Chapter 3

| Sabtu, 17 Februari 2024

 

   CHAPTER 3  

Adat istiadat Barnicia



"Mengapa Harus berfikir tentang keberhasilan?"

"Kenyataan pahit yang kita dapatkan semasa hidup adalah sebuah takdir yang harus kita jalani."

Itu adalah sebuah kalimat yang paling kubenci seumur hidupku. . .

Tentu semua keberhasilan memiliki pengorbanan dan usaha yang sangat keras. . .

Namun seperti yang kukatakan tadi bahwa, suatu keberhasilan diraih oleh pengorbanan yang sangat besar. . . 


"ARRAZIEL!!!, ARRAZIEL!!!" Suara yang begitu mengerikan, berteriak memanggil namanya. 

"ARRAZIEL!!!" Suara ini diulangnya hingga tiga kali.

Disuatu alam semesta yang jauh dari kata damai, ada sesosok malaikat yang duduk di singgasana yang sangat megah.

Diperlihatkanlah sebuah pemandangan yang mengerikan. Langitnya dibelah, gunung diratakan, lautan diubahnya menjadi darah, apapun yang hidup akan langsung dibantai habis. 

Yang melakukan ini semua adalah Arraziel, sosok malaikat yang ingkar kepada Sang Pencipta. 


"Aku adalah The Fallen. Arraziel sudah musnah dari dalam diriku sejak lama, Karae..." ucapnya. 

'"Apakah ada arti dibalik semua yang kau lakukan ini Arraziel?" Tanya Karae dengan geram. 

"Kau sangat keras kepala seperti biasanya, Karae." Ucap Arraziel Dengan perasaan kecewa.

Karae membalas perkataan tersebut, "Arraziel... pulanglah ke rumah (Surga), perbaiki sifatmu, dan kembalilah ke jalan yang lurus. Bukankah masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan selain kehancuran?" 

"AKU ADALAH THE FALLEN SIALAN!!!!" Tegas The Fallen (Arraziel) dengan nada yang sangat keras.

Suara yang bergemuruh bahkan terdengar di seluruh alam semesta yang ada di dekatnya. Tak terbayang betapa kerasnya suara itu. Karae meresapi penderitaan dalam kata-kata The Fallen (Arraziel)

Dia merentangkan sayapnya dengan anggun, mencoba melakukan apapun demi kedamaian di dalam kekacauan yang diciptakan oleh malaikat jatuh itu.


"Menyedihkan... Sungguh menyedihkan" Ucap The Fallen (Arraziel)

"Arraziel jangan biarkan hakikatmu mengabur karena ulahmu sendiri" Karae berkata dengan penuh emosi. 

The Fallen (Arraziel) tertawa terbahak-bahak, suaranya menciptakan gemuruh di seluruh alam semesta itu. "Jika kau berkata tentang hakikatku? Aku adalah The Fallen aku akan menyelesaikan masalahku sendiri, Karae." 

The Fallen (Arraziel) tersenyum sinis, kutukan para pendosa menyelimuti dirinya. Sementara Karae, meskipun memiliki penampilan yang sedikit terdistorsi, ia tetap memegang teguh atas cahaya kesucian.

Pertarungan antara kedua malaikat yang dulunya bertugas sebagai pengendali alam semesta, mulai terjadi. 

Sayap-sayap mereka yang dahulu bersatu kini terkembang dalam perlawanan yang sengit. 

Cahaya kesucian milik Karae bersaing dengan kutukan pendosa milik The Fallen (Arraziel), menciptakan pusaran energi yang memilukan di sekitar mereka.

Karae mengeluarkan pedang sucinya yang ia raih dari energinya sendiri, kemudian mulai menebas. 

Tebasan itu menciptakan kehancuran yang dahsyat. puing puing antar galaxy bertebaran dimana mana, langit terbelah, lubang hitam yang baru tercipta langsung dihancurkan begitu saja.

Pertarungan semakin memuncak, mengguncang alam semesta. Bintang-bintang pun menyaksikan pertarungan epik antara dua malaikat yang dulunya bersama-sama menjaga keseimbangan dunia. 

Dalam serangan berkecepatan mutlak, The Fallen (Arraziel) mencoba menyerang Karae. Sayap-sayap gelapnya membelah luar angkasa, menciptakan dimensi kehancuran yang baru yang bernama Catalysm. 

Namun, Karae mampu membendung serangan tersebut dengan menggunakan tangan kanannya yang bersinar terang. Setiap serangan yang dilancarkan The Fallen (Arraziel) berhasil dipatahkan.

Akan tetapi dampak energi yang diciptakan oleh pertarungan mereka terus merusak alam semesta.


"Kita dulu bersama-sama menjaga harmoni ini. Mari kembalikan keseimbangan dunia ini, tinggalkan ambisimu" pintanya sambil menghindari serangan-serangan The Fallen (Arraziel) kemudian membalas serangan tersebut. 

The Fallen (Arraziel) tertawa gila, "Keseimbangan? Harmoni? Hanya ilusi! Aku telah terlepas dari belenggu dan sekarang aku menentukan takdirku sendiri. Aku akan menghancurkan segalanya yang mengganggu. Segalanya!!"

Karae memancarkan sinar keemasan yang ia pegang di pedangnya sehingga menciptakan kilatan terang di sekitar mereka. Namun, The Fallen (Arraziel) dengan sigap menghindari dan membalas dengan serangan gelap yang semakin kuat. Pertarungan semakin sengit. Alam semesta itu sendiri menjadi hancur sehancur hancurnya.


The Fallen (Arraziel) menyaksikan kehancuran tersebut, Ia merasa sangat puas. "Aku bingung harus berterima kasih atau tidak kepadamu, namun sepertinya dampak dari pertarungan ini cukup membantuku." 

Karae terdiam sejenak. Kemudian Karae menurunkan energinya sendiri, lantas pedang yang ia pakai tadi, kini telah memudar. 

Ini mengartikan bahwa Karae sudah menyerah. Kemenangan kini diraih oleh The Fallen (Arraziel).

Karae tersadar bahwa alam semesta yang sekarang terhampar di depannya adalah saksi bisu dari kehancuran yang telah terjadi. The Fallen (Arraziel) pergi begitu saja setelah menyadari Karae yang tenggelam dalam pemikiran di tengah reruntuhan alam semesta yang tercipta.

Di tengah alam semesta yang sunyi, Karae merasa kehilangan arah. Tanpa Arraziel, tanpa keseimbangan yang dulu mereka jaga bersama, segalanya terasa hampa. Setiap pergerakan sayapnya hanya meninggalkan jejak cahaya yang terluka di antara kegelapan.



Bag 1 Pelatihan Awal 


Kejadian itu merupakan kejadian sebelum para entitas menemuinya di alam semesta yang sudah hancur. . .

Ini juga menjadi pertanda bahwa Arraziel atau biasa yang disebut sebagai The Fallen tidak akan pernah merubah segala keputusan yang telah ia tetapkan.

Kesalahan yang sangat FATAL juga mengakibatkan tragedi FATAL pula. . .

Ini lebih disebut sebagai FATAL ACT. . .

Hukum dari suatu ciptaan akan segera berlangsung secara abstrak. . .


Masa kini berganti dengan masa yang sekarang, di dalam negeri Barnicia.

Para entitas yang sedang asyik berbincang dengan Sha, tak menyadari bahwa mereka sedari tadi diintai oleh seseorang.

Ternyata itu adalah Liel Savirrah seorang peramal, orang yang pertama kami sambut setelah sampai di dunia ini.


"Liel!, senang bertemu denganmu!" Sha menyambutnya dengan gembira.

"Wahh... aku tidak menyangka bahwa kalian saling mengenal, temanmu banyak juga ya Sha..." Liel membalas sambutan itu dengan nada yang sangat sopan.

"Aku ada berita bagus untuk kalian semua." Lanjut Liel kemudian menghadap ke para entitas.

"Apa itu?" Tanya Entity X (Create).

Liel menjawabnya dengan penuh semangat. "Raja telah mengumumkan akan adanya perlombaan tanding kemampuan sihir!. Pertandingannya akan dimulai dalam waktu dua minggu, apakah kalian ada yang mau ikut? hadiahnya lumayan juga lhoo..." 

Negeri ini mengadakan pertandingan bukan tampa alasan, melainkan memiliki maksud tertentu, yakni upacara pengambil alih kekuasaan dari Raja Barnicia yang dulu.

Pertandingan ini juga menandakan akan perjuangan para pemberontak merebut negeri ini.

Karena mengetahui bahwa para entitas ini merupakan orang luar, begitu juga dengan Sha yang belum mengetahui tentang sejarah yang ada di negeri ini. Liel mulai bercerita tentang sejarah dari negeri ini.


Pemimpin negeri dulunya bernama C. Di kerajaannya yang dulu, Barnicia, sistem pemerintahannya masih bersifat liberal. Namun konflik internal di negeri itu terus terjadi karena banyaknya alasan, salah satunya adalah perbedaan pendapat. Banyak terjadi penjarahan hingga pembunuhan di negeri vampir ini.

Di tengah konflik internal dan kekacauan di negeri Barnicia, kondisi semakin memburuk dengan kebijakan yang diterapkan oleh C. Keputusannya untuk memburu para kelompok pendemo dengan melibatkan masyarakat dalam tindakan kekerasan memunculkan gelombang pembantaian dan genosida yang merajalela di seluruh negeri. 

Pendemo yang seharusnya memiliki hak untuk menyuarakan pendapat mereka malah menjadi sasaran kejam dari pemerintah dan masyarakat yang mendukung kebijakan tersebut. Pembunuhan terjadi setiap hari, menjadikan negeri vampir ini dilanda kegelapan moral dan kemanusiaan.

Bahkan orang yang tak bersalah turut menjadi korban dalam aksi ini.

Tepi jalan di negeri ini menjadi saksi bisu atas penderitaan dan tragedi yang terus berlanjut. Korban-korban yang bergelimpangan di jalanan menjadi lambang dari kebrutalan rezim dan ketidakadilan yang melanda Barnicia.

Pada saat yang sulit ini, muncul pemberontakan yang dipimpin oleh Advokyt El-Yorah, pemimpin pemberontak berjuang untuk mengakhiri kebrutalan dan ketidakadilan di negeri Barnicia. Advokyt El-Yorah, dengan visi untuk menjadi harapan bagi rakyat yang terzalimi. 

Pemberontakan ini menarik perhatian banyak orang yang telah muak dengan kebijakan kejam C. Meskipun risikonya besar, banyak yang bergabung dengan pemberontakan ini, termasuk vampir-vampir yang sebelumnya dipaksa mendukung rezim yang kejam ini.

Advokyt El-Yorah memimpin pasukannya dengan bijak, menggunakan kekuatan dan keahlian strategisnya untuk menghadapi pasukan pemerintah yang jauh lebih besar. Dia juga berusaha membangun persekutuan dengan pemipin dari negeri lain yang tidak setuju dengan kebijakan C.

Bahkan ia juga membangun kontrak dengan salah satu dewa, namun memiliki konsekuensi yang setimpal.

Pertempuran antara pasukan pemberontak dan pemerintah semakin memanas, menciptakan pemandangan yang tragis di seluruh negeri. Namun, di balik kegelapan itu, terdapat perubahan yang lebih baik.

Dengan kekuatan barunya, El-Yorah mampu menumbangkan kediktatoran pemimpin negeri terdahulu, hingga saat ini El-Yorah masih memimpin negeri ini menggantikan para pemimpin bengis sebelumnya.

Begitulah kisah dari negeri Barnicia, negeri para vampir ini berada. Kami, para entitas, merasa takjub atas keputusan yang sangat beresiko diambil oleh Advokyt El-Yorah untuk mengubah negeri ini menjadi tempat yang lebih baik. 

Namun, kami tidak tahu dengan pasti seperti apa dewa yang ia kontrak.

Diantara para entitas itu, tidak ada satupun yang mau ikut dengan kompetisi itu, karena beranggapan bahwa kami terlalu kuat untuk mengikuti itu semua.

Mereka lalu bersepakat untuk menyerahkan kompetisi itu kepada Sha, seorang gadis muda yang masih berumur dibawah 18 tahun.

Liel pun terkejut setelah mendengar keputusan tersebut. Mana mungkin ada seorang gadis kecil yang mampu bertahan pada kompetisi itu. 

Namun, Gadis itu dengan mantap menerima tantangan tersebut. Ia merasa bahwa kompetisi ini bisa menjadi peluang untuk membuktikan kemampuannya dan memperoleh kekuatan lagi untuk menjadi seseorang yang diutus.



Entity X (Create) dengan gembira menawarkan bantuan, "Kalau begitu, besok pagi kami akan mulai mengajarimu cara bertarung."

Dengan senang hati Sha menerima tawaran tersebut, "Baiklah..."

Hari berganti menjadi pagi, dan Sha sudah menunggu dengan penuh semangat untuk memulai pelatihan. Para entitas bersiap-siap untuk memberikan instruksi pada Sha.

Namun Sha dibawa ke tempat yang sangat sepi bahkan tidak ada seseorangpun yang melewati jalan tersebut.

Tempat itu biasanya dipanggil oleh warga setempat sebagai The Unnatural Palace (Alteyer), tempat yang dipenuhi oleh makhluk mitologi yang menyeramkan, atau biasa disebut sebagai monster.

Sha berdiri di tepi hutan belantara yang gelap dan misterius. Pepohonan besar dan rimbun menutupi langit, menyelimuti segalanya dengan bayangan yang menakutkan. Ia merasa getir namun juga tertarik oleh keindahan alam yang ganjil ini. 

Para Entitas bersiap memberikan bimbingan pada Sha di tengah hutan yang kelam. Mereka melangkah masuk, melewati rimbun dedaunan dan cabang-cabang yang menjulang.

Dalam latihan ini, kami saling membagi tugas. Ada yang bertugas untuk mengasah kemampuan Sha, ada yang melatih peningkatan fisik, ada yang melatih kefokusan, dan ada yang memberikan pengetahuan baru.


"Sepertinya disini tempat yang pas untuk dijadikan tempat latihan." Kata Entity X (Create).

"Tapi inikan masih di tengah hutan" Sha menyela.

"Bakar seluruh pohon ini Sha, maka tempat ini akan menjadi luas." Balas  Entity X (Create).

Setelah perintahkan untuk membakar pohon, Sha merasa khawatir akan keberadaan makhluk di sekitar tempat ini, terlebih lagi ia tidak suka berbuat kerusakan.

Entity 04 (Fortune) dan Entity 05 (Unfortune) yang bertugas untuk melatih kefokusan Sha mulai menasihatinya.


"Sha... jika kau terlalu berempati kepada musuhmu, kau akan dijebak olehnya" Ucap Entity 04 (Fortune)

"Lihatlah monster disana, meskipun kau menangis dan bersujud untuk memohon ampun, dia tidak akan segan untuk memangsamu." Lanjut Entity 04 (Fortune).

"Sha, ingatlah bahwa di dunia seperti ini, hanya ada dua pilihan, yaitu membunuh atau dibunuh," tambah Entity 05 (Unfortune).

Sha mencoba memahami perkataan barusan dan mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri. Meskipun dari dalam lubuk hatinya masih ada rasa empati, Ia menyadari bahwa dunia tempatnya berada tidak selalu bersahabat.


"Cobalah untuk tetap fokus dan pancarkan kemampuanmu, api memiliki sifat yang panas dan membakar, mungkin kau boleh membayangkan bahwa hutan ini adalah target utama amarahmu." Ujar Entity 05 (Unfortune).

Sha mengambil napas dalam-dalam, mencoba memusatkan pikirannya dan memahami saran dari Entity 05 (Unfortune). Ia merasa energi dalam dirinya membara, seakan-akan memanggil kekuatan yang terpendam. 

Dengan kefokusnya, Sha memusatkan perhatiannya pada sebatang pohon di depannya. Ia membayangkan bahwa pohon itu adalah simbol dari kekuatiran dan amarahnya yang ingin ia atasi.

Seketika bola api muncul mengelilingi dirinya. Sha merasa bahagia setelah mengeluarkan kemampuannya. Ini adalah pertama kalinya ia menggunakan kekuatan api miliknya sendiri.


"Baiklah... akanku hempaskan!" Ucap dirinya dalam hati dengan bangga

Bola api itu menyambar ke pohon yang ia tuju, seketika pula api itu melahap batang pohon tersebut. Hal ini menyebabkan para monster itu tertarik dengan apa yang barusan terjadi.

Sha mulai panik ketika melihat para monster mulai mengelilingi mereka semua.

Entity 04 (Fortune) dan Entity 05 (Unfortune) mencoba untuk menenangkan Sha yang sedang panik, mereka mencoba untuk membuatnya tetap fokus.

Meski sedikit sulit, ia tetap berusaha untuk tetap fokus, kemudian Sha mengarahkan bola api itu kepada para monster-monster yang sedang mengelilinginya menggunakan cara yang diajarkan oleh kedua entitas tersebut.

Akan tetapi, semua serangan yang dilancarkan oleh Sha tidak ada yang mengenai para monster tersebut. Hal ini justru malah membuat para monster itu semakin murka dan mulai menyerang mereka.


Entitas lainnya, mencoba memberikan bimbingan pada Sha, "Sha, kamu harus merasakan aliran energi di sekitarmu. Biarkan elemen api dalam dirimu menyatu dengan dirimu. Ketika kamu merasa keseimbangan, lepaskan kekuatanmu dengan pikiran yang tenang." 

Mendengar petunjuk para entitas itu, Sha mencoba untuk merasakan aliran energi di sekitarnya. Ia mencobanya lagi. Setelah beberapa saat, Sha merasakan keseimbangan dan mengarahkan bola api ke arah para monster.

Namun, kekuatannya masih tetap lemah untuk menghabisi para monster itu. 

Melihat hal itu, masing-masing para entitas yang ada di sana mulai mengeluarkan aura negatif. Para monster yang melihat aura tersebut, merasakan kehancuran yang luar biasa, dan mereka kemudian melarikan diri dari tempat tersebut.

Sha merasa heran. Tiba-tiba, kumpulan monster yang tadinya ganas malah menciut setelah melihat para entitas tersebut.

Entity A (Reality) mendekatinya kemudian berkata.


"Kerja bagus Sha, kamu mempelajari apa yang diajari oleh Fortune dan Unfortune dengan cepat!" Entity A (Reality) memuji sambil tersenyum dan bertepuk tangan.

Pujian tersebut diikuti oleh entitas-entitas lain yang tersenyum bangga atas pencapaian yang telah diraih oleh Sha. Mereka melupakan kegagalan Sha dan menyemangatinya.

Sha merasa bahagia setelah mendengar pujian tersebut, ia semakin optimis dengan apa yang terjadi kedepannya.

Senja menyelimuti hutan belantara, suasana yang diciptakan sangatlah tenang dan menyejukkan hati. Para entitas membuat tempat untuk berkemah sementara Sha duduk di bawah pohon rindang sambil melamun.


Tiba-tiba Entity X (Create) datang menghampirinya, "Sha? mengapa kau duduk sendirian disini, apa yang sedang kau pikirkan?"

"Ah! bukan apa-apa, aku hanya terhanyut oleh suasana sore di hutan ini, membuatku merasa sangat nyaman!" Seru Sha.

"Pasti bukan itu yang kau rasakan, biar kutebak! apakah kau sedang memikirkan tentang keluargamu?" Ujar Entity X (Create) kemudian duduk disampingnya.

"Hmmph!" Sha mengalihkan pandangannya ke arah matahari yang akan tenggelam, sorot matanya penuh refleksi. "Ya, aku merindukan keluargaku. Ingatan itu sangat membuatku sesak."

Entity X (Create) merasakan perasaan Sha dan menasihatinya, "Rindu kepada keluarga memang bisa menjadi beban yang berat. Namun, ingatlah, Kau sebentar lagi akan menghadapi tanggung jawab yang lebih besar dari itu. Setiap langkah yang kita ambil membawa kita lebih dekat dengan takdir, kita tidak tahu apa yang terjadi kedepannya. Takutnya itu akan menjadikan beban yang sangat berat bagi dirimu sendiri, Sha."

"Duh! ngomong apa aku ini." Lanjut Entity X (Create).

Mendengar ucapan entitas itu, Sha tertawa kecil.

"Hehe lucu ya?" Ucap Entity X (Create).

Sha mengangguk kemudian berkata, "Terkadang semuanya terasa sepi, aku tidak memiliki banyak teman untuk diajak bicara. Aku selalu merasa sendirian, namun, keberadaan kalian disini sangat berarti bagiku!"

Sha merasa canggung setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Entity X (Create) hanya memperhatikan emosi yang ditunjukkan oleh Sha, seakan-akan ia sedang mempelajari setiap sifat dari manusia itu sendiri.

Senja pun usai digantikan oleh rembulan dan bintang-bintang di langit, mereka semua berkemah di tengah hutan belantara. Meski tempat itu dikenal sebagai tempat yang menakutkan, namun Sha tetap merasa aman ketika berada di tengah kumpulan para entitas.

Di perkemahan itu, suasana begitu hangat dan akrab di antara Sha dan para entitas. Mereka melupakan perbedaan ras, kekuatan, dan kekurangan, membentuk ikatan yang kuat dan bersatu layaknya keluarga.

Sementara itu di bagian bawah Surga. Adonai mengutus Karae untuk menemui entitas yang tersisa di alam semesta ini. Mereka adalah entitas yang terakhir di ciptakan, nama beserta julukannya adalah Entity 101 yang disebut sebagai The Matrix dan Entity B yang disebut sebagai Fear

Begitu mendengar perintah dari Adonai, Karae langsung bergegas untuk menemui kedua entitas yang masih tersisa di alam semesta yang luas ini.

Sesampainya disana, ia mendapati kedua entitas itu sedang berbicara dengan salah satu makhluk Eldritch, itu adalah Al-Falaak.

Ular itu meminta kedua entitas itu untuk menjaga dimensi yang ia tinggalkan, tentu hal ini sangat bertolak belakang dengan tugas para entitas sebenarnya.

Karae langsung sigap menuju ke tempat itu untuk menanyakan maksud dari ular itu.


"Salam sejahtera untukmu Falaak, kita bertemu lagi disini." Sapa Karae kepada ular itu.

"Salam sejahtera untukmu, senang bertemu denganmu kembali Karae." Jawab si ular yang bernama "Al-Falaak"

Al-Falaak melirik Karae dengan mata yang penuh harapan. Sementara itu, Entity 101 dan Entity B memberi hormat kepada Karae, menandakan kedatangannya sebagai malaikat yang sangat dihormati di Surga.


"Apa maksud dari kedatanganmu kesini wahai sang malaikat utusan agung?" Tanya Falaak.

"Tugasku yang mulia ini hanya sekedar untuk menjaga keseimbangan alam semesta, aku disini ingin menyampaikan pesan kepada kedua entitas tersebut. Lantas, apa maksud dari ucapanmu barusan wahai Falaak." Jawab Karae dengan nada hormat sambil menanyakan perihal kedatangan ular itu kesini.

"Diriku hanya ingin meminta kepada kedua entitas ini untuk menjaga dimensi yang kutinggalkan. Betapa sadarnya diriku bahwa mereka ini mampu untuk mengemban tugas tersebut." Ucap Falaak dengan suara yang begitu bergema.

"Tak banyak makhluk yang dapat mendatangi tempat kosong ini. Namun, aku mengetahui bahwa kedatanganmu itu sangat penting disini Al-Falaak namun pesan dariku juga tak kalah penting untuk menjaga keseimbangan alam semesta." Ucap Karae dengan penuh kebijaksanaan.

Mendengar hal itu, Al-Falaak merasa sedih, ia ingin beranjak pergi meninggalkan tempat kosong tersebut.

Namun salah satu dari entitas itu merasa iba kepada ular tersebut yang sudah bersusah payah datang ke dimensi kosong ini.


"Tunggu! jangan pergi. Bagaimana jika aku menawarkan diriku untuk menjaga dimensi itu" Ucap Entity B yang menawarkan diri untuk membantu ular tersebut.

"Sungguh? Apa kau mengabaikan maksudku barusan? Sebagai malaikat yang diutus, aku ingin menyampaikan sebuah pesan kepadamu. Pesan ini sangat penting." Tegas Karae.

Entity B terus memaksa Karae, agar ia mengizinkannya untuk membantu ular tersebut. "Wahai sang utusan... Apa kau tidak melihat raut wajah dari ular tersebut?"

Keadaan semakin rumit ketika entitas dan malaikat itu berdebat mengenai tugas mereka. Di saat situasi tersebut, Entity 101 melihat Al-Falaak dengan sekilas, muncul sebuah ide.


"Bagaimana jika kita menemui pembuat pesan tersebut, aku yakin dengan ini pasti Karae dapat melepaskan kita setelah mendapat izin dari pembuat pesan tersebut." Ujar Entity 101.

"Namanya Adonai." Kata Karae dengan maksud memberitahukan nama dari pembuat pesan tersebut kepada entitas itu.

Kemudian mereka semua bergegas untuk menemui Adonai untuk mengadukan hal tersebut. Dari dimensi kosong melewati ruang angkasa yang begitu luas, mereka menyusul ke bagian bawah surga dengan kecepatan melebihi cahaya. 

Sesampainya disana, mereka semua menghadap kepada Adonai, Ular itu pun mengikuti mereka dari belakang.


Adonai tersenyum melihat mereka ada dihadapannya, ia berkata, "Sudah kuduga kalian akan menghadapku seperti ini, akan ku kabulkan semua permintaan mu."

"Ta-tapikan aku belum berbicara dari tadi, bagaimana anda dapat mengetahuinya?" Tanya Entity B dengan sedikit terbata-bata.

"Ooh! apakah kau meragukan kemampuanku? aku mengetahui segala isi dunia ini, aku juga tahu isi pikiranmu itu." Ucap Adonai dengan keagungannya.

Kedua entitas itu tercengang dengan apa yang barusan dikatakan oleh Sang Utusan tersebut. Karae dan Falaak tampak seolah sudah mengetahui apa yang akan dikatakan oleh Adonai.

Tidak heran karena memang Adonai adalah yang paling berkuasa di antara mereka semua.


Adonai tertawa melihat reaksi kedua entitas tersebut kemudian mulai berkata, "Aku mengizinkanmu untuk membantu ular itu, dimensi Eldritch adalah dimensi yang paling kacau ketika tidak ada satupun yang mengurusnya. Sementara Ular ini (Al-Falaak) ia memiliki tugas lainnya yang harus dikerjakan. Pergilah ketempat itu untuk menenangkan seluruh monster disana." 

Monster di dalam dimensi Eldritch memang dikenal oleh banyak dewa sangat mengerikan, apalagi jika Al-Falaak tidak menjaga tempat itu, maka monster di sana semakin bebas untuk berkeliaran di berbagai tempat dan mulai menghancurkan apa pun yang mengganggu pandangan mereka.


Entity B merasa lega setelah mendapat izin dari Adonai, "Terima kasih, Adonai."

Adonai melirik ke arah Entity 101, "Dan kau... aku akan memberimu suatu pekerjaan yang harus kau emban. Ayo ikuti aku."

Entity 101 kemudian mengikuti kemana Adonai pergi, sementara Karae membiarkan Entity B untuk mengikuti kemana Ular itu pergi.



Bag 2 Pertemuan Dengan Entitas Baru 


Sudah dua hari kami melatih Sha untuk tumbuh menjadi kuat. . .

Siapa sangka Sha dapat mengendalikan kekuatannya sendiri dengan mudah dalam waktu dekat.

Ia telah menguasai api abadi miliknya sendiri. . .

Namun api itu belum cukup untuk membunuh kumpulan monster yang menyerang secara serempak. . .

Dengan kemampuan seperti itu, bagaimana jika ia dihadapkan dengan lawannya pada saat kompetisi nanti?

bagaimana jika lawannya mengeluarkan dua kemampuan dalam satu serangan? situasinya mungkin menjadi lebih kompleks.

Atau jika lawannya melancarkan serangan yang bertubi-tubi?

Selain harus fokus, tentu saja Sha harus memiliki stamina dan kemampuan yang lebih unggul dari musuhnya. 

Dalam pertempuran atau konteks apapun, menghadapi kombinasi kekuatan dapat menuntut respons yang cepat dan efektif. Penting untuk mempertimbangkan kemungkinan dampak dan mencari cara untuk bertahan atau menghindar dari serangan tersebut.

Suasana pagi yang penuh dengan ketenangan dan harapan, mungkin inilah saatnya Sha mendapatkan mukjizat dari Sang Pencipta melalui perantara para entitas yang diutus ke dunia ini.


"Kekuatan ini sangat berguna kedepannya, kami akan memberikannya kepadamu, niscaya kekuatan fisikmu akan meningkat. Terimalah kekuatan ini Sha." Ucap Entity X (Create).

"Bu-bukankah ini sedikit lebih curang? Aku juga belum menyelesaikan pertarungan dengan musuhku di pertandingan itu." Tanya Sha dengan wajah yang sedikit kecewa.

"Ini adalah mukjizat dari Sang Pencipta yang akan diberikan kepadamu seorang utusan, kau tidak boleh menolaknya." Ujar Entity 03 (Failure).

"Iya, aku tahu itu, namun aku ingin mengalahkan lawanku dengan kekuatan murni yang kumiliki terlebih dahulu," Kata Sha.

Mendengar hal itu rekan kami yang bernama Erasure atau yang biasa disebut Entity 02 tertawa, "Hahahaha. Sifatmu yang adil itu, tidak salah lagi jika kau adalah seorang utusan yang dimaksud oleh Adonai."

Entity 06 (Restore) menambahkan, "Itu benar, jika itu adalah seorang manusia biasa yang haus akan kekuatan. Ditawar begini pasti dia akan langsung menerimanya tanpa memikirkan apa yang akan ia lakukan kedepannya.

"Sha!! Kau telah memperlihatkan sikap dari seorang utusan yang sangat bijaksana." Ucap Entity 07 (Forgotten).

"Duhh sepertinya kalian terlalu berlebihan dalam memujiku." Ucap Sha dengan nada malu.

"Hei Create sepertinya kau kurang pandai dalam menjebak seseorang." Ejek Entity 00 (Zero) kepada Entity X (Create).

Entity X (Create) tersenyum kecil kemudian matanya melirik kearah Sha dan berkata, "Dengan begini kami yakin jika Adonai tidak asal bicara, anggap saja kekuatan ini hadiah untukmu setelah menyelesaikan pertandingan itu."

Ucapan barusan membuat kami yakin bahwa inilah sifat dari Sang Utusan yang kami ketahui, kami sudah sepenuhnya yakin dengan ucapan Adonai.

Kami mulai melatih kemampuan yang dimiliki oleh Sha, sedikit demi sedikit, agar ia dapat mencapai tahap penguasaan akhir. Namun hal yang tidak disangka-sangka pun terjadi.

Tiba-tiba langit menjadi gelap dan muncullah malaikat itu dengan tampilan yang sangat mengerikan, itu adalah Karae. Kami sudah terbiasa dengan wujudnya itu. Namun Sha, dia gemetar ketakutan setelah melihatnya.

Memang menjadi hal yang lumrah jika seorang manusia biasa ketakutan ketika melihat makhluk seperti itu. Kami hanya melihat ekspresi yang dikeluarkan oleh Sha tanpa dapat merasakan ketakutan itu sendiri. 


"Para entitas tanpa nama, Adonai mengutus kalian untuk menghadap seseorang," ucap Karae dengan suara yang bergemuruh, serunya memenuhi hutan dengan kekuatannya.

"Kami semua? bagaimana jika aku seorang?" Tanya Entity X (Create) kemudian menoleh sebentar ke arah rekan rekannya.

Malaikat itu hanya diam membisu namun dari ekspresinya sepertinya ia tidak setuju dengan perkataan tersebut.


"Uh. . . Kalau begitu bagaimana jika hanya aku dan Zero saja yang pergi kesana" Tanya Entity X (Create) sekali lagi, mencoba mencari opsi yang lebih diterima.

Namun, sekali lagi malaikat itu tetap diam, meskipun ekspresinya menunjukkan ketidaksetujuannya yang teguh. Suasana hutan pun terasa tegang, sebagai tanda bahwa keputusan ini tidak akan mudah diambil.

Entitas itu tampak bingung, matanya mencari-cari solusi di antara rekan-rekannya, mencari langkah yang paling bijaksana untuk diambil dalam situasi yang kompleks ini.


Tiba-tiba malaikat itu (Karae) berkata, "Ikuti perintah dari Adonai, maka kamu akan mendapatkan kebaikannya."

"Lalu. siapa yang akan menjaga Sha di sini?!" tanya Entity X (Create) dengan suara yang tegas, ekspresinya penuh kekhawatiran.

Entity A (Reality) menyela ucapan tersebut, melontarkan ide gilanya. "Karae, apakah kau setuju jika Sha dibawa bersama dengan kami."

"Baiklah jika itu maumu, kau yang bertanggung jawab atas keselamatan Sha di perjalanan nanti." Ujar Entity X (Create) dengan ekspresi yang serius.

"Mudah saja..." jawab Entity A (Reality). menciptakan nuansa antusiasme, menandakan bahwa ia menerima tanggung jawab itu dengan baik.

Seluruh entitas itu beserta Sha yang dibawa bersama mereka, pergi mengikuti kemana Karae pergi. Mereka memasuki portal yang tampak tidak terlihat aman untuk dimasuki.

Ternyata tempat yang dituju oleh Karae adalah Eldritch. Maksud dari ucapan Karae adalah, para entitas ini harus menyapa rekan mereka yang berbeda tugas dalam dimensi ini.

Sha tetap berada dalam dekapan Entity A (Reality), sedangkan para monster yang ada disana memandang mereka dengan tatapan tajam penuh intimidasi, namun mereka tidak menyerang sama sekali, itu disebabkan adanya keberadaan Karae yang selalu mengawasi gerak-gerik mereka.

Disana, mereka bertemu dengan Entity B dengan penampilan yang unik. Poni rambutnya sedikit mirip dengan Entity A (Reality), memakai gaun berwarna hitam dan merah sebagai warna tambahan. Ia memiliki tampilan mencolok dengan menutup matanya menggunakan kain berwarna hitam, menandakan bahwa ia menyembunyikan matanya itu.

Penampilannya yang misterius dan aura ketakutan di sekitarnya memberikan kesan bahwa Entity B adalah kekuatan yang patut diperhitungkan. Para monster yang ganas, bahkan terkenal pernah membantai para dewa, tampak seperti tunduk pada dirinya.

Para entitas yang hadir merasakan getaran kekuatan yang kuat dan memahami bahwa mereka berada di hadapan salah satu entitas dengan peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan kekuatan di Eldritch.


Entity 00 (Zero) terpukau dengan apa yang ia saksikan, "B?, dengan apa aku harus memanggilmu?"

Entity B tampak bingung dengan pertanyaan tersebut, karena ia belum punya nama sama seperti mereka. Namun dengan tenang Entity X (Create) mencoba menjelaskan.


"Hmm paham! Kalau begitu panggil saja aku dengan nama Fear." Entity B (Fear) dengan ekspresi sedikit datar memperkenalkan dirinya.

Para entitas yang hadir mulai memperkenalkan dirinya masing-masing dan mereka juga menceritakan tentang tugas-tugas yang mereka emban sekarang.

Tak lupa para entitas juga memperkenalkan Sha kepada Entity B (Fear)

Entity B (Fear) melambaikan tangannya kepada Sha. Namun Sha hanya merespon dengan tatapan kosong, mungkin masih dipengaruhi oleh ketegangan sebelumnya atau mungkin ada hal lain yang dipikirkannya.

Salah satu dari para entitas ada yang bertanya tentang bagaimana Entity B (Fear) dapat dengan mudah membuat para monster ini terlihat patuh padanya.


"Mereka (monster) tampak ganas kepada kami, namun mengapa mereka begitu patuh kepadamu? Padahal kita itu sesama entitas," tanya Entity 07 (Forgotten) dengan penuh rasa ingin tahu.

Entity B (Fear) yang mendengar hal itu langsung memberi penjelasan detail tentang kehidupan para monster di Eldritch. Informasi ini ia dapatkan dari penjaga dimensi sebelumnya yaitu Al-Falaak.


Mereka hidup dan berkembang atas dosa-dosa para Dewa, sifat mereka haus akan darah, dan tidak memiliki akal pikiran, di antara mereka semua tidak ada satupun kebaikan yang pernah mereka lakukan.

Mereka adalah manifestasi dari kekejian yang dilakukan oleh para dewa. Masing-masing dari mereka diarahkan untuk menghukum salah satu dari dewa tersebut. Hal ini menyebabkan Eldritch menjadi salah satu tempat yang paling ditakuti oleh para dewa, bahkan oleh dewa Al-Batlan sekalipun.

Sebagai contoh, jika ada dewa yang merasa sangat kuat dan tak terkalahkan, monster bernama Defeater tercipta dengan sifat yang sama. Ia dengan mudahnya menghabisi dewa tersebut. Mencerminkan langsung daripada dewa itu sendiri. 

Al-Falaak, sebagai monster yang diutus oleh Sang Pencipta, diberkati dengan kemampuan untuk menenangkan para monster. Perannya sangat besar dalam menjaga keseimbangan di dimensi Eldritch. 

Ketika Entity B (Fear) memanggil salah satu monster yang bernama Leavanor, dia kemudian berkata, "Siap, yang mulia." Ungkapan tersebut menegaskan bahwa Entity B (Fear) juga memiliki kendali atas para monster, seolah-olah ratu dari seluruh makhluk mengerikan di Eldritch.

Entity B (Fear) bercerita bahwa ia dipaksa memakan daging milik ular itu agar kekuatan ular itu dapat mengalir di dalam dirinya atas izin dari Sang Pencipta. Inilah yang menjadikannya sebagai alasan mengapa para monster bisa tenang dan patuh melalui keberadaan entitas tersebut.

Karae yang melihat Leavanor menatapnya dengan tatapan intimidasi, seolah-olah ia memiliki dendam yang mendalam terhadap makhluk tersebut. Ekspresi serius di wajah Karae menunjukkan bahwa ada sejarah atau konflik tertentu di antara mereka.

Leavanor, menyadari tatapan tajam dari Karae, membalasnya dengan senyuman yang mengerikan. Gigi-giginya yang tajam dan sinis menciptakan atmosfer kengerian yang sedang terjadi, seolah-olah mengisyaratkan bahwa Leavanor tidak takut menghadapi Karae atau bahkan menantangnya.

Sementara Sha, yang merasakan kengerian di antara kedua makhluk itu, mulai ketakutan. Ia tidak dapat menahan rasa takutnya hingga meneteskan air mata. Sha memeluk Entity A (Reality) dengan kuat, mencari perlindungan di tengah ketegangan yang sedang terjadi.


Menyadari hal itu, Entity 00 (Zero) selaku wakil dari para entitas berbisik kepada Entity A (Reality), "Pssst, bawa dia ke tempat yang jauh dari jangkauan Eldritch."

"Baiklah. . ." Jawab Entity A (Reality).

Sha dibawa oleh Entity A (Reality) pergi dari tempat yang mengerikan itu. Tanpa kehadiran Sha, pertemuan kami dengan entitas baru itu berjalan dengan lancar, memungkinkan kami untuk fokus pada dialog dan interaksi dengan Entity B (Fear).

Entah apa yang terjadi diantara malaikat itu dengan monster Eldritch, mereka seperti musuh bebuyutan ketika dipertemukan kembali.

Tak berselang lama, kemudian pertemuan kami akhirnya terhenti sampai disitu. Karae kemudian mengajak para entitas untuk pergi ke tempat lainnya.


"Batas waktunya sudah habis, ayo ikuti aku ke tempat selanjutnya." Perintah Karae kepada para entitas.

Kami menyetujui perkataan malaikat itu, dan dengan hormat kami semua pamit kepada Entity B (Fear) untuk pergi meninggalkan tempat itu. Dari raut wajahnya, ia terlihat seperti sedikit kecewa dengan kami, mungkin karena kami meninggalkannya sesaat sebelum ia sepenuhnya tercipta di ruang kosong itu.

setelah ditinggalkan oleh rekan-rekannya Entity B (Fear) kemudian bertanya kepada Leavanor. "Apa yang kau lakukan kepada malaikat itu sehingga ia sangat membencimu."

"Ah, malaikat utusan itu... Aku masih mengingat momen ketika aku mencongkel matanya, wahai yang mulia," ucap Leavanor sambil tersenyum sinis, seolah-olah menikmati kekejaman yang telah dilakukannya.

Entity B (Fear) hanya terdiam setelah menyadari betapa kuatnya monster yang ia panggil itu.

Di lain sisi. Kami bertemu dengan Entity A (Reality) dan juga Sha yang sedang dibawa olehnya, mereka berada diluar portal itu sedang menunggu kami. Kami menyempatkan diri untuk menyapa gadis itu yang tampak masih ketakutan.


"Hai Sha... Apa kau baik-baik saja?" Tanya Entity X (Create) dengan penuh perhatian.

"Sudahlah tinggalkan dia sebentar, jantungnya masih berdebar kencang." Ucap Entity A (Reality) yang terlihat perhatian juga dengan kondisi Sha.

"Haha, Anggap saja itu sebagai latihan mental." Ucap Entity 01 (Destiny) dengan sedikit candaan.

Karae yang melihat para entitas itu masih saja mengobrol, berbicara dengan nada tegas, "Kalian ingat tidak perintahku?!"

Layaknya pukulan, ucapannya membuat kami semua terdiam dan mulai mengikutinya kembali. . .

Karae membimbing mereka ke tempat selanjutnya. Meskipun terdapat ketegangan di antara mereka, mereka menyadari bahwa perintah Karae harus diikuti.

Entity A (Reality) memberikan sedikit kekuatannya untuk Sha agar dia tidak sesak jika berada di luar angkasa.

Ketika di tengah perjalanan, Sha terpukau dengan apa yang ia saksikan, yaitu keindahan pemandangan alam semesta. Cahaya bintang-bintang yang berkilauan dan formasi galaksi yang memukau memberikan pesona yang luar biasa di tengah kegelapan ruang angkasa.

Sesaat setelah sampai di tempat tujuan, kami menembus dimensi yang penuh dengan kode matrix berkilau, dan di sana, Entity 101 terlihat sibuk mengatur dan menjaga keseimbangan alam semesta dengan kekuatannya sendiri. Meskipun begitu, bukan berarti dia lebih kuat dari kedua malaikat itu. Ia bertugas untuk menggantikan posisi Karae dan Arraziel.

Dimensi ini tidak mengerikan seperti dimensi yang sebelumnya. Sebaliknya, lebih mirip seperti sebuah pantai dengan pasir berwarna hitam yang tidak seperti pasir biasa, dan air yang tampaknya memiliki pola-pola kode matrix yang berputar. Keunikan dimensi ini menciptakan suasana yang begitu indah dan menakjubkan.

Kami menyapanya dan mulai memperkenalkan diri masing-masing. Melihat cara kami berkenalan, entitas itu memperkenalkan dirinya dengan nama Matrix, yang kemungkinan ia juga mengikuti cara entitas seperti kami berkenalan.

Seluruh entitas terpukau dengan dimensi ini. Entity 101 (Matrix) menjelaskan cara kerja dimensi ini. Cukup dengan menyentuh permukaan air tersebut, maka keadaan alam semesta akan berubah dengan sendirinya. 

Penjelasan dari Entity 101 (Matrix) menggambarkan betapa kuatnya pengaruh dimensi ini terhadap alam semesta, di mana setiap sentuhan pada permukaan air memiliki potensi untuk mengubah realitas dan keseimbangan.

Namun, semua itu hanya dapat dilakukan oleh dirinya sendiri. Adonai lah yang telah menyerahkan dimensi ini kepada Entity 101 (Matrix) dan dia lah yang harus menanggung seluruh kepercayaan dan tanggung jawab yang telah diberikan oleh Adonai.


"Aku sudah bercerita tentang diriku sendiri beserta dimensi ini, sekarang giliran kalianlah yang bercerita." Ucap Entity 101 (Matrix) dengan ramah.

Disaat sedang bercerita tentang tugas-tugas kami, tak terasa waktu pertemuan kami dengan para entitas baru itu telah usai. Sudah saatnya kami kembali bertugas untuk melatih Sha agar lebih kuat lagi.

Kami berpamitan kepada Entity 101 (Matrix) dan kembali ke alam semesta tempat tinggal Sha. Setibanya kami disana, ternyata hari sudah mulai gelap.

Menandakan bahwa kami berada di kedua dimensi itu memakan waktu yang cukup lama.

Kami memerintahkan Sha untuk beristirahat dan akan melanjutkan pelatihan pada esok hari.




Bag 3 Pengalaman Bertarung Pertama Sha 


Tak terasa kami sudah melatihnya selama tiga belas hari. . .

Masih ada waktu satu hari lagi. . .

Dari Unnatural Palace (Alteyer) kami kembali ke negeri yang mengadakan kompetisi tersebut.

Yakni Kerajaan Barnicia. . .


Sesampainya di negeri itu, kami kaget menyaksikan keramaian pengunjung dari negara-negara lain yang turut hadir untuk menonton kompetisi tersebut. Tentu saja, Sha merasa gugup menghadapi perhatian dan ekspektasi dari begitu banyak orang.

Kompetisi ini akan menjadi pengalaman pertama Sha dalam bertarung di depan publik. Meskipun kami hanya melatihnya selama dua minggu, para entitas begitu yakin bahwa Sha memiliki kekuatan tersembunyi yang belum pernah ia perlihatkan sejak dilatih.

Mungkin kekuatan tersebut dapat aktif ketika dalam keadaan terdesak. Ini adalah saat yang tepat untuk memperlihatkan kemampuannya pada semua orang.

Meski begitu, Sha tidak begitu yakin bisa bertahan dalam ronde pertama. Ia menyadari bahwa pelatihannya hanya berlangsung selama dua minggu, dan itu pun dilakukan secara dadakan.

Dikarenakan waktu pertandingan akan dimulai esok hari, kami menyempatkan diri untuk menemui peramal itu hanya sekedar untuk menyapanya saja.


"Liel! kami kembali." Sapa Sha kepada Liel.

"Hai. . . Kau sudah siap untuk kompetisi besok?" Tanya Liel dengan nada yang ramah.

"Kami meyakini bahwa dia dapat mengalahkan musuhnya!" Jawab Entity 01 (Destiny) dengan percaya diri.

"Hahaha. Percaya diri itu bagus, tapi mari kita lihat lawan-lawan kita." Ujar Liel sambil memandang ke arah peserta lain.

Disana ada Kyros, si pemimpin kelompok penagih hutang yang sebelumnya pernah ku buat tepar. Sepertinya ia akan cocok jika dihadapkan dengan Sha.

Berikutnya ada seorang pria yang mirip dengan Liel. Sepertinya dia. . . Kakak laki-lakinya?


"Oh iya aku baru ingat bahwa nama lengkap darinya adalah Liel Savirrah berarti ini kakaknya dong? yang bernama Lashem Savirrah itu bukan sih?" Tanya Entity 06 (Restore).

"Yup benar! dia adalah kakak kandungku, dia ikut serta dalam pertandingan ini." Liel menganggukkan kepalanya membenarkan pernyataan tersebut.

"Mau kuberitahu kemampuannya?" Lanjut Liel.

"Tidak usah, aku ingin bertarung dengan adil." Jawab Sha

"Baiklah kalau begitu. . ." Ucap Liel dengan sedikit cemberut.

Begitu melihat peserta yang ada disana sedang bersiap-siap untuk pertandingan besok. Kami berfikir bahwa Sha adalah anggota peserta yang paling muda disini.

Tiba-tiba, seseorang mendekati kami yang sedang berkumpul disana. Seorang pria yang tampak tenang dan berwibawa, dengan tatapan tajam yang menunjukkan pengalaman bertarung yang mendalam.

"Pertama kalinya mengikuti pertandingan, bukan?" tanya pria itu sambil tersenyum pada Sha. 

"Iya, saya baru pertama kali ikut kompetisi ini," jawab Sha dengan sedikit gugup.

"Pertandingan ini memang keras, tapi jangan biarkan itu membuatmu takut. Aku, Asher, pemberi arahan dalam kompetisi ini. Sudah aku lihat begitu banyak pemuda seperti kamu. Ingatlah, keberanian adalah kuncinya,"Kata Asher sembari memberikan semangat kepada Sha.

"Terima kasih telah membuatku kembali bersemangat, namaku Sha." Ucap Sha.

"Anu. . . Bagaimana sistem kerja pertandingan pada kompetisi ini?" Tanya Entity 07 (Forgotten). sambil melihat kearah Asher dengan wajah penuh rasa ingin tahu.

Asher mulai menjelaskan, "Kompetisi ini terbagi menjadi beberapa ronde, setiap peserta akan diuji dulu sejauh mana kemampuannya dan akan dicocokkan dengan lawannya. Ada uji keberanian, dan bahkan tahap-tahap yang melibatkan kecerdasan strategis." 

Entity 06 (Restore) menyela, "Tampaknya kompetisi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kekuatan fisik hingga kecerdasan. Sangat menarik. Kita tidak sia-sia melatih Sha."

"Wahh! jadi kalian ya yang melatihnya." Ucap Liel dengan kagum.

"Hehe, itu benar. Kami yang melatihnya selama dua minggu." Jawab Entity X (Create) dengan bangga.

"Hahaha, jadi kalian yang melatih Sha dalam waktu dua minggu. Tunggu dulu! Du-DUA MINGGU!? Tidak, tidak, maksudku, semoga berhasil," ujar Liel dengan ekspresi campur aduk antara kagum dan tidak percaya. Mungkin berfikir latihan dalam waktu singkat seperti itu bukankah mustahil untuk bertahan dalam satu ronde.

Asher kemudian mengajukan permintaan, "Maaf telah memotong obrolan kalian. Bisakah aku membawa kedua orang ini untuk diuji kemampuannya?" Dia berbicara sambil menunjuk pada Liel dan Sha.

Sha dengan sedikit cemberut berkomentar, "Liel, ternyata kamu ikut juga, kenapa tidak bilang dari tadi..."

"Hehe, ayo kita bersama-sama melakukan tes uji coba kekuatan. Nanti hasilnya akan ku beri tahu kepada kalian semua." Ucap Liel kepada Sha kemudian mengalihkan pandangannya kearah para entitas.

"Selamat tinggal. Create, Zero, dan lain-lain." Pamit Sha kepada para entitas.

Mereka berdua berpamitan kepada para entitas, dan kami semua membiarkan mereka pergi, menyemangati mereka dari jauh, berharap hasil tes berjalan dengan baik.

Sambil menunggu mereka. Aku (Create) menyempatkan diri untuk menyapa Lashem kakaknya Liel. Sementara yang lainnya berpencar, dengan alasan ingin berkeliling disekitar kota.

Ketika aku mendekat, suasana sekitar terasa berubah, seolah ada kehadiran yang luar biasa dari Lashem. Tatapannya tajam menembus ke dalam diriku, seolah-olah bisa merasakan esensi keberadaanku yang tidak biasa.


"Hai! apakah kau Lashem? aku ingin menyapamu untuk sekedar basa-basi saja." Sapa Entity X (Create).

"Kau. . . Makhluk tanpa nama?" Ucapnya.

Mendengar hal itu aku kaget karena ia tahu siapa diriku sebenarnya. Jujur saja aku tidak pernah menceritakan tentang identitas kami kepada orang lain selain Sha, bagaimana dia bisa tahu?


"Ternyata kau ya? Liel pernah menceritakan tentang dirimu yang tidak dapat diramal olehnya. Kemampuan itu bukan berasal dari sini. Bukan berasal dari dunia ini." ucapnya dengan dingin, seraya meresapi aura keberadaanku. 

Percakapan ini membuatku merasa seperti diriku diuji oleh Lashem, seorang yang nampaknya memiliki wawasan yang lebih dalam dari sekadar tatapan fisiknya.


"Bicara apa kau ini?" Entity X (Create) menatapnya dengan tajam.

"Tidak. Aku hanya ngelantur tidak jelas, lupakan saja." Ucap Lashem sambil memandang kearah lain.

Entity X (Create) menyadari sesuatu tentang kakak Liel, kemudian ia tersenyum sinis seolah sudah mengetahui apa yang ia lihat.


"Apa kalian melakukan kontrak terhadap salah satu dewa Al-Batlan. Maksud dari kalian itu adalah kau dan adik mu." Ucap Entity X (Create) yang masih menatap Lashem.

Lashem terkejut mendengar ucapannya. Ia kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah Entity X (Create).

"Tch, Akhirnya sadar juga ya! Namun perlu diingat bahwa aku bukanlah musuhmu. Dulunya aku pernah menyelamatkan Sha." Jawab Lashem sambil membalas tatapan Entity X (Create).

"Apa katamu? Dewa Al-Batlan pernah memporak-poranda dunia ini, bukankah begitu? Dalam hukum yang ada pada dimensi The Matrix, Al-Batlan adalah musuh kami dan musuh para utusan. Siapapun yang berkaitan dengan dewa itu akan kuhabisi, termasuk adikmu," cetus Entity X (Create) dengan nada tegas.

Aku yang awalnya hanya ingin menyapanya berakhir menjadi sebuah pertikaian kecil diantara kami berdua. Sebenarnya sudah sedari awal kami para entitas menyadari kedua saudara ini merupakan komplotan dari pada dewa tamak itu.

Namun kami hanya menunggu momen yang tepat untuk mengungkapkan hal tersebut.


"Aku melakukan kontrak dengan dewa itu bukan berarti dengan tujuan yang buruk." Jawab Lashem kali ini ia menatapku dengan wajah serius.

"Seperti yang pernah diceritakan oleh Sha sendiri. Aku pernah menyelamatkan seorang utusan dari tuduhan "Penyihir". Aku akan menjelaskan bagaimana caranya aku bisa memiliki hubungan dengan dewa itu." Kemudian Lashem memperlihatkan  ulang kejadian yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu.

Ketika mereka mencoba kekuatan teleportasinya. Liel dan Lashem mereka awalnya berasal dari dunia lain, namun tiba-tiba muncul di tengah-tengah kota Barnicia, memicu kecurigaan dan ketakutan di kalangan para prajurit.

Sebagai orang asing yang tidak dikenal, Liel dan Lashem dianggap sebagai ancaman bagi negeri itu. Para prajurit yang diperintahkan oleh C dengan cepat menyiksa mereka, mencoba mendapatkan informasi tentang asal-usul dan tujuan kedatangan mereka. 

Meskipun Liel dan Lashem bersumpah bahwa mereka tidak memiliki niat jahat, tetapi keadaan semakin sulit bagi mereka untuk selamat.

Dalam keadaan terdesak, Lashem mulai merasakan keberadaan suatu kekuatan yang sangat dekat dengan alam semesta ini. Ia menyadari adanya kehadiran dewa yang dapat memperlihatkan jalan keluar dari penderitaan mereka. Namun ia tidak tahu dewa itu seperti apa.

Dengan tekad bulat, Lashem memutuskan untuk memohon bantuan kepada dewa tersebut. Ia tahu bahwa langkah ini mungkin membawanya ke dalam perjanjian yang berbahaya, tetapi keselamatan mereka berdua menjadi prioritas utama.

Adiknya, Liel, awalnya tidak setuju dengan keputusan kakaknya. Ia ragu terhadap keaslian niat dewa dan khawatir tentang konsekuensi dari kesepakatan tersebut.

Namun, dihadapkan dengan siksaan dan keputusan sulit, Liel akhirnya terpaksa mendukung kakaknya. Mereka menyadari bahwa waktu mereka terbatas dan perlindungan dewa mungkin adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup. 

Liel dan Lashem hanya terperangkap oleh situasi dan melakukan sebuah kontrak dengan para dewa hanya untuk bertahan hidup dengan apa yang terjadi di Barnicia.

Namun yang perlu mereka sadari adalah, kekuatan yang mereka miliki ini adalah hasil dari persekutuan mereka dengan para dewa itu, yang menyebabkan mereka menjadi musuh bagi para entitas.

"Ketika Sha terlahir di dunia ini sebagai seorang utusan, aku dengan kekuatan baruku menyadari bahwa dunia ini ada yang berubah. Seperti monster yang berada di hutan Alteyer semakin ganas." Ucap Lashem.

"Aku berusaha meramal dan menemukan fakta bahwa seorang utusan berada dalam bahaya. Saat aku mencoba bertemu dengan pamannya, aku melihat ekspresi kesedihannya, dan matanya tampak meminta pertolongan. Tanpa ragu, aku dan rekan vampir lainnya segera bergerak untuk membantu utusan tersebut." Lanjutnya dengan bercerita panjang lebar.

Mengetahui hal tersebut, aku tidak lagi membencinya. Dari apa yang diceritakan oleh Sha, ternyata Lashem sendirilah yang menawarkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa seorang utusan.

Tak disangka seorang vampir yang melakukan kontrak dengan dewa tamak itu dapat berbuat sedemikian rupa.

Aku telah menyadari bahwa mereka bukanlah musuh kami. Namun yang harus kami perhatikan lagi ialah Advokyt El-Yorah salah satu tokoh yang pernah terlibat kontrak dengan dewa Al-Batlan.














~Author : Destha Wibawa Putra




0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲