnya, merasakan beban yang nyaris tak tertahankan. Pandangannya beralih kepada El-Yorah, yang masih berdiri bungkuk.
“Tidak ada pilihan lain… aku harus melepaskannya…” pikir Sha dengan berat hati. Dengan satu teriakan terakhir, ia mengarahkan ledakan energi itu ke arah El-Yorah, berharap bahwa kekuatan besar ini akan mampu mengguncang Amonte dan memberikan sedikit kesempatan bagi mereka.
El-Yorah terkejut melihat bola energi besar yang meluncur ke arahnya. "Huh... A-apa yang dia lakukan?!" Kemudian bola energi tersebut meledak tepat di tubuhnya yang menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. "AAARGhhhhh!!!" Jerit El-Yorah menahan amukan kekuatan tersebut.
"A-ayah.... jadi ini yang kau rasakan?" tanya El-Yorah dari hati terdalamnya kepada Amonte. El-Yorah merasakan dirinya diberi kekuatan tambahan untuk melawan Amonte.
Amonte tampak kesal setelah menyadari trik Sha, ia pun menyerang Sha dengan kecepatan penuh.
Meski Sha dapat menghindari beberapa serangan tersebut, tetap saja ia terhempas karena efek yang sangat luar biasa dari setiap kekuatan Amonte.
Tepat sebelum Amonte melancarkan serangan kepada El-Yorah, ia telah terlebih dahulu menyayat leher ayahnya. Di bawah sinar bintang-bintang dan nebula, dengan kecepatan yang tak terduga, ia menghujamkan seluruh kemampuan pedangnya. Ribuan tebasan menyayat tubuh Amonte yang berusaha keras menahan darah dari lehernya agar tidak mengalir.
Dengan serangan terakhirnya, ia mengumpulkan energi menjadi satu pada titik tertentu, yaitu di tangan kanannya. Setelah itu ia membuat Amonte terhempas tak berdaya.
El-Yorah tersenyum puas, mengira itu adalah akhir dari pertempurannya, sambil menangis karena mengira itu adalah perpisahan terakhir dengan ayahnya.
El-Yorah membalikkan badannya menghadap sha, kemudian ia menodongkan senjatanya sambil berkata. "Hei kau... Pertempuran kita belum berakhi-" Secara mengejutkan Amonte bangkit melintas dengan kecepatan penuh menendang bagian belakang El-Yorah yang menyebabkan ia terpental jauh.
"Jangan berpikir bahwa aku akan mati begitu saja. Anakku yang bodoh!" Amonte tersenyum melihat tingkah mereka berdua. "Kau bukanlah pemimpin yang layak jika hanya mengambil kesimpulan tanpa mempertimbangkan yang benar."
Amonte memberikan serangan lanjutan yang cukup kuat sehingga seluruh dimensi itu hancur berkeping-keping, hanya dengan satu jarinya saja.
"Wow! lihatlah orang ini, apakah dia berniat untuk kabur dari dimensi ini karena tidak dapat menggunakan kekuatannya secara menyeluruh?" Kata Entity X (Create) yang sedang meremehkan Amonte.
Dalam kehancuran yang melanda, Sha dan El-Yorah terlempar ke sudut-sudut yang berbeda, tubuh mereka terguncang hebat oleh kekuatan besar yang dilepaskan oleh Amonte.
Sha terdampar di atas reruntuhan batu-batu besar, napasnya terengah-engah. Dia merasakan tubuhnya terasa berat dan penuh luka. Pandangannya buram, tetapi dia bisa melihat El-Yorah yang terhempas ke tepi medan pertempuran. Keputusasaan merayapi pikirannya saat dia mencoba mengumpulkan kekuatannya untuk berdiri kembali.
Di sisi lain medan pertempuran, El-Yorah terguling di tanah yang hancur. Tubuhnya terasa remuk, luka-luka baru menambah deretan bekas luka yang sudah ada. Dia merasakan kelemahan yang menyelubungi dirinya, tetapi juga ada api yang berkobar di dalam dirinya.
Yaitu keinginan untuk melawan.
Tepat setelah dimensi itu dihancurkan, mereka pun kembali di dunia nyata dengan membawa kehancuran yang sangat dahsyat pada sebuah benua yang melibatkan seluruh negeri untuk menyaksikan kehancuran tersebut.
Liel, Lash, dan Zephyr, bersama dengan beberapa prajurit dari kerajaan Barnicia, menyaksikan kehancuran tersebut dari Alteyer. Mereka berjarak sekitar 9.589 kilometer atau sekitar 5.958,328 mil dari tempat kejadian.
Hembusan angin dari tempat kejadian sampai ke hutan Alteyer, tempat dimana mereka berada.
Zephyr, dengan tatapan serius, berkata, "Itu adalah kekuatan yang tidak dapat kita bayangkan. Aku merasakan energi kosmik yang luar biasa dari arah sana."
Lash menjawab "Aku juga merasakan hal yang sama, itu adalah kekuatan yang tidak asing..."
"Amonte telah kembali..."
Di medan pertempuran, Sha mulai bangkit perlahan. Sha merasa tubuhnya penuh luka, tetapi dia tidak bisa menyerah sekarang. Dia memandang ke arah El-Yorah yang masih dalam keadaan terbaring lemah.
Sha mendekati El-Yorah secara perlahan, dengan tegas kemudian ia berkata kepada El-Yorah "Bangunlah Domination, aku tahu kau tidak akan mati semudah itu." Kemudian sha membentuk sebuah bola kristal kecil dengan energi merah di dalamnya yang terbuat dari Gravastar. "Aku tidak tahu ini akan bekerja atau tidak." Setelah berkata seperti itu Sha langsung menanamkan kekuatan tersebut pada tubuh El-Yorah.
Tubuh El-Yorah mulai pulih, luka-lukanya sembuh dengan cepat. Namun, tatapan matanya tetap penuh keraguan dan rasa sakit.
Sha menawarkan kerja sama kepadanya untuk mengalahkan Amonte bersama-sama, "Kita harus menghentikan ayahmu, El-Yorah. Ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan semuanya," Ucap Sha dengan serius.
El-Yorah menatap Sha dengan pandangan yang sulit dibaca. "Mengapa aku harus percaya pada orang yang akan menghancurkan dunia ini dimasa depan?"
Sha menarik napas dalam-dalam, lalu menjawab, "Aku mengerti perasaanmu, Domination. Tapi lihatlah sekelilingmu, lihat kehancuran yang dia ciptakan. Kita tidak bisa membiarkan ini terus terjadi."
El-Yorah terdiam sejenak, bergumul dengan konflik dalam hatinya. Dia tahu ada kebenaran dalam kata-kata Sha, ia kembali teringat kata-kata Ayahnya tadi bahwa.
Ia bukanlah pemimpin yang layak jika hanya mengambil kesimpulan tanpa mempertimbangkan kebenaran...
Kemudian ia mengingat kembali penglihatannya, seolah-olah ia melihat bahwa Sha sedang berhadapan dengan sesuatu yang tak terlihat. Ia teringat bahwa ada suatu makhluk yang tidak dapat dilihat melalui penglihatan masa depan, makhluk itu hanya dapat dilihat di masa sekarang.
Didalam hatinya, ada sedikit rasa penyesalan namun karena kutukan dari kekuatan Amonte yang menyebabkan dirinya tidak bisa berfikir secara rasional ketika melihat Sha (sosok yang tidak ia sukai).
Meski hatinya masih bimbang. Namun, ia tahu bahwa ia juga harus menyelamatkan nyawa yang tak bersalah pada kejadian ini.
Akhirnya El-Yorah pun menerima tawaran tersebut "Baiklah, aku akan bekerja sama denganmu untuk mengalahkannya. Namun, jangan berfikir bahwa aku tidak membencimu."
"Itu adalah keputusan yang bagus, kau adalah seorang pahlawan sejati." Jawab Sha.
Setelah mendengar perkataannya, El-Yorah pun semakin yakin untuk bekerja sama dengan Sha, demi melawan Amonte sosok dewa iblis yang paling ditakuti oleh seluruh dunia.
Disisi lain, Amonte masih fokus dengan Entity X (Create) ia menyerangnya secara bertubi-tubi namun Entity X (Create) dapat dengan mudah menghindari serangan tersebut.
Dengan nada kesal Amonte berkata. "Sialan kau!!! Berapa lama lagi kau akan terus meremehkanku!?"
"Meremehkan apanya? Kau saja yang tersulut emosi. Aku bukanlah musuhmu. Musuhmu adalah Sha dan anakmu sendiri. Aku hanya seorang penonton." Jawab Entity X (Create) dengan santai.
Setelah itu, Amonte menangkap Entity X (Create) kemudian membantingnya ke tanah, dilanjutkan dengan beberapa tusukan kosmik yang mengenai dadanya.
"Kau terlalu fokus kepadaku, sehingga kau melupakan apa yang lebih penting dariku." Lanjut Entity X (Create).
Ketika Amonte menolehkan kepalanya kebelakang, ia dihujamkan oleh beberapa serangan oleh El-Yorah, serangan tersebut lebih kuat dari sebelumnya.
El-Yorah menatap Entity X (Create) dengan penuh keheranan. "D-dia? sepertinya aku pernah melihatnya beberapa tahun lalu."
"Dia adalah orang yang pernah menyelamatkanku di arena, apakah kau lupa?" Jawab Sha.
"Tch! Tidak mungkin aku akan melupakan orang yang telah mempermalukanku." Balas El-Yorah dengan kesal "Mari kita bantu dia." lanjutnya.
Mereka berdua meluncur ke depan dengan kecepatan tinggi, meninggalkan jejak cahaya di belakang mereka. Sha menggunakan Gravastar, tangannya berwarna merah menyala, sementara El-Yorah memusatkan kekuatan kosmik di pedangnya yang bersinar terang.
Amonte memusatkan kekuatannya dijari telunjuk ke arah mereka, tetapi Sha yang sudah membaca gerakan tersebut dengan gesit menghindar ke samping dan menyerang dengan Gravastar, menyentuh Amonte dengan kekuatan tersebut. El-Yorah melompat tinggi ke udara, lalu menukik turun dengan pedangnya yang berpendar cahaya, mengarahkan tebasan mematikan ke arah Amonte.
Amonte mengalihkan perhatiannya kepada El-Yorah untuk menahan serangannya, namun tebasan energi El-Yorah terlalu kuat, memaksa Amonte mundur beberapa langkah. Ditambah lagi dengan Sha yang berusaha mengendalikan ketahanan tubuh Amonte.
Amonte berusaha melawan, memanggil kekuatannya untuk menciptakan perisai yang akan menahan serangan-serangan El-Yorah. Namun gagal dikarenakan Sha yang terus menerus menyerap energi kekuatannya.
Dengan kesal, Amonte menggenggam kepala Sha yang sedari tadi memegangi dia. Ia berniat untuk menghancurkan kepalanya, namun El-Yorah melesat dengan cepat dan memotong tangan Amonte.
Karena tangannya telah terpotong, Amonte meledakkan kekuatannya ke arah Sha, menyebabkan Sha mengalami cedera berat. Melihat hal itu, El-Yorah ingin membalas serangan tersebut, namun sayangnya ia juga terkena dampak dari kekuatan tersebut yang menyebabkannya terpental.
Amonte mengambil kesempatan itu untuk mengisi ulang energinya agar dapat menciptakan kehancuran yang lebih dahsyat. Melihat Amonte sedang mengisi ulang energinya, Sha dengan sigap langsung melepaskan energi yang ia serap sebelumnya ke arah Amonte. Akibatnya, Amonte kelebihan energi dan akhirnya tubuhnya pun meledak.
Di bawah reruntuhan, suara ledakan itu menggema, membawa kehancuran yang begitu dahsyat hingga tanah berguncang. Tubuh Amonte meledak dalam cahaya menyilaukan yang menyapu seluruh medan pertempuran. Sisa-sisa energi kosmik bercampur dengan puing-puing yang beterbangan di udara, menciptakan pemandangan yang menakjubkan dan mengerikan sekaligus.
Sha terengah-engah, ia merasa lega berfikir bahwa semuanya berakhir, tubuhnya penuh luka. Namun, dia tahu ini adalah kesempatan terakhir mereka. Dia melihat ke arah El-Yorah yang tergeletak tak jauh darinya. El-Yorah berusaha bangkit, meskipun rasa sakit mendera seluruh tubuhnya.
"Aku... aku baik-baik saja," gumam El-Yorah sambil berdiri dengan susah payah. Pandangannya tertuju pada tempat di mana Amonte meledak. "Kita harus memastikan dia benar-benar sudah kalah."
"Harus memastikan? Bukankah dia sudah mati." Sha terkejut mendengar pernyataan tersebut. Ia berfikir bahwa Amonte benar-benar mati hanya karena tubuhnya meledak.
Tepat di saat itu, langit di atas mereka berubah gelap. Awan-awan berkumpul, dan sebuah suara gemuruh menggelegar. Dari dalam awan, muncul siluet besar, perlahan-lahan mengambil bentuk. Amonte bangkit dengan tubuh aslinya yang jauh lebih besar dari bumi itu sendiri.
"Lihat... tubuh itu hanyalah segel yang dibuat oleh dewa Al-Batlan, kita hanya menghancurkan segelnya saja." Ujar El-Yorah dengan rasa putus asa.
"M-mengapa... Mengapa kau tidak bilang dari tadi." Tanya Sha dengan kekhawatiran dan rasa takut yang luar biasa.
"Maafkan aku, dia menyembunyikan masa depannya dariku sehingga aku tidak bisa mendeteksi jika hal ini akan terjadi." Jawab El-Yorah kemudian ia terbaring pasrah.
Amonte tersenyum ketika melihat mereka ketakutan dari permukaan Loth'in. Dengan satu gerakan sederhana, Amonte menjentikkan jarinya. Dalam sekejap, kekuatan yang luar biasa meledak keluar. Alam semesta di sekitar mereka hancur, menyisakan hanya puing-puing yang terapung di kegelapan yang tak berujung. Bintang-bintang padam, planet-planet hancur menjadi debu, dan galaksi-galaksi lenyap tanpa jejak.
Sha dan El-Yorah tidak punya waktu untuk bereaksi, kekuatan dahsyat dari Amonte menghancurkan mereka dalam sekejap, memusnahkan keberadaan mereka.
Ketika debu mulai mengendap, di antara reruntuhan dan kegelapan, muncul Entity X (Create). Dengan tatapan tajam, ia melihat ke arah Amonte yang tersenyum puas.
"Bagaimana? Apa kau akan berperilaku serius setelah diriku melakukan ini?" Tanya Amonte kemudian mengubah ekspresinya menjadi kemarahan.
"Oke... oke... jika itu maumu, aku akan mulai serius sekarang." Jawab Entity X (Create) dengan sedikit tersenyum.
Setelah dirinya berkata seperti itu, Amonte tiba-tiba merasa ketakutan. Kutukannya bahkan terasa tidak ada apa-apanya setelah melihat bayang-bayang dari kekuatan asli Entity X (Create).
Kutukannya yang dapat menyalakan amarah yang membara. Namun, setelah Entity X (Create) berkata seperti itu, ia bahkan tidak dapat merasakan emosi apapun selain ketakutan.
"Bagaimana mungkin di-dia dapat menyembunyikan kekuatan sebesar ini?!" Gumam Amonte.
Dengan satu pukulan, Entity X (Create) melenyapkan Amonte beserta dengan ruang dan waktu disekitarnya. Bahkan kegelapan pun tak tersisa.
Entity X (Create) menyisakan kesadaran Amonte sedikit untuk memberinya pelajaran bahwa jika memiliki kekuatan, maka gunakanlah kekuatan tersebut sebaik mungkin.
Dengan sisa-sisa kesadarannya, ia berkata kepada entitas tersebut, "Kau... memiliki kekuatan yang sangat luar biasa... Namun... Kau lebih memilih untuk melindungi daripada menghancurkan?..."
Entity X (Create) hanya memandangnya tanpa berbicara sepatah katapun. Amonte membalas tatapan tersebut dengan sedikit senyuman.
"Kau... Adalah makhluk yang mengerikan."
Didalam ruang dan waktu yang telah hancur oleh kekuatan dahsyat dari entitas itu, Amonte pun lenyap bersama dengan kehampaan.
~Author : Destha Wibawa Putra