Ucapan barusan membuat kami yakin bahwa inilah sifat dari Sang Utusan yang kami ketahui, kami sudah sepenuhnya yakin dengan ucapan Adonai.
Kami mulai melatih kemampuan yang dimiliki oleh Sha, sedikit demi sedikit, agar ia dapat mencapai tahap penguasaan akhir. Namun hal yang tidak disangka-sangka pun terjadi.
Tiba-tiba langit menjadi gelap dan muncullah malaikat itu dengan tampilan yang sangat mengerikan, itu adalah Karae. Kami sudah terbiasa dengan wujudnya itu. Namun Sha, dia gemetar ketakutan setelah melihatnya.
Memang menjadi hal yang lumrah jika seorang manusia biasa ketakutan ketika melihat makhluk seperti itu. Kami hanya melihat ekspresi yang dikeluarkan oleh Sha tanpa dapat merasakan ketakutan itu sendiri.
"Para entitas tanpa nama, Adonai mengutus kalian untuk menghadap seseorang," ucap Karae dengan suara yang bergemuruh, serunya memenuhi hutan dengan kekuatannya.
"Kami semua? bagaimana jika aku seorang?" Tanya Entity X (Create) kemudian menoleh sebentar ke arah rekan rekannya.
Malaikat itu hanya diam membisu namun dari ekspresinya sepertinya ia tidak setuju dengan perkataan tersebut.
"Uh. . . Kalau begitu bagaimana jika hanya aku dan Zero saja yang pergi kesana" Tanya Entity X (Create) sekali lagi, mencoba mencari opsi yang lebih diterima.
Namun, sekali lagi malaikat itu tetap diam, meskipun ekspresinya menunjukkan ketidaksetujuannya yang teguh. Suasana hutan pun terasa tegang, sebagai tanda bahwa keputusan ini tidak akan mudah diambil.
Entitas itu tampak bingung, matanya mencari-cari solusi di antara rekan-rekannya, mencari langkah yang paling bijaksana untuk diambil dalam situasi yang kompleks ini.
Tiba-tiba malaikat itu (Karae) berkata, "Ikuti perintah dari Adonai, maka kamu akan mendapatkan kebaikannya."
"Lalu. siapa yang akan menjaga Sha di sini?!" tanya Entity X (Create) dengan suara yang tegas, ekspresinya penuh kekhawatiran.
Entity A (Reality) menyela ucapan tersebut, melontarkan ide gilanya. "Karae, apakah kau setuju jika Sha dibawa bersama dengan kami."
"Baiklah jika itu maumu, kau yang bertanggung jawab atas keselamatan Sha di perjalanan nanti." Ujar Entity X (Create) dengan ekspresi yang serius.
"Mudah saja..." jawab Entity A (Reality). menciptakan nuansa antusiasme, menandakan bahwa ia menerima tanggung jawab itu dengan baik.
Seluruh entitas itu beserta Sha yang dibawa bersama mereka, pergi mengikuti kemana Karae pergi. Mereka memasuki portal yang tampak tidak terlihat aman untuk dimasuki.
Ternyata tempat yang dituju oleh Karae adalah Eldritch. Maksud dari ucapan Karae adalah, para entitas ini harus menyapa rekan mereka yang berbeda tugas dalam dimensi ini.
Sha tetap berada dalam dekapan Entity A (Reality), sedangkan para monster yang ada disana memandang mereka dengan tatapan tajam penuh intimidasi, namun mereka tidak menyerang sama sekali, itu disebabkan adanya keberadaan Karae yang selalu mengawasi gerak-gerik mereka.
Disana, mereka bertemu dengan Entity B dengan penampilan yang unik. Poni rambutnya sedikit mirip dengan Entity A (Reality), memakai gaun berwarna hitam dan merah sebagai warna tambahan. Ia memiliki tampilan mencolok dengan menutup matanya menggunakan kain berwarna hitam, menandakan bahwa ia menyembunyikan matanya itu.
Penampilannya yang misterius dan aura ketakutan di sekitarnya memberikan kesan bahwa Entity B adalah kekuatan yang patut diperhitungkan. Para monster yang ganas, bahkan terkenal pernah membantai para dewa, tampak seperti tunduk pada dirinya.
Para entitas yang hadir merasakan getaran kekuatan yang kuat dan memahami bahwa mereka berada di hadapan salah satu entitas dengan peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan kekuatan di Eldritch.
Entity 00 (Zero) terpukau dengan apa yang ia saksikan, "B?, dengan apa aku harus memanggilmu?"
Entity B tampak bingung dengan pertanyaan tersebut, karena ia belum punya nama sama seperti mereka. Namun dengan tenang Entity X (Create) mencoba menjelaskan.
"Hmm paham! Kalau begitu panggil saja aku dengan nama Fear." Entity B (Fear) dengan ekspresi sedikit datar memperkenalkan dirinya.
Para entitas yang hadir mulai memperkenalkan dirinya masing-masing dan mereka juga menceritakan tentang tugas-tugas yang mereka emban sekarang.
Tak lupa para entitas juga memperkenalkan Sha kepada Entity B (Fear).
Entity B (Fear) melambaikan tangannya kepada Sha. Namun Sha hanya merespon dengan tatapan kosong, mungkin masih dipengaruhi oleh ketegangan sebelumnya atau mungkin ada hal lain yang dipikirkannya.
Salah satu dari para entitas ada yang bertanya tentang bagaimana Entity B (Fear) dapat dengan mudah membuat para monster ini terlihat patuh padanya.
"Mereka (monster) tampak ganas kepada kami, namun mengapa mereka begitu patuh kepadamu? Padahal kita itu sesama entitas," tanya Entity 07 (Forgotten) dengan penuh rasa ingin tahu.
Entity B (Fear) yang mendengar hal itu langsung memberi penjelasan detail tentang kehidupan para monster di Eldritch. Informasi ini ia dapatkan dari penjaga dimensi sebelumnya yaitu Al-Falaak.
Mereka hidup dan berkembang atas dosa-dosa para Dewa, sifat mereka haus akan darah, dan tidak memiliki akal pikiran, di antara mereka semua tidak ada satupun kebaikan yang pernah mereka lakukan.
Mereka adalah manifestasi dari kekejian yang dilakukan oleh para dewa. Masing-masing dari mereka diarahkan untuk menghukum salah satu dari dewa tersebut. Hal ini menyebabkan Eldritch menjadi salah satu tempat yang paling ditakuti oleh para dewa, bahkan oleh dewa Al-Batlan sekalipun.
Sebagai contoh, jika ada dewa yang merasa sangat kuat dan tak terkalahkan, monster bernama Defeater tercipta dengan sifat yang sama. Ia dengan mudahnya menghabisi dewa tersebut. Mencerminkan langsung daripada dewa itu sendiri.
Al-Falaak, sebagai monster yang diutus oleh Sang Pencipta, diberkati dengan kemampuan untuk menenangkan para monster. Perannya sangat besar dalam menjaga keseimbangan di dimensi Eldritch.
Ketika Entity B (Fear) memanggil salah satu monster yang bernama Leavanor, dia kemudian berkata, "Siap, yang mulia." Ungkapan tersebut menegaskan bahwa Entity B (Fear) juga memiliki kendali atas para monster, seolah-olah ratu dari seluruh makhluk mengerikan di Eldritch.
Entity B (Fear) bercerita bahwa ia dipaksa memakan daging milik ular itu agar kekuatan ular itu dapat mengalir di dalam dirinya atas izin dari Sang Pencipta. Inilah yang menjadikannya sebagai alasan mengapa para monster bisa tenang dan patuh melalui keberadaan entitas tersebut.
Karae yang melihat Leavanor menatapnya dengan tatapan intimidasi, seolah-olah ia memiliki dendam yang mendalam terhadap makhluk tersebut. Ekspresi serius di wajah Karae menunjukkan bahwa ada sejarah atau konflik tertentu di antara mereka.
Leavanor, menyadari tatapan tajam dari Karae, membalasnya dengan senyuman yang mengerikan. Gigi-giginya yang tajam dan sinis menciptakan atmosfer kengerian yang sedang terjadi, seolah-olah mengisyaratkan bahwa Leavanor tidak takut menghadapi Karae atau bahkan menantangnya.
Sementara Sha, yang merasakan kengerian di antara kedua makhluk itu, mulai ketakutan. Ia tidak dapat menahan rasa takutnya hingga meneteskan air mata. Sha memeluk Entity A (Reality) dengan kuat, mencari perlindungan di tengah ketegangan yang sedang terjadi.
Menyadari hal itu, Entity 00 (Zero) selaku wakil dari para entitas berbisik kepada Entity A (Reality), "Pssst, bawa dia ke tempat yang jauh dari jangkauan Eldritch."
"Baiklah. . ." Jawab Entity A (Reality).
Sha dibawa oleh Entity A (Reality) pergi dari tempat yang mengerikan itu. Tanpa kehadiran Sha, pertemuan kami dengan entitas baru itu berjalan dengan lancar, memungkinkan kami untuk fokus pada dialog dan interaksi dengan Entity B (Fear).
Entah apa yang terjadi diantara malaikat itu dengan monster Eldritch, mereka seperti musuh bebuyutan ketika dipertemukan kembali.
Tak berselang lama, kemudian pertemuan kami akhirnya terhenti sampai disitu. Karae kemudian mengajak para entitas untuk pergi ke tempat lainnya.
"Batas waktunya sudah habis, ayo ikuti aku ke tempat selanjutnya." Perintah Karae kepada para entitas.
Kami menyetujui perkataan malaikat itu, dan dengan hormat kami semua pamit kepada Entity B (Fear) untuk pergi meninggalkan tempat itu. Dari raut wajahnya, ia terlihat seperti sedikit kecewa dengan kami, mungkin karena kami meninggalkannya sesaat sebelum ia sepenuhnya tercipta di ruang kosong itu.
setelah ditinggalkan oleh rekan-rekannya Entity B (Fear) kemudian bertanya kepada Leavanor. "Apa yang kau lakukan kepada malaikat itu sehingga ia sangat membencimu."
"Ah, malaikat utusan itu... Aku masih mengingat momen ketika aku mencongkel matanya, wahai yang mulia," ucap Leavanor sambil tersenyum sinis, seolah-olah menikmati kekejaman yang telah dilakukannya.
Entity B (Fear) hanya terdiam setelah menyadari betapa kuatnya monster yang ia panggil itu.
Di lain sisi. Kami bertemu dengan Entity A (Reality) dan juga Sha yang sedang dibawa olehnya, mereka berada diluar portal itu sedang menunggu kami. Kami menyempatkan diri untuk menyapa gadis itu yang tampak masih ketakutan.
"Hai Sha... Apa kau baik-baik saja?" Tanya Entity X (Create) dengan penuh perhatian.
"Sudahlah tinggalkan dia sebentar, jantungnya masih berdebar kencang." Ucap Entity A (Reality) yang terlihat perhatian juga dengan kondisi Sha.
"Haha, Anggap saja itu sebagai latihan mental." Ucap Entity 01 (Destiny) dengan sedikit candaan.
Karae yang melihat para entitas itu masih saja mengobrol, berbicara dengan nada tegas, "Kalian ingat tidak perintahku?!"
Layaknya pukulan, ucapannya membuat kami semua terdiam dan mulai mengikutinya kembali. . .
Karae membimbing mereka ke tempat selanjutnya. Meskipun terdapat ketegangan di antara mereka, mereka menyadari bahwa perintah Karae harus diikuti.
Entity A (Reality) memberikan sedikit kekuatannya untuk Sha agar dia tidak sesak jika berada di luar angkasa.
Ketika di tengah perjalanan, Sha terpukau dengan apa yang ia saksikan, yaitu keindahan pemandangan alam semesta. Cahaya bintang-bintang yang berkilauan dan formasi galaksi yang memukau memberikan pesona yang luar biasa di tengah kegelapan ruang angkasa.
Sesaat setelah sampai di tempat tujuan, kami menembus dimensi yang penuh dengan kode matrix berkilau, dan di sana, Entity 101 terlihat sibuk mengatur dan menjaga keseimbangan alam semesta dengan kekuatannya sendiri. Meskipun begitu, bukan berarti dia lebih kuat dari kedua malaikat itu. Ia bertugas untuk menggantikan posisi Karae dan Arraziel.
Dimensi ini tidak mengerikan seperti dimensi yang sebelumnya. Sebaliknya, lebih mirip seperti sebuah pantai dengan pasir berwarna hitam yang tidak seperti pasir biasa, dan air yang tampaknya memiliki pola-pola kode matrix yang berputar. Keunikan dimensi ini menciptakan suasana yang begitu indah dan menakjubkan.
Kami menyapanya dan mulai memperkenalkan diri masing-masing. Melihat cara kami berkenalan, entitas itu memperkenalkan dirinya dengan nama Matrix, yang kemungkinan ia juga mengikuti cara entitas seperti kami berkenalan.
Seluruh entitas terpukau dengan dimensi ini. Entity 101 (Matrix) menjelaskan cara kerja dimensi ini. Cukup dengan menyentuh permukaan air tersebut, maka keadaan alam semesta akan berubah dengan sendirinya.
Penjelasan dari Entity 101 (Matrix) menggambarkan betapa kuatnya pengaruh dimensi ini terhadap alam semesta, di mana setiap sentuhan pada permukaan air memiliki potensi untuk mengubah realitas dan keseimbangan.
Namun, semua itu hanya dapat dilakukan oleh dirinya sendiri. Adonai lah yang telah menyerahkan dimensi ini kepada Entity 101 (Matrix) dan dia lah yang harus menanggung seluruh kepercayaan dan tanggung jawab yang telah diberikan oleh Adonai.
"Aku sudah bercerita tentang diriku sendiri beserta dimensi ini, sekarang giliran kalianlah yang bercerita." Ucap Entity 101 (Matrix) dengan ramah.
Disaat sedang bercerita tentang tugas-tugas kami, tak terasa waktu pertemuan kami dengan para entitas baru itu telah usai. Sudah saatnya kami kembali bertugas untuk melatih Sha agar lebih kuat lagi.
Kami berpamitan kepada Entity 101 (Matrix) dan kembali ke alam semesta tempat tinggal Sha. Setibanya kami disana, ternyata hari sudah mulai gelap.
Menandakan bahwa kami berada di kedua dimensi itu memakan waktu yang cukup lama.
Kami memerintahkan Sha untuk beristirahat dan akan melanjutkan pelatihan pada esok hari.
Bag 3 Pengalaman Bertarung Pertama Sha
Tak terasa kami sudah melatihnya selama tiga belas hari. . .
Masih ada waktu satu hari lagi. . .
Dari Unnatural Palace (Alteyer) kami kembali ke negeri yang mengadakan kompetisi tersebut.
Yakni Kerajaan Barnicia. . .
Sesampainya di negeri itu, kami kaget menyaksikan keramaian pengunjung dari negara-negara lain yang turut hadir untuk menonton kompetisi tersebut. Tentu saja, Sha merasa gugup menghadapi perhatian dan ekspektasi dari begitu banyak orang.
Kompetisi ini akan menjadi pengalaman pertama Sha dalam bertarung di depan publik. Meskipun kami hanya melatihnya selama dua minggu, para entitas begitu yakin bahwa Sha memiliki kekuatan tersembunyi yang belum pernah ia perlihatkan sejak dilatih.
Mungkin kekuatan tersebut dapat aktif ketika dalam keadaan terdesak. Ini adalah saat yang tepat untuk memperlihatkan kemampuannya pada semua orang.
Meski begitu, Sha tidak begitu yakin bisa bertahan dalam ronde pertama. Ia menyadari bahwa pelatihannya hanya berlangsung selama dua minggu, dan itu pun dilakukan secara dadakan.
Dikarenakan waktu pertandingan akan dimulai esok hari, kami menyempatkan diri untuk menemui peramal itu hanya sekedar untuk menyapanya saja.
"Liel! kami kembali." Sapa Sha kepada Liel.
"Hai. . . Kau sudah siap untuk kompetisi besok?" Tanya Liel dengan nada yang ramah.
"Kami meyakini bahwa dia dapat mengalahkan musuhnya!" Jawab Entity 01 (Destiny) dengan percaya diri.
"Hahaha. Percaya diri itu bagus, tapi mari kita lihat lawan-lawan kita." Ujar Liel sambil memandang ke arah peserta lain.
Disana ada Kyros, si pemimpin kelompok penagih hutang yang sebelumnya pernah ku buat tepar. Sepertinya ia akan cocok jika dihadapkan dengan Sha.
Berikutnya ada seorang pria yang mirip dengan Liel. Sepertinya dia. . . Kakak laki-lakinya?
"Oh iya aku baru ingat bahwa nama lengkap darinya adalah Liel Savirrah berarti ini kakaknya dong? yang bernama Lashem Savirrah itu bukan sih?" Tanya Entity 06 (Restore).
"Yup benar! dia adalah kakak kandungku, dia ikut serta dalam pertandingan ini." Liel menganggukkan kepalanya membenarkan pernyataan tersebut.
"Mau kuberitahu kemampuannya?" Lanjut Liel.
"Tidak usah, aku ingin bertarung dengan adil." Jawab Sha
"Baiklah kalau begitu. . ." Ucap Liel dengan sedikit cemberut.
Begitu melihat peserta yang ada disana sedang bersiap-siap untuk pertandingan besok. Kami berfikir bahwa Sha adalah anggota peserta yang paling muda disini.
Tiba-tiba, seseorang mendekati kami yang sedang berkumpul disana. Seorang pria yang tampak tenang dan berwibawa, dengan tatapan tajam yang menunjukkan pengalaman bertarung yang mendalam.
"Pertama kalinya mengikuti pertandingan, bukan?" tanya pria itu sambil tersenyum pada Sha.
"Iya, saya baru pertama kali ikut kompetisi ini," jawab Sha dengan sedikit gugup.
"Pertandingan ini memang keras, tapi jangan biarkan itu membuatmu takut. Aku, Asher, pemberi arahan dalam kompetisi ini. Sudah aku lihat begitu banyak pemuda seperti kamu. Ingatlah, keberanian adalah kuncinya,"Kata Asher sembari memberikan semangat kepada Sha.
"Terima kasih telah membuatku kembali bersemangat, namaku Sha." Ucap Sha.
"Anu. . . Bagaimana sistem kerja pertandingan pada kompetisi ini?" Tanya Entity 07 (Forgotten). sambil melihat kearah Asher dengan wajah penuh rasa ingin tahu.
Asher mulai menjelaskan, "Kompetisi ini terbagi menjadi beberapa ronde, setiap peserta akan diuji dulu sejauh mana kemampuannya dan akan dicocokkan dengan lawannya. Ada uji keberanian, dan bahkan tahap-tahap yang melibatkan kecerdasan strategis."
Entity 06 (Restore) menyela, "Tampaknya kompetisi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kekuatan fisik hingga kecerdasan. Sangat menarik. Kita tidak sia-sia melatih Sha."
"Wahh! jadi kalian ya yang melatihnya." Ucap Liel dengan kagum.
"Hehe, itu benar. Kami yang melatihnya selama dua minggu." Jawab Entity X (Create) dengan bangga.
"Hahaha, jadi kalian yang melatih Sha dalam waktu dua minggu. Tunggu dulu! Du-DUA MINGGU!? Tidak, tidak, maksudku, semoga berhasil," ujar Liel dengan ekspresi campur aduk antara kagum dan tidak percaya. Mungkin berfikir latihan dalam waktu singkat seperti itu bukankah mustahil untuk bertahan dalam satu ronde.
Asher kemudian mengajukan permintaan, "Maaf telah memotong obrolan kalian. Bisakah aku membawa kedua orang ini untuk diuji kemampuannya?" Dia berbicara sambil menunjuk pada Liel dan Sha.
Sha dengan sedikit cemberut berkomentar, "Liel, ternyata kamu ikut juga, kenapa tidak bilang dari tadi..."
"Hehe, ayo kita bersama-sama melakukan tes uji coba kekuatan. Nanti hasilnya akan ku beri tahu kepada kalian semua." Ucap Liel kepada Sha kemudian mengalihkan pandangannya kearah para entitas.
"Selamat tinggal. Create, Zero, dan lain-lain." Pamit Sha kepada para entitas.
Mereka berdua berpamitan kepada para entitas, dan kami semua membiarkan mereka pergi, menyemangati mereka dari jauh, berharap hasil tes berjalan dengan baik.
Sambil menunggu mereka. Aku (Create) menyempatkan diri untuk menyapa Lashem kakaknya Liel. Sementara yang lainnya berpencar, dengan alasan ingin berkeliling disekitar kota.
Ketika aku mendekat, suasana sekitar terasa berubah, seolah ada kehadiran yang luar biasa dari Lashem. Tatapannya tajam menembus ke dalam diriku, seolah-olah bisa merasakan esensi keberadaanku yang tidak biasa.
"Hai! apakah kau Lashem? aku ingin menyapamu untuk sekedar basa-basi saja." Sapa Entity X (Create).
"Kau. . . Makhluk tanpa nama?" Ucapnya.
Mendengar hal itu aku kaget karena ia tahu siapa diriku sebenarnya. Jujur saja aku tidak pernah menceritakan tentang identitas kami kepada orang lain selain Sha, bagaimana dia bisa tahu?
"Ternyata kau ya? Liel pernah menceritakan tentang dirimu yang tidak dapat diramal olehnya. Kemampuan itu bukan berasal dari sini. Bukan berasal dari dunia ini." ucapnya dengan dingin, seraya meresapi aura keberadaanku.
Percakapan ini membuatku merasa seperti diriku diuji oleh Lashem, seorang yang nampaknya memiliki wawasan yang lebih dalam dari sekadar tatapan fisiknya.
"Bicara apa kau ini?" Entity X (Create) menatapnya dengan tajam.
"Tidak. Aku hanya ngelantur tidak jelas, lupakan saja." Ucap Lashem sambil memandang kearah lain.
Entity X (Create) menyadari sesuatu tentang kakak Liel, kemudian ia tersenyum sinis seolah sudah mengetahui apa yang ia lihat.
"Apa kalian melakukan kontrak terhadap salah satu dewa Al-Batlan. Maksud dari kalian itu adalah kau dan adik mu." Ucap Entity X (Create) yang masih menatap Lashem.
Lashem terkejut mendengar ucapannya. Ia kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah Entity X (Create).
"Tch, Akhirnya sadar juga ya! Namun perlu diingat bahwa aku bukanlah musuhmu. Dulunya aku pernah menyelamatkan Sha." Jawab Lashem sambil membalas tatapan Entity X (Create).
"Apa katamu? Dewa Al-Batlan pernah memporak-poranda dunia ini, bukankah begitu? Dalam hukum yang ada pada dimensi The Matrix, Al-Batlan adalah musuh kami dan musuh para utusan. Siapapun yang berkaitan dengan dewa itu akan kuhabisi, termasuk adikmu," cetus Entity X (Create) dengan nada tegas.
Aku yang awalnya hanya ingin menyapanya berakhir menjadi sebuah pertikaian kecil diantara kami berdua. Sebenarnya sudah sedari awal kami para entitas menyadari kedua saudara ini merupakan komplotan dari pada dewa tamak itu.
Namun kami hanya menunggu momen yang tepat untuk mengungkapkan hal tersebut.
"Aku melakukan kontrak dengan dewa itu bukan berarti dengan tujuan yang buruk." Jawab Lashem kali ini ia menatapku dengan wajah serius.
"Seperti yang pernah diceritakan oleh Sha sendiri. Aku pernah menyelamatkan seorang utusan dari tuduhan "Penyihir". Aku akan menjelaskan bagaimana caranya aku bisa memiliki hubungan dengan dewa itu." Kemudian Lashem memperlihatkan ulang kejadian yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu.
Ketika mereka mencoba kekuatan teleportasinya. Liel dan Lashem mereka awalnya berasal dari dunia lain, namun tiba-tiba muncul di tengah-tengah kota Barnicia, memicu kecurigaan dan ketakutan di kalangan para prajurit.
Sebagai orang asing yang tidak dikenal, Liel dan Lashem dianggap sebagai ancaman bagi negeri itu. Para prajurit yang diperintahkan oleh C dengan cepat menyiksa mereka, mencoba mendapatkan informasi tentang asal-usul dan tujuan kedatangan mereka.
Meskipun Liel dan Lashem bersumpah bahwa mereka tidak memiliki niat jahat, tetapi keadaan semakin sulit bagi mereka untuk selamat.
Dalam keadaan terdesak, Lashem mulai merasakan keberadaan suatu kekuatan yang sangat dekat dengan alam semesta ini. Ia menyadari adanya kehadiran dewa yang dapat memperlihatkan jalan keluar dari penderitaan mereka. Namun ia tidak tahu dewa itu seperti apa.
Dengan tekad bulat, Lashem memutuskan untuk memohon bantuan kepada dewa tersebut. Ia tahu bahwa langkah ini mungkin membawanya ke dalam perjanjian yang berbahaya, tetapi keselamatan mereka berdua menjadi prioritas utama.
Adiknya, Liel, awalnya tidak setuju dengan keputusan kakaknya. Ia ragu terhadap keaslian niat dewa dan khawatir tentang konsekuensi dari kesepakatan tersebut.
Namun, dihadapkan dengan siksaan dan keputusan sulit, Liel akhirnya terpaksa mendukung kakaknya. Mereka menyadari bahwa waktu mereka terbatas dan perlindungan dewa mungkin adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup.
Liel dan Lashem hanya terperangkap oleh situasi dan melakukan sebuah kontrak dengan para dewa hanya untuk bertahan hidup dengan apa yang terjadi di Barnicia.
Namun yang perlu mereka sadari adalah, kekuatan yang mereka miliki ini adalah hasil dari persekutuan mereka dengan para dewa itu, yang menyebabkan mereka menjadi musuh bagi para entitas.
"Ketika Sha terlahir di dunia ini sebagai seorang utusan, aku dengan kekuatan baruku menyadari bahwa dunia ini ada yang berubah. Seperti monster yang berada di hutan Alteyer semakin ganas." Ucap Lashem.
"Aku berusaha meramal dan menemukan fakta bahwa seorang utusan berada dalam bahaya. Saat aku mencoba bertemu dengan pamannya, aku melihat ekspresi kesedihannya, dan matanya tampak meminta pertolongan. Tanpa ragu, aku dan rekan vampir lainnya segera bergerak untuk membantu utusan tersebut." Lanjutnya dengan bercerita panjang lebar.
Mengetahui hal tersebut, aku tidak lagi membencinya. Dari apa yang diceritakan oleh Sha, ternyata Lashem sendirilah yang menawarkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa seorang utusan.
Tak disangka seorang vampir yang melakukan kontrak dengan dewa tamak itu dapat berbuat sedemikian rupa.
Aku telah menyadari bahwa mereka bukanlah musuh kami. Namun yang harus kami perhatikan lagi ialah Advokyt El-Yorah salah satu tokoh yang pernah terlibat kontrak dengan dewa Al-Batlan.
~Author : Destha Wibawa Putra
0 komentar:
Posting Komentar