Newest Post

Chapter 4

| Selasa, 27 Februari 2024
Baca selengkapnya »


   CHAPTER 4  

Hanya sebuah ujian



Al-Batlan, dimensi tempat para dewa abadi bermukim, menjadi panggung kelahiran dewa baik dan dewa jahat. 

Para utusan memiliki alasan membenci Al-Batlan karena kebanyakan dewa di sana memiliki sifat yang merusak. Mereka sering terjebak dalam kehausan akan pujian dan pengakuan, sehingga melupakan hubungan mereka dengan sang pencipta sejati. 

Ambisi dan keinginan untuk mengukir namanya dalam sejarah sering kali membuat mereka terjerumus ke dalam kegelapan.

Sejumlah dewa dari golongan tersebut memegang kendali atas berbagai alam semesta dan bertanggung jawab atas peraturan di dalamnya. Namun, yang mencemaskan adalah bahwa tidak satu pun dari alam semesta yang mereka kendalikan berakhir dengan keadaan baik.

Dewa-dewa ini lebih suka bermain-main dengan nasib makhluk hidup, menciptakan konflik dan kekacauan hanya untuk memuaskan hasrat kekuasaan mereka. 

Beberapa dari mereka dikenal sebagai para penentang, yang secara terang-terangan menentang aturan dan ketertiban yang telah ditetapkan oleh sang pencipta.

Sebagai contoh konkret, Yaon-Zi atau biasa dipanggil oleh para utusan sebagai "Devastar", salah satu dewa dari Al-Batlan, muncul sebagai figur yang mewakili kehancuran. Ia tidak hanya menguasai wilayahnya dengan kejam, tetapi juga tidak segan-segan untuk menghabisi dewa-dewa baik lainnya. 

Kegilaan Devastar mencapai puncaknya ketika ia memilih untuk menyiksa para inkarnasi dari dewa itu sendiri dengan cara yang sadis, menjebak mereka dalam siklus kematian yang berulang, dikenal sebagai "Death Loop."

Seperti itulah sifat dari dewa Al-Batlan yang menyebabkan mereka di musuhi oleh para utusan.

Kembali lagi pada topik awal. 

Entah dewa seperti apa yang El-Yorah kontrak, mirip dengan Lashem, pasti ada alasan tersendiri yang mendorongnya untuk membangun hubungan dengan para dewa dari dimensi Al-Batlan.

Namun, yang menarik perhatian adalah perilaku Lashem terhadap interaksi sosial. 

Sikapnya yang berhati-hati dan penuh rahasia menunjukkan bahwa mungkin ada lapisan ketidakpercayaan atau keyakinan.

Ketidakjelasan semakin mendalam ketika Lashem secara terbuka menyatakan bahwa Advokyt El-Yorah, selaku pemimpin negeri Barnicia.

Harus segera dilibas. . .



Bag 1 Tahap Amatir 


Inilah saat yang paling dinanti-nantikan...

Pertarunganpun akan segera dimulai...

Sha diberi hadiah oleh pamannya, berupa pakaian petualang. Hadiah itu diperuntukkan hasil kerja keras Sha.

Aksesorisnya tidak menghalangi Sha untuk bergerak bebas disaat pertarungan nanti. 

Lonceng berbunyi. Seluruh peserta dikerahkan di lapangan yang luas, menciptakan atmosfer tegang yang tak terelakkan. 

Di sana, Sha merasa sangat gugup dengan apa yang disaksikan. Ia melihat di atas sana, para penonton dengan antusias menyoraki mereka yang berada di Arena. Menambahkan tekanan yang tak terhindarkan. 

Sha memutuskan untuk melambaikan tangan kepada para penonton, mencoba menunjukkan sikap yang bersemangat meski di dalam hatinya Sha merasa tegang dan cemas.


"Sungguh... mengapa terlihat seperti aku yang paling muda di antara para peserta ini?" ucap Sha dengan nada heran, merenungkan perasaan takut dan keraguan di tengah-tengah kompetisi ini.

Pertandingan kini dimulai, memasuki tahap pertama, tahap pertarungan amatir. 

Pada tahap pertama, Sha dihadapkan dengan lawannya yang sudah pernah dilihat sebelumnya, yaitu Kyros. Ia tampak mengejek Sha, merendahkan penampilannya seolah-olah Sha adalah seorang pemula yang tidak tahu apa-apa.

Detak jantung Sha berdetak semakin cepat. Namun, Sha tetap berusaha tenang dan fokus. Kyros mungkin meremehkannya, tetapi Sha bertekad untuk tidak membiarkan penampilan luarnya menentukan nasib pertarungan tersebut. 

Dengan sorakan penonton yang semakin menggema, Sha berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia akan membuktikan kemampuannya kepada para entitas di atas arena ini, meskipun usianya mungkin terlihat lebih muda di antara peserta lainnya.

Sementara sang raja vampir (El-Yorah) di atas singgasananya mulai menghitung mundur, tanda bahwa pertarungan resmi akan segera dimulai. Setelah hitungan tersebut selesai. 

Lonceng pun berbunyi.

Tanpa pikir panjang, Kyros tiba-tiba datang dan mulai menyerang Sha, melancarkan serangan-serangan bertubi-tubi dengan segala kekuatannya. 

Namun, dengan refleks yang terlatih, Sha berhasil menghindari seluruh pukulan yang dilancarkannya. Gerakan-gerakan lincahnya memungkinkan Sha untuk mengantisipasi setiap serangan Kyros, membuatnya terlihat frustrasi. 

Sorakan penonton semakin membesar saat mereka menyaksikan ketangkasan Sha dalam menghindar setiap pukulan yang dilepaskan oleh Kyros lawannya...

Sha pun membalas serangan tersebut dengan pedangnya yang baru saja didapatkan dari seorang penempa hebat. Yakni pamannya sendiri. 

Dengan berbekal senjata yang diberikan oleh pamannya, gerakan Sha yang lincah, menciptakan alur serangan yang memukau. Kyros harus bersusah payah menghindari serangannya yang tajam dan terarah.

Debu-debu berterbangan, serangan demi serangan terus dilancarkan.

Pertarungan antara Sha dan Kyros memasuki fase yang semakin intens. Kyros mencoba menggunakan kekuatan vampirnya.

Bagaimanapun juga, Sha tetap tenang dan fokus, mengandalkan kecepatan dan kelincahan yang ia latih selama ini.

Serangan balasannya berhasil mengenai Kyros beberapa kali, membuatnya terdesak. Namun, ia tidak akan menyerah begitu saja. Dengan cepat ia membalas Sha dengan serangan pamungkasnya, menciptakan arus angin yang begitu dahsyat.

Sha terpental karena serangan tersebut, meskipun tidak sepenuhnya. Beberapa goresan dan luka muncul di tubuh kecilnya, mengingatkan bahwa pertarungan ini bukanlah permainan biasa. Sensasi rasa sakit mulai merayapi tubuh Sha.


Entity 04 (Fortune) yang berperan sebagai pelatih dan pembimbing kefokusan Sha memberikan komentar, "Seharusnya aku harus mempertajam refleksnya sekali lagi, mengingat bahwa serangan balasan secara tiba-tiba itu berbahaya."

"Meskipun terkena serangan, ia dengan cerdik mampu meminimalisir serangan tersebut sehingga kerusakan yang diakibatkan tidak terlalu fatal." Entity 00 (Zero) memuji.

Kyros melihat kesempatan ini dan dengan cepat mencoba menyerangnya secara langsung, memanfaatkan setiap celah yang terbuka. Sha pun mengandalkan refleknya dan bekerja keras untuk menghindari serangan lanjutannya. Disaat seperti itu, Sha berusaha untuk mempertahankan posisi dan mencari celah untuk melancarkan balasan.

Sha merasakan adrenalin yang mengalir didalam dirinya, dengan begitu, Sha akhirnya dapat melancarkan serangan pamungkasnya dengan memanfaatkan energi batin yang diraih, berupa bola api abadi yang tidak dapat dipadamkan selain oleh dirinya sendiri.

Sorakan penonton semakin lantang, memenuhi lapangan pertempuran. Kyros yang tersambar oleh api tersebut merasa kepanasan dan tak tahu bagaimana cara memadamkannya. Api itu tampak belum cukup untuk melukainya.

Ia dengan kesal mulai menyerang Sha kembali, Sha berhasil menghindari sebagian besar serangan lanjutan Kyros. Namun, beberapa pukulan mendarat dengan cukup kuat. Sha berusaha untuk mengabaikan rasa sakit dan fokus pada setiap gerakan Kyros. Ini adalah pertarungan yang sulit.

Disaat seperti itu, Sha tiba-tiba merasakan energi aneh yang mengalir ditubuhnya. Seolah-olah sesuatu dalam dirinya telah terbangun. Sha pun merasakan kekuatan yang selama ini terpendam akhirnya mulai muncul ke permukaan.

Ini adalah Semangat Bertarung. . .

Dengan penuh kejutan, Sha merasakan tubuhnya bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi dan serangan yang lebih kuat. Rambutnya berkibar seiring dengan kecepatan geraknya.

Kyros menangkis serangan yang dilancarkan oleh Sha, meskipun berhasil ditangkis namun ia tetap merasakan tekanan energi yang begitu kuat.

Kyros, yang tadinya meremehkannya, kini terkejut oleh aura yang ditimbulkan oleh dirinya. Sha menjauh dari Kyros agar ia tidak menganggunya ketika dirinya mulai mengumpulkan energi.

Dengan napas dalam, Sha memasang kuda-kuda, menyusun strategi untuk menebas Kyros yang tengah terbakar oleh api abadi miliknya. Mata Sha bersinar penuh keyakinan, merencanakan serangan terakhir dengan cermat. 

Dengan berkecepatan kilat, Sha melancarkan serangan, memotong udara dengan kekuatan yang tak tertandingi. Seolah-olah waktu melambat, Sha melihat wajah Kyros yang memerah karena amarah, tak terima atas apa yang dilakukan oleh Sha kepadanya.

Ia melancarkan serangan pamungkasnya sekali lagi, pukulan tersebut menghantam Sha dan membuat tubuh Sha terhempas cukup jauh.


"Mampus kau bocah!" Ucap Kyros dengan nada puas dicampur geram.

Suasana di lapangan berganti dari sorak sorai menjadi keheningan, para penonton terdiam seolah tak percaya pada pertarungan yang sedang berlangsung. Sha terluka cukup parah, pukulan itu mengenai bagian perutnya, hal itu menyebabkan Sha kesulitan untuk bergerak.


Para entitas cemas setelah melihat pukulan tersebut. "DUH, seharusnya dia menerima kekuatan dari sang pencipta sebelum memulai pertarungan ini, kan begini jadinya..." Ucap Entity X (Create) yang merasa bersalah.

"Bagian ini terlalu mengerikan jika dilihat. Lawannya yang lebih tua darinya pun tampak tidak mempertimbangkan dampak dari serangan yang ia lancarkan." Ucap Entity A (Reality) merasa geram dengan Kyros.

"Itu benar, Sha yang begitu yakin akan menang ketika melepaskan serangan yang begitu cepat berakhir menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Begitu juga dengan Kyros, ia terlalu cepat emosi sehingga tidak memikirkan dampak dari serangannya." Tambah Entity 00 (Zero).

"Salah kalian sendiri, sudah tahu dia masih muda. ngapain malah merekrutnya untuk dijadikan peserta tanding kekerasan seperti ini." Balas Liel dengan penuh emosi.

"..." Mendengar ucapan Liel. Para entitas pun hanya terdiam.

Wasit mulai menghitung mundur waktu. 

Jika Sha tidak segera bangkit maka Sha akan dipastikan akan tereleminasi dari pertandingan tersebut. Sha yang sedang terbaring lemas. Namun, semangatnya masih membara berusaha untuk bangkit kembali.

Dalam menghadapi rintangan. Dengan perjuangan yang luar biasa, Sha berhasil merangkak bangkit dari tanah lapangan. 

Tubuhnya terasa berat. Namun, semangat yang membara membuatnya tetap berdiri. Sorakan penonton kembali memenuhi udara.

Hitung mundur yang sebelumnya menentukan nasibnya, kini dibatalkan. Sha, yang akan diputuskan kalah, berhasil menciptakan kejutan di tengah pertandingan. 

Kyros, yang tadinya yakin akan kemenangannya, kini terlihat ragu dan terkejut setelah melihat Sha yang masih dapat berdiri setelah menerima serangan tersebut.


"Bagaimana mungkin. . ." Ucap Kyros dengan wajah yang begitu syok.

Sha melihat api yang masih membakar di tubuh Kyros kemudian mulai menambahkan kekuatan dari api tersebut.

kini Kyros merasakan sakit yang luar biasa ketika api itu mulai membesar, membakar dirinya sendiri. Kepanikan dan penderitaan saat ia berusaha menahan panas yang semakin melumat tubuhnya.

Ia mencoba berbagai cara untuk memadamkan api tersebut, tetapi api itu malah bertambah semakin besar. Ia semakin panik dengan apa yang terjadi padanya.

Tak lama kemudian, Kyros pun tumbang karena api tersebut. Tubuhnya yang terpapar panas meluapkan rasa sakit yang luar biasa, dan Kyros mengalami trauma yang begitu mendalam terhadap siksaan yang dilakukan oleh Entity X (Create) sebelumnya. Rasa sakit yang ia alami sekarang mengingatkannya pada kejadian di malam itu.

Dalam suaranya yang begitu lemah, Kyros berkata. "Aku menyerah. . . biarkan aku bernafas sejenak."

Sha pun merasa terpukul mendengar kalimat itu, melihat keadaan Kyros yang begitu lemah dan tersiksa. Sha merasa tak tega dan memadamkan sihir api abadi miliknya.

Dikarenakan lawan telah menyerah, kini kemenangan diraih oleh Sha, ia telah melewati ujian pertama dalam tahap amatir. Tubuhnya terluka, namun semangat juangnya masih berkobar. 

Sorakan dari para penonton kini menjadi sorak kegembiraan dan pengakuan terhadap perjuangan yang telah ia lewati.

"Apa-apaan itu bagaimana bisa dia bertahan dari pukulan pemimpin Kyros. Bukankah pukulan tersebut dapat membunuh para naga." Ucap anak buah Kyros yang tidak percaya.

Kyros yang masih berbaring di tanah dengan dipenuhi rasa sakit, terlihat dengan luka bakar ditubuhnya. Petugas medis segera membawanya untuk memberikan pertolongan kepadanya.

Begitu juga dengan Sha. Karena pukulan keras tadi Sha tidak dapat bergerak dengan mudah, seluruh tubuhnya terasa sangat kaku dan sakit. Sha pun dibawa oleh petugas medis untuk diberikan pertolongan, meninggalkan medan pertempuran.

Sesampainya diruang medis, para entitas pergi menjenguk Sha. Mungkin mereka khawatir dengan keadaannya sekarang.

Sha pun berfikir, jika para entitas datang karena mengkhawatirkannya. Sha tinggal mengatakan "tidak perlu mencemaskanku, ini hanyalah luka kecil saja." dan mereka akan langsung percaya.

Namun, pada kenyataannya. . .


"Sha. Kau sudah melakukannya dengan baik, namun masih banyak kesalahan yang kau lakukan saat di pertandingan tadi. Kita diberi waktu besok untuk memasuki tahap kedua, bagaimana jika kita pergi untuk melatih kecepatan reaksimu, sekali lagi?" Tanya Entity 04 (Fortune) dengan penuh semangat.

"Aku. . . Uhhh." Ucap Sha dengan kecewa, karena ucapan entitas tersebut tidak sesuai dengan espektasinya.

"Aku tidak bisa berbicara sekarang... Aku perlu istirahat dulu untuk sementara waktu," Lanjut Sha dengan suara lemah, menyiratkan kesakitan yang begitu mendalam. Berupaya menahan keletihan dan rasa sakit yang teramat perih di seluruh tubuhnya.

"Kalau begitu biarkan kami yang akan memulihkanmu dari luka tersebut." Kata Entity 05 (Unfortune) dengan niat ingin menolong.

"Tidak usah, luka ini tidak terlalu parah kok... biarkan aku istirahat dulu sejenak." Jawab Sha.

Entity 04 (Fortune) dan Entity 05 (Unfortune) yang mendengar hal tersebut merasa bingung dan meminta maaf. "Baiklah. . . Mungkin kami akan belajar lebih banyak lagi tentang apa yang dirasakan oleh manusia."

Mereka tampak tidak pernah merasakan rasa sakit yang diderita oleh makhluk hidup pada umumnya, itu yang menyebabkan mereka tidak mengetahui apa yang dialami oleh Sha sekarang. Namun, dibalik itu semua, masih ada satu entitas yang mengerti dengan perasaannya.

"Turuti saja apa perkataannya, dan biarkan dia istirahat sejenak." Ujar Entity A (Reality) yang merasa kasihan.

Dengan begitu Entity 04 (Fortune) dan Entity 05 (Unfortune) menyetujuinya dan menawarkan sebuah bantuan. "Jika kondisimu belum membaik hingga di hari berikutnya. Maka kami akan memulihkanmu." 

Sha pun menyetujui perkataannya dan para entitas itu, akhirnya meninggalkan ruangan menyisakan Entity 00 (Zero), Entity X (Create) dan Entity A (Reality).

"HAHA! Masa seperti itu saja tidak tahu sih..." Ucap Entity X (Create).

"Omong-omong Sha, apa yang kau pikirkan itu benar. Kami sama sekali tidak dapat merasakan sakit." Lanjut Entity X (Create) dengan ekspresi datar.

Sebuah kelemahan yang mungkin sulit dipahami oleh entitas tanpa pengalaman langsung dengan dunia fisik dan emosi manusia. Tebakan Sha benar tentang itu.

"Mengapa wajahmu begitu, bukankah itu bagus?" Tanya Sha.

"Justru kami menganggap bahwa itu adalah sebuah kekurangan yang dialami oleh makhluk hidup." Ucap Entity X (Create).

Entity X (Create) melanjutkan, "Rasa sakit... emosi itu memberikan dimensi unik pada kehidupan. Tanpa perasaan itu, kami merasa terbatas dalam pemahaman tentang pengalaman hidupmu. Meskipun kami dapat memahami konsepnya."

Entity A (Reality) dengan cerdas berkata, "Tapi, bukan berarti kami tidak menghargai upaya dan perjuanganmu. Kami ingin membantumu berkembang dan melampaui batasan-batasan yang mungkin kamu hadapi. Rasa sakit hanyalah satu dari banyak aspek yang membuat kehidupan menarik."

Entity 00 (Zero) dengan serius berkata, "Kamu memiliki potensi besar, Sha. Kami akan terus mendukungmu agar dapat menghadapi setiap tahap dengan baik. Istirahatlah sekarang, dan esok kita bersiap-siap untuk tahap kedua."

Dengan perasaan yang bercampur aduk, Sha merenung sejenak tentang perbedaan tentang wujud hidup (entitas) dan makhluk hidup yang diciptakan. Meskipun mereka tidak merasakan apa yang Sha rasakan, tetapi niat baik mereka untuk membantunya sangatlah berarti.

Para entitas itu membiarkan Sha untuk beristirahat sejenak. Mereka pun melanjutkan pembicaraannya.

"Pertandingan masih berlanjut... ayo kita kembali ke tempat para penonton." Ucap Entity 00 (Zero) dengan bersemangat.

Mereka semua kembali ke tempat duduk para penonton, untuk menyaksikan pertandingan yang sedang berlangsung.

Di tempat duduk yang sebelumnya ditempati oleh Entity X (Create), terlihat Lashem yang tengah duduk berdekatan dengan Liel. Mereka tampak tengah asyik berbincang, terlihat senyuman di wajah mereka saat terlibat dalam percakapan yang penuh keakraban.

Create, yang ingin menyapanya, merasa canggung. Meskipun awalnya berniat untuk menyapa Lashem, namun rasa keengganan muncul di benaknya. Create lebih memutuskan untuk duduk dekat dengan rekan sesama entitasnya yang sudah duduk terlebih dahulu. Tidak ingin mengganggu mereka yang sedang asyik berbicara.

Tidak terasa, hari sudah gelap, dan kompetisi akan dilanjutkan pada esok hari. Meski Create berniat untuk langsung berbicara dengan Lashem, tiba-tiba entitas itu melihat sesuatu di langit yang gelap. Sebuah cahaya merah pekat melesat dengan cepat. 

Merasa ada yang janggal, terlebih lagi para entitas itu merasakan ada aura negatif yang mengalir begitu dahsyat. Entity X (Create), Entity A (Reality) dan Entity 00 (Zero) bergegas pergi untuk mengejar kemana cahaya itu pergi.

Setelah cukup lama mengejar, mereka hanya melihat kehampaan yang luas. Mereka berfikir bahwa mereka sudah dipindahkan kedimensi lain.

Namun, pada kenyataannya mereka hanya dijebak oleh sesosok makhluk misterius yang membuat mereka berfikir bahwa mereka sudah berpindah alam.


"Aneh... Padahal baru sebentar kita meninggalkan planet Loth'in, mengapa kita bisa sampai keruang kehampaan?" Entity A (Reality) bertanya dengan penuh keheranan.

Entity 00 (Zero) menyela, "Mungkin ada campur tangan mahkluk lain disini?"

Entity X (Create) yang merasa dipermainkan oleh sosok tersebut mulai berteriak. "Sudah cukup mainnya! Perlihatkan dirimu!"

"Pssst! jangan begitu, bagaimana jika cahaya itu adalah Karae dan aura negatif itu adalah cara Karae untuk memanggil kita?"  Entity A (Reality) Terkejut dengan ucapan Create barusan.

Entity 00 (Zero) menambahkan, "Itu mungkin saja... Kita juga memang tidak ingin berurusan dengan para utusan. Namun, bukankah aneh jika Karae sengaja menampakkan diri seperti itu."

Pernyataan Zero membuat para entitas berfikir untuk sementara waktu. Namun dilain sisi, mereka telah di intai oleh makhluk itu.

Karena tidak mendapat jawaban apapun dari kejadian tersebut, mereka bertiga kembali ke planet untuk mempersiapkan diri menonton pertandingan Sha pada tahap selanjutnya.


Bag 2 Tahap Ringan 


Sha masih berfikir. . .

Apakah dengan kondisi seperti ini ia dapat melanjutkan pertandingannya?

Menginap dirumah sakit kerajaan memang terasa nyaman...

Meski tubuhnya telah pulih total (mungkin ini ulah dari para entitas), Sha tetap merasa trauma dengan rasa sakit yang dialami kemarin.


Pada keesokan pagi, para penonton kembali memeriahkan arena pertarungan. Sepertinya pertandingan akan segera dimulai. Namun, belum tiba giliran Sha. Rasa tegang kembali menyelinap ke dalam dirinya.

Sha berniat untuk mencari para entitas di kursi duduk para penonton, setelah sekian lama dicari akhirnya ketemu. Sha menyapa mereka dan mereka pun membalas sapaan tersebut dengan baik.


"Selamat pagi..." Sapa Sha dengan ramah.

Kemudian Sha duduk disamping Entity 04 (Fortune) dan mulai menonton pertandingan yang sedang berlangsung.

Entity 04 (Fortune) sepertinya tenggelam dalam dunia pertempuran, matanya yang tajam tak berkedip sedikitpun. Ia memperhatikan setiap gerakan dengan penuh perhatian, ia benar-benar terhanyut dalam suasana pertandingan.

Meskipun Sha duduk di sebelahnya, ia tidak melepaskan fokusnya dari pertandingan, sungguh... Betapa seriusnya ia menyaksikan pertandingan yang sedang berlangsung.


"Peserta itu memperlihatkan gerakannya yang sangat indah. Apakah Fortune kagum dengan kelincahan dan ketangkasan yang dimiliki oleh peserta tersebut?" Aku menyaksikan gerakan peserta tersebut dengan mata yang berkilau.

Dengan sekali lihat Sha langsung tahu pola serangan dari peserta tersebut. Sha terus memperhatikan pertandingan dengan lebih cermat, mencoba menangkap setiap nuansa dan taktik yang digunakan oleh peserta. 

Setiap pertarungan memberikan pelajaran berharga, dan Sha bertekad untuk menggunakan pengetahuan ini dalam pertandingannya berikutnya. . .

Setelah pertandingan itu dinyatakan selesai, Sha segera bersiap-siap untuk melanjutkan tahap kedua. Dengan segera Sha pergi berangkat kesana.


"Sha, apa kau ingat dengan apa yang kuajarkan selama pelatihan" Tanya Entity 04 (Fortune).

Sha menjawabnya dengan penuh semangat, "Ya! aku akan menggunakannya selama pelatihan."

Entity 07 (Forgotten) juga mendukung Sha. "Semangat Sha! kau pasti akan berhasil."

"Terima kasih teman-teman." Balasnya, kemudian Sha segera bergegas pergi setelah mengatakan hal itu.

Pertarungan kali ini tampaknya akan menjadi lebih menantang. Namun, semangat dan dukungan dari para entitas memberikan kekuatan tambahan baginya. Sha berjalan menuju arena pertempuran.

Ketika Sha tiba di arena, suasana kembali tegang, tetapi Sha tetap fokus pada persiapan dan strategi yang telah dirancang olehnya. Lawan Sha kali ini adalah seorang pejuang berpengalaman dengan kemampuan sihir yang luar biasa.

Sepertinya ia lebih kuat dari Kyros. Ketika Sha menolehkan pandanganku ke arah para entitas, mereka tampak sedang menyemangati dari jauh. Sha pun kembali percaya diri.

Advokyt El-Yorah yang duduk di singgasananya memberikan isyarat untuk memulai pertarungan. Lonceng berbunyi, Sorakan dari para penonton kembali bergema, menandakan dimulainya pertarungan tahap kedua. Suasana menjadi semakin tegang.

Ketika pertandingan baru saja dimulai, layaknya kuda yang menerjang. Lawannya langsung menyerang Sha dengan pedang sihir yang ia bawa. Sha bahkan belum sempat mengeluarkan pedangnya, Sha belum tahu dengan siapa yang ia lawan dan seperti apa kemampuannya.

Begitu dilihat dari wajahnya ia tampak sangat percaya diri untuk mengalahkan Sha dengan cepat. Sha pun kembali mengingat pelajaran dari pertandingan sebelumnya dan mencoba memahami pola serangan lawan. Meskipun kepercayaan dirinya sempat terguncang, dukungan dari para entitas memberinya keberanian untuk menghadapi tantangan ini.

Sha pun mengambil langkah dengan cara menjauh dari lawan, mencoba untuk mempraktekkan ilmu sihirnya. Dengan tubuh yang siap bergerak dan mata yang tajam memperhatikan setiap gerakan lawan, Sha pun bersiap untuk melancarkan serangan sihir yang dapat mengubah dinamika pertarungan.

Namun, secara tiba-tiba, lawannya mampu menggemparkanku dengan kekuatan sihirnya. Setelah sihirnya mengenai tubuh Sha, ia dengan cepat menyerangnya menggunakan pedang. Sha pun berusaha untuk menghindar. Namun, kecepatan dan keahlian lawan membuatnya sulit untuk diatasi.

Pada akhirnya tebasan itupun mengenai bagian tangan kanan Sha, para penonton kembali dibuat terkejut dengan apa yang barusan terjadi. Namun anehnya...

Mengapa tebasan barusan tidak melukai dirinya? Bahkan seperti sedang menangkis pedang tersebut dengan menggunakan tangan kanannya, pikir Sha seperti itu. Tidak ada rasa sakit atau luka yang terasa meskipun kontak langsung dengan senjata lawan. 

Lawannya kemudian menjauh darinya, ia tampak terkejut dan tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Begitu pula dengan Sha, yang sulit untuk mencerna kejadian barusan.

"Apa yang terjadi?" gumam Sha dalam hati.

Begitu pula para penonton yang terkejut dengan apa yang dilihatnya.


"Sha? aku tidak tahu jika dia memiliki kekuatan seperti itu." Ucap Liel dengan wajah tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Wow! akhirnya gadis itu mengeluarkan kekuatan aslinya!" seru seorang penonton yang kagum.

Entah bagaimana kekuatan itu muncul. Sha pun tetap fokus pada pertarungan tanpa menyadari kekuatan tambahan yang bekerja pada dirinya. Lawannya pun mencoba mengatasi kebingungannya dan melanjutkan serangannya.

Sha memiliki firasat bahwa lawannya ini memiliki kemampuan berupa dapat bergerak secepat angin. Saat dirinya sedang memikirkan hal tersebut, tiba-tiba lawannya muncul di belakang Sha, bersiap untuk melancarkan serangan. Kecepatan dari lawannya itu benar-benar luar biasa.

Dengan menghempaskan bola api abadi miliknya, Sha berusaha mengusir lawannya tersebut. Ia dengan cepat mampu menghindari sihir bola api milik Sha. Tanpa menunggu, lawannya pun kembali menyerang Sha dengan kecepatan yang seperti angin.

meninggalkan jejak bayangan di udara. Sha berusaha mengantisipasi serangannya.Namun, Sha merasa kesulitan untuk mengikuti gerakannya yang begitu cepat. 

Para penonton di arena terus menyaksikan pertarungan yang semakin intens. Sorakan dan tepuk tangan bergema, menciptakan atmosfer yang penuh ketegangan. Sha pun merasakan tekanan untuk memberikan pertunjukan terbaiknya, terutama setelah peristiwa misterius yang terjadi sebelumnya.

Lawannya pun terus menyerang dengan serangan yang terkoordinasi. Setiap gerakannya terasa seperti seni bela diri yang sempurna, dan Sha. Harus berusaha semaksimal mungkin untuk bertahan. Meskipun Sha berhasil menghindari sebagian besar serangannya, beberapa tebasan masih berhasil mengenai tubuhnya. Namun, tidak ada rasa sakit sama sekali setelah mengenai tebasan tersebut.

Sha benar-benar merasa bahwa dirinya sedang dipermainkan. Sha pun mencoba untuk mengumpulkan energi untuk melemparkan bola api abadinya. Namun, semua serangan dari Sha tidak sempat diarahkan kepadanya. Sepertinya Sha tidak diberi kesempatan untuk menyerang balik oleh lawannya. Ia terus saja menyerang Sha tanpa henti dengan kecepatan yang begitu luar biasa.

Tak terasa pertandingan sudah berlangsung selama dua puluh menit, Sha terkena begitu banyak tebasan. Bagaikan sebuah mesin, lawannya masih saja menyerang Sha tanpa henti. Namun, tampaknya semua serangannya tidak secepat seperti yang tadi, begitu Sha melihat ke arah wajah lawannya yang sudah bercucuran keringat. Sha menyadari bahwa lawannya tersebut sudah dalam kondisi yang sangat kelelahan.

Dengan gegabah, Sha mengambil inisiatif untuk memukulnya menggunakan tangan kosong, karena Sha tidak sempat mengumpulkan energi untuk menggunakan sihirnya dalam pertarungan jarak dekat. Sha juga tidak punya waktu untuk mengeluarkan pedangnya.

Namun, yang mengejutkan adalah, secara tiba-tiba tangan Sha terasa begitu ringan dan juga berdampak dahsyat bagi lawannya sendiri. Pukulan yang dilancarkan olehnya membuat lawannya terpental begitu jauh.

Dampak pukulan Sha begitu kuat sehingga lawannya tidak mampu lagi melawan. Tubuhnya terhempas dengan keras, dan akhirnya ia pingsan di atas lapangan pertempuran.

Sorakan para penonton kembali meriah, Sha dinyatakan sebagai pemenangnya setelah membuat lawannya sendiri pingsan dengan satu serangan telak. Kejutan dan kekaguman pun terpancar dari wajah para entitas di kursi penonton.

Sambil meninggalkan arena pertempuran, Sha merenung, "Bukankah kekuatan seperti ini dimiliki oleh Kyros, lawanku sebelumnya?" Pikiranku dipenuhi oleh kebingungan dan pertanyaan, mencoba mencari jawaban dari kekuatan yang tiba-tiba muncul dari dalam dirinya.

Ada banyak pula pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut para penonton.


"Aku tidak menyangka, bahkan dari sekian banyaknya tebasan, tidak ada satupun yang membuatnya kesakitan. Padahal di ronde awal tidak begitu," Ujar penonton yang tidak percaya, mencermati perubahan yang terjadi pada Sha.

"Ayo Nak! Sebagai seseorang dengan usia dini, pencapaianmu sungguh memukau dan menjanjikan kejayaan di masa depan. Kamu menjadi inspirasi bagi banyak orang yang menyaksikan pertandingan ini. Teruslah berjuang!" Seru penonton yang gembira, melihat pertandingan Sha.

Sesampainya di ruangan istirahat, Sha pun berehat sejenak sambil memikirkan kekuatan apa yang telah datang menyertai dirinya...

Tak lama kemudian, Sha tiba-tiba teringat kembali. Bahwa para entitas yang memulihkan dirinya pada waktu itu, mungkin saja ada yang menanamkan kekuatan tersebut kedalam dirinya.

Dengan hati penasaran, Sha berencana untuk mengejar para entitas yang duduk di kursi penonton, ingin tahu jawaban dari misteri kekuatan yang telah mereka tanamkan. 

Namun, sebelum ia menapaki tempat tersebut, para entitas lebih dulu menghampirinya, mungkin memiliki sesuatu yang ingin diungkapkan atau diajak diskusi.

Tapi pada kenyataannya. . .


Entity X (Create) menyapa Sha lebih dulu, "Hai Sha. Tubuhmu banyak sekali goresan... apa kau baik-baik saja? Butuh perawatan tidak?"

Sha pun menjawab. "Tidak... Aku baik-baik"

Entity X (Create) memujinya, "Tadi aku sangat kagum dengan keahlian menghindarmu, kau sangat lihai dalam memanfaatkan situasi."

"Iya, benar! Bahkan kau lebih ahli dibandingkan masa pelatihan sewaktu itu, itu keren!" Entity 07 (Forgotten) yang merasa kagum kepada Sha dan menambahkan pujian tersebut.

Benar-benar sifat yang sulit ditebak, Sha pikir mereka datang untuk menanyakan perihal kekuatan tersebut.


"Terima kasih atas pujiannya... Tapi aku ingin menanyakan suatu hal kepada kalian, bisakah kalian menjelaskan perihal kekuatan yang baruku dapatkan? Kekuatan ini mirip sekali dengan yang dimiliki oleh Kyros." Tanya Sha dengan wajah yang kebingungan.

Mendengar hal itu, para entitas mengaku tidak tahu menahu dan berkata, "Jika itu adalah hasil dari kerja kerasmu, bagaimana bisa kau bertanya seperti itu?" Jawab Entity X (Create) dengan cermat.

"Betul! bukankah kita pernah berkata bahwa dirimu itu memiliki kekuatan terpendam yang sangat luar biasa, Sha." Tambah Entity A (Reality) dengan bijaksana.

Sha benar-benar tidak percaya dengan perkataan barusan, terlebih lagi para entitas mengatakan hal tersebut dengan wajah serius.

Sha mulai berpikir bahwa...

"Apakah dunia ini memiliki kekuatan seperti ini? Apakah diriku memiliki kemampuan untuk menjiplak kekuatan milik orang lain? Mengapa diriku yang dipilih untuk menjadi seorang utusan pengubah takdir alam semesta?"

Dari sekian banyaknya pertanyaan yang memutari kepalanya. Tiba-tiba Liel datang mengkhawatirkan kondisinya.
 

"Sha!! Fufufuu, apakah kamu baik-baik saja? Sakit tidak?" Ucapnya sambil terlihat khawatir kepada Sha.

"E-ehh, t-tidak... Aku baik-baik saja. Sungguh!" Ucap Sha karena terkejut, tidak ada angin tidak ada hujan. Tiba-tiba ia datang dan langsung memegangi tangannya.

"Baiklah Sha, sampai ketemu lagi. Kami semua ingin lanjut menonton pertandingan." Ujar Entity X (Create).

"Y-Ya baiklah... Selamat tinggal" Balas Sha.

"Dah," Entity X (Create) mengangguk sambil melambaikan tangan, meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah para entitas pergi, Sha pun mengarahkan pandangannya kembali kepada Liel. Ia memujinya karena telah sampai pada tahap menengah.

Liel seakan tidak percaya dengan apa yang ia saksikan, ia berkata "Setauku kau tidak memiliki pengalaman bertarung sama sekali. Tapi bagaimana bisa kau mengalahkan seorang pria yang sudah berlatih selama puluhan tahun, sementara kau hanya berlatih dalam dua minggu."

Sha pun hendak menjelaskannya kepada Liel. Namun, lagi-lagi dia menambahkan kalimat. . .

"Sha... Apa kau tahu siapa orang yang kau lawan di tahap amatir?" Tanya Liel.

"Ya, dia adalah Kyros, seorang vampir yang bekerja di bank bernama ShelkerTrust. Mereka mempekerjakannya sebagai penagih hutang (Debt Collector)." Jawab Sha.

"Namun, metode yang mereka terapkan melibatkan tindakan kekerasan, seperti merusak properti dan menyiksa orang yang belum membayar hutang tersebut." lanjut Sha.

"Ya! semua itu benar, tapi bukan itu maksudku. Pemimpin mereka yang bernama Kyros pernah membunuh seekor naga raksasa dengan sekali pukul, dan cara ia memukulnya persis sekali dengan apa yang ia lancarkan kepadamu disaat menit-menit terakhir." Liel menjelaskan kepadanya dengan detail sementara Sha tetap menyimak pembicaraannya dengan serius.

"Sha... Waktu itu aku sempat khawatir dengan keadaanmu. Saat itu kau terbaring lemah dihadapannya, tu-tunggu dulu! Bukan berarti aku menganggap kau mati dalam pukulan tersebut, tidak! Bukan seperti itu." Lanjut Liel dengan wajah gelisah.

"Namun saat kau dibawa ke rumah sakit oleh tim medis, disitulah aku sangat khawatir dengan kondisimu. Namun kekhawatiranku kini terbantahkan setelah kau kembali ke arena dengan wajah yang penuh percaya diri." Liel menyelesaikan ceritanya.

Sha pun terdiam setelah mendengar pernyataan dari Liel mengenai kekhawatirannya terhadap dirinya. Sejenak, Sha merenung, mencari cara untuk menjelaskan semuanya. 

Bagaimana mungkin Sha bisa membocorkan informasi tentang dirinya, yang menjadi seorang utusan, dan kelompok yang baru saja keluar dari ruangan tersebut adalah makhluk dari dunia lain yang mencoba menyampaikan pesan Sang Pencipta.

Dari wajahnya, tampak Liel ingin supaya Sha segera mengundurkan diri dari tahap selanjutnya. Mengetahui bahwa pertandingan kali ini bukanlah sekedar permainan.

Liel kemudian menunjukkan pandangan tajamnya, "Jika kau ingin melanjutkan, aku tidak akan menghalang-halangi. Tetapi, waspadalah. Pertandingan ini mungkin memiliki dampak yang lebih besar dari yang kita duga."

"Terima kasih, Liel. Aku akan menjalani tahap selanjutnya dengan kewaspadaan yang lebih besar," ucap Sha.

Liel mengangguk dan memberikan senyuman singkat. "Jika kau membutuhkan bantuan, aku di sini. Jangan ragu untuk mencariku. Sampai jumpa lagi, Sha." 

Kemudian Liel meninggalkan ruangan tersebut. Dengan begitu, Sha kembali beristirahat dan membersihkan seluruh luka goresan yang ada di tubuhnya.

Setibanya di waktu malam, suasana gelap mulai menyelimuti sekeliling. Para entitas yang hendak beranjak pergi dari kursi penonton, tiba-tiba mereka melihat cahaya itu kembali muncul di langit yang gelap. Namun, kali ini cahaya tersebut memancarkan kilauan kuning keemasan.

Create, Reality, dan Zero, tidak ingin melewatkan kesempatan mencari tahu asal dari cahaya tersebut, mereka segera bergegas mencari tempat sepi. Dengan langkah-langkah ringan, mereka merencanakan untuk meluncur ke atas langit, ingin menyusul ke arah mana cahaya keemasan itu membawa mereka.

Setibanya di luar angkasa yang luas, suasana hampa udara dan keheningan menyertai langkah-langkah Entitas. Mereka menyaksikan sosok yang begitu familier di sana, dan ternyata, itu adalah Karae, malaikat yang telah lama dikenal oleh mereka.


"Karae, Apa yang kau lakukan disini, bukankah cahaya yang kau pancarkan itu terlalu mencolok?" Tanya Entity X (Create) dengan rasa ingin tahu.

Karae menatap mereka (Para Entitas) dengan tatapan serius. "Oh, akhirnya datang juga. Tenang saja, hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat cahaya tersebut."

"Apa tujuanmu kesini wahai malaikat Utusan?" Tanya Entity X (Create) sekali lagi.

"Apakah kalian masih mengingat kejadian semalam di atas sini?" Karae Bertanya balik.

Entity A (Reality) menyela, "Maksudmu, tentang cahaya merah itu? Ketika aku mulai mencari kemana perginya cahaya tersebut, kami hanyalah mendapati keadaan luar angkasa yang gelap gulita. Bahkan, bintang tidak terlihat sedikitpun."

Karae mengangguk, "Ya, cahaya merah itu adalah sebuah pertanda. Bahwa malaikat jatuh (The Fallen) itu sedang berada di tempat ini, DI DALAM ALAM SEMESTA INI. Sekarang aku sedang mencari kemana malaikat itu pergi."

"Ia menunda penyerangannya terhadap alam semesta ini, mungkin karena ada diriku. Atau mungkin dia membiarkan orang itu, "Sang Utusan", berlatih terlebih dahulu untuk melawannya di kemudian hari. Kemungkinan besar, ia sedang mengawasi tempat ini sedaritadi." lanjut Karae.

"Jadi, maksudmu dia lebih tertarik untuk melawan Sha? dan menganggap remeh kami? A-apa-apaan itu...?" Entity 00 (Zero) tercengang dengan tindakan malaikat jatuh tersebut.

"Ti-tidak mungkin, mengapa dia mengincar Sha..." desis Entity A (Reality) dengan suara gemetar, rasa khawatir jelas terpancar dari ekspresinya.

Karae membenarkan kalimat barusan. Namun, ia juga ragu dengan ucapannya sendiri. Karena itu hanyalah sebuah opini yang ia ungkapkan saja. "Itu benar, kemungkinan besar begitu. Namun, belum tentu juga karena ia sangat sulit untuk ditebak,"

"Menurutku dia telah menyadari potensi yang dimiliki oleh Sha. Akupun merasa seperti itu. Ia memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, ia dapat mengalahkan diriku jika ia berlatih selama seratus tahun lamanya." Tambah Karae.

"Benar, tidak heran. Kekuatannya berkembang dengan luar biasa cepat, bahkan lebih cepat dari yang di perkirakan. Sepertinya ia mengalami perkembangan yang tidak sesuai standar alam semesta ini," Entity A (Reality) juga mengaku demikian. 

"Kalau begitu bisakah kalian melatihnya selama mungkin?. Jagalah dia sebaik mungkin." Ujar Karae.

Setelah memberikan informasi, Karae langsung pergi untuk lanjut mencari malaikat jatuh tersebut. Sementara para entitas kembali ke Planet tersebut.



Bag 3 Tahap Menengah 


Hari ini Sha berusaha untuk lebih berhati-hati dalam pertandingan selanjutnya...

Sha takut jika orang terdekatnya mengkhawatirkan dirinya lagi...

Sha telah menyadari akan kekuatannya sendiri. Cara kerja kekuatan tersebut hampir mirip seperti menjiplak kekuatan milik orang lain.

Dipertandingan selanjutnya, Sha akan membuktikannya sendiri...


Dibawah sinar matahari yang terik, Sha berada di tengah arena. Lawannya kali ini adalah seorang ahli sihir yang berpengalaman. Sorot matanya yang tajam seolah-olah dapat menganalisis setiap gerakannya. Sha pun dapat mengetahuinya hanya sekali lihat saja.

Ketika sang raja vampir mulai menghitung mundur dan lonceng berbunyi yang berarti pertandingan segera dimulai. Benar saja, dia melancarkan kekuatan sihir yang sangat luar biasa.

Dengan cepat Sha menangkis seluruh serangannya dengan menggunakan pedang yang ia bawa. Belum sampai disitu, ketika Sha mulai menyerangnya. Lawannya dengan santai menghindari seluruh serangannya, ia seperti sudah mengetahui apa yang akan dilakukan dalam dua detik kedepannya.

Setiap gerakannya, setiap mantra sihir yang diucapkannya, menjadi pelajaran berharga yang membantu perkembangan kemampuan bertarung Sha.

Mengingat lawan Sha sebelumnya adalah seseorang yang memiliki kemampuan bergerak sangat cepat. Sha pun ingin mencobanya pada saat itu juga.

Ketika lawannya merafal mantra sihirnya, Sha dengan sigap mengambil gerakan untuk menebasnya. Menggunakan cara yang sama seperti saat Sha melawan Kyros.

Ketika Sha mulai mempraktekkannya.

Benar saja. Waktu seakan berhenti, Sha menggapai lawannya dengan begitu mudah. Sha pun sangat terkejut dengan kecepatan yang luar biasa ini.

Dikarenakan belum bisa mengontrol kecepatannya dengan baik, Sha malah tersandung di tengah pertarungan. Oleh karena itu, para penonton terheran-heran dengan apa yang terjadi. Dengan cepat Sha pun bangkit kembali.

Lagi-lagi, Sha menunjukkan kemampuan barunya di depan semua orang, meskipun dengan kejadian yang tak terduga. Lawannya memandangi Sha dengan ekspresi heran dan kebingungan dicampur aduk.

"Kau sedang apa? Aku bahkan belum sempat melancarkan sihirku... Dan kau sudah terhempas di depan sana." komentar lawannya dengan nada heran dan kebingungan.

"Gawat... Aku tidak tahu apa yang barusan ia lakukan, ia seperti bergerak dengan sangat cepat, kemudian tersandung." gumam lawan Sha di dalam hati, dipenuhi kekhawatiran akan tindakan tak terduga.

Melihat lawan dan para penonton kebingungan, tanpa ragu, Sha pun langsung mengangkat tangannya sebagai tanda permintaan maaf. "Maafkan kekacauan ini, teman. Aku tidak bermaksud menciptakan kejutan seperti ini. Ayo kita lanjutkan pertarungan dengan sungguh-sungguh."

Lawannya pun mengangguk. "baiklah, mari kita lanjutkan pertarungan."

Para penonton tidak memikirkan kejadian sebelumnya dan kembali bersorak untuk menyemangati mereka yang sedang berada di arena.

Sha pun memanfaatkan kesempatan ini agar mereka tidak tahu bahwa Sha dapat bergerak seperti peserta yang ia kalahkan sebelumnya. Mereka hanya tahu bahwa seakan Sha terhempas oleh sihir milik lawannya. 

Dengan cerdik, Sha berusaha mempertahankan misteri di balik kemampuannya, sambil tetap fokus pada pertarungan yang berlangsung.

Pertandingan kini kembali dilanjutkan, Sha mulai menyerang lawannya dengan beribu-ribu tebasan. Namun, ia dapat menghidarinya dengan mudah.

Sha pun memutuskan untuk melancarkan serangan baru yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Dengan kecepatan yang luar biasa, Sha menggabungkan elemen-elemen sihir yang ia dapatkan dari lawan yang sebelumnya. Menciptakan serangan yang memukau.

Lawannya pun terkejut dengan keahlian barunya yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Sementara para penonton terpesona dengan pertunjukan sihir yang memukau di hadapan mereka.

Bola api yang Sha miliki kini telah berubah warna menjadi berwarna biru. Sha memutari lawannya dan melemparnya dengan bola api tersebut. Sihir Sha seperti kembang api yang meledak. Tentu lawannya masih dapat menghindari serangan seperti itu, ia hanya akan lengah jika mendapati serangan berkecepatan sangat tinggi.

Sebenarnya Sha dapat mengakhiri pertandingan ini secepat mungkin jika ia mau. Namun, ia juga harus merahasiakan kekuatan tersembunyi ini didepan publik.

Ketika lawannya melancarkan serangan yang begitu dahsyat ke arah Sha, sihir itu mengubah seluruh partikel kecil seperti debu, pasir, dan bebatuan kecil menjadi ledakan yang besar. Detonasi itu menciptakan energi yang kuat, mengubah sekelilingnya menjadi medan perang sementara.

Sha harus menghindari setiap jebakan yang ia buat, sangat sulit untuk menghindari setiap ledakan. Namun, berkat kemampuan barunya, Sha dapat dengan mudah menghindarinya.

Para penonton terpukau melihat pertarungan yang semakin memanas ini, memenuhi arena dengan sorakan dan tepuk tangan yang gemuruh.

Tidak sampai disitu, lawannya melancarkan sihir bintang. Sihir tersebut, jika ditargetkan kepada seseorang, maka bintang-bintang tersebut akan terus mengejar hingga membuat lawan tersebut tak berdaya. Sihir ini membentuk formasi yang indah namun mematikan, menggantung di udara sebelum dengan cepat meluncur menuju targetnya.

Sha dengan sigap merespons serangan tersebut, berusaha menghindari bintang-bintang yang datang ke arahnya.


"Wahh aku suka ini, pertarungan tampak sangat seru untuk dilihat." Kata Penonton yang merasa gembira.

Sha terus menghindari kejaran bintang-bintang tersebut, mencari cara untuk menghentikan sihirnya. Sha terus memikirkan strategi untuk mengatasi sihir lawannya dan menyelesaikan pertandingan secepat mungkin.

Dengan terpaksa Sha harus menggunakan kemampuan gerak cepatnya. Sambil menghindari setiap kejaran bintang, Sha mengejar lawannya dan mulai melakukan gerakan yang belum pernah ia pakai sebelumnya.

Saat Sha mendekati lawannya, Sha menghentikan serangannya sejenak, membuatnya bingung. Tanpa memberikan waktu untuk reaksi, Sha meluncur ke samping dengan kecepatan kilat dan dengan presisi yang sempurna, Sha mulai menebas sihir bintang yang mengancamnya.

Dan saat ia mengetahui bahwa Sha akan meluncur ke belakangnya dan berniat untuk menebas dirinya, pada awalnya lawannya tersebut sempat mengelak tebasan Sha. Mengetahui hal itu, Sha langsung melancarkan bola apinya yang meledak ke arah lawannya.

Serangan yang baru saja Sha lancarkan membuat lawannya terpental jauh, begitu juga dengan Sha. Namun Sha dapat kembali menyeimbangkan tubuhnya, dengan keahlian barunya. Meskipun terhuyung sejenak, Sha dengan cepat bangkit kembali, siap untuk melanjutkan pertarungan.

Serangan yang baru saja ia lancarkan membuat lawannya tampak kesulitan untuk berdiri. Sha yang melihatnya sedang menyembuhkan diri untuk melanjutkan pertarungan. Sha pun merasa terpukau dengan kegigihannya.

Meski pada awalnya Sha khawatir dengan kondisinya yang terkena serangan yang begitu parah, ia tampak tidak menyerah begitu saja. Namun, di sisi lain, Sha juga merasa senang dapat mengalahkan seseorang yang memiliki kemampuan melihat masa depan seperti Liel.

Sha pun menyempatkan diri untuk mendekatinya dan mulai menodongkan pedangnya kearah lawannya. Ia tampak pasrah ketika melihat Sha berada di dekatnya, mungkin berpikir bahwa Sha akan menebasnya sebagai tanda untuk mengakhiri pertandingan.

Namun, tidak demikian! Sha justru menurunkan pedangnya dan menjulurkan tangannya, menawarkan bantuan kepadanya untuk segera bangkit. Melihat hal tersebut, lawannya pun tersenyum kepada Sha dan menerima bantuannya untuk segera bangkit.

"Aku percaya pertarungan ini tidak hanya tentang menang atau kalah, tetapi juga tentang saling belajar dan tumbuh bersama," Ucap Sha yang mencoba menyemangatinya.

Terkejut dengan ucapannya, lawannya pun begitu terharu setelah mendengarnya.

Para penonton memberikan tepuk tangan meriah untuk menyambut momen tersebut. Mereka mungkin datang untuk menyaksikan pertarungan seru, tetapi sekarang mereka juga mendapatkan sajian nilai-nilai sportivitas dan persahabatan yang tidak terduga.

Tidak disangka pemenangnya telah ditetapkan, karena menerima bantuan dari seorang lawan akan dianggap sebagai tanda telah menyerah. Dengan begitu lawannya pun meminta Sha untuk berjabat tangan dengannya. Kemudian ia memperkenalkan dirinya.


"Perkenalkan namaku Talia, aku dari negeri yang dekat dengan hutan Alteyer." Ucap Talia memperkenalkan diri dengan nada ramah.

"Perkenalkan namaku Sha." Sha membalasnya.

"Baiklah kalau begitu sampai ketemu lagi, kita bisa melanjutkan pembicaraan kita ketika diluar arena." Ujarnya kemudian meninggalkan arena.

Sha pun kembali ke tempat peristirahatan dan ingin naik ke arah kursi penonton guna mencari para entitas itu berada. Suasana setelah pertarungan menjadi lebih tenang. Namun, kehangatan pertemuan dengan Talia meninggalkan kesan positif di hatinya.


"Hei, Kesini!" Entity 07 (Forgotten) menyapanya dari tangga menuju lantai bawah.

Sesampainya disana Sha bertanya "Kalian mau kemana?"

Entity A (Reality) menjawab. "Setelah pertandingan selesai, kami ingin pergi ke restoran dekat sini, kata Liel disana ada diskon spesial untuk para peserta pertandingan."

Mendengar hal itu, Sha langsung bersemangat. "Wahh..., aku sangat senang jika dapat makan bersama kalian."

"Tidak... kau saja yang makan disana, makhluk seperti kami tidak memiliki nafsu makan. Tapi tidak apa-apa jika kau memaksa." Entity 03 (Failure) menyela.

Mendengar hal tersebut Entity A (Reality) memukul bahunya Entity 03 (Failure). "Kau ini... masih kurang belajar tentang sifat manusia ya? Nafsu makan dari seorang manusia akan berkurang ketika ia hanya makan sendiri tanpa ditemani." Bisik Entity A (Reality) kepadanya.

"Baiklah-baiklah. Lupakan perkataanku barusan," kata Entity 03 (Failure) dengan ekspresi setengah menyesal. "Ayo kita makan bersama!"

Sha pun sangat senang mendengar hal tersebut. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke restoran yang disarankan oleh Liel. Saat mereka tiba di sana, aroma masakan yang lezat menyambut mereka semua. Para pelayan dengan ramah membimbing mereka ke meja yang sudah disiapkan.


Entity X (Create) menunjuk menu dan berkata, "Aku tidak tahu apa yang enak di sini, Sha. Pilihkan untuk kita semua ya."

Dengan senang hati, Sha pun menjadi "ahli" dalam memilih menu untuk mereka. Suasana menjadi hangat dan penuh canda tawa saat mereka menikmati hidangan malam bersama. Momen ini menjadi kesempatan untuk lebih mengenal para entitas.

Sha pun memberitahukan kepada mereka, bahwa Sha, sekarang dapat bergerak lebih cepat dari sebelumnya. Hal itu mungkin disebabkan karena dirinya telah berhasil melawan musuhnya pada tahap kedua. Mendengar hal tersebut para entitas mengacungkan jempol kepadanya.

Namun, meskipun telah berhasil menunjukkan kemampuannya, Sha masih penasaran apakah dirinya dapat menggenggam kekuatan melihat masa depan seperti yang diperlihatkan lawannya pada tahap menengah. Mengingat kemampuan menjiplak kekuatan lawan-lawannya yang aktif ketika dirinya berhasil membuat mereka pingsan dan terkapar.

Sambil berfikir, Sha pun memutuskan untuk tidak menyakiti lawannya di akhir pertandingan kali ini. Sha ingin melihat apakah kemampuan menjiplak kekuatan dapat berlaku pada seseorang yang dibiarkan bebas, tanpa intervensi atau pengaruh dari serangan langsung.

Setelah makan malam, mereka pun kembali ke arena pertandingan untuk menonton pertarungan peserta lain. Suasana di arena penuh semangat dan ketegangan, dan mereka siap menikmati pertunjukan seru dari para peserta lainnya. 

Sembari duduk dan menonton pertarungan, pikiran Sha masih terus melayang pada pertanyaan tentang batas dan potensi sejati dari kemampuannya yang semakin berkembang. 

Sha pun mencari referensi dari gerakan dan strategi setiap peserta persis seperti yang ia lakukan sebelum pertandingan tahap menengah, berharap dapat memperoleh inspirasi dan pengetahuan baru yang bisa ia praktekkan pada tahap pertarungan kedepannya.

Namun, disisi lainnya Entity X (Create) terus melihat ke arah raja vampir tersebut. Entity X (Create) masih ingin memastikan dewa seperti apa yang dikontrak El-Yorah.

Ditengah-tengah itu, Liel dan Lashem tiba-tiba datang menyapa mereka semua. Liel mengabari bahwa pada pertandingan tahap berat, Sha dan Liel akan menjadi rival satu sama lain.


Entity X (Create) berkata kepada Liel, "Hmmm kuharap kamu tidak terlalu menyakiti Sha pada pertarungan selanjutnya."

"Dan kau? Lashem dengan siapakah kamu bersaing?" Lanjut Entity X (Create).

"Duh. Maaf? Sebelumnya panggil saja diriku sebagai Lash. Aku belum tahu dengan siapa aku bertanding. Sementara dia... Entah bagaimana dia bisa mengetahuinya" Jawab Lashem.

Liel menjawabnya dengan antusias, "Tentu saja diriku dapat meramal masa depan."

"Waduh, kenapa ya aku ditakdirkan untuk melawan musuh yang dapat mengetahui masa depan sepertimu, Liel... aku jadi agak gugup," ucap Sha dengan nada bercanda, mencoba meredakan ketegangan.

Informasi ini terlalu mendadak, meski ucapan tadi hanya candaan. Namun, bagaimana bisa Sha dapat melawan seorang ahli meramal dengan bermodal menyaksikan pertandingan. Sha pun mengajak para entitas tersebut untuk melatih dirinya sekali lagi.

Tidak ada alasan lagi untuk dirinya bersantai ketika mengetahui bahwa lawannya yang sangat kuat ini. Mendengar hal tersebut, tentu para entitas dengan senang hati menerima tawaran tersebut.

Para entitas itu mengajak Sha pergi ke suatu tempat sepi. Setelah sampai di sana, kami semua meluncur dengan sangat cepat menuju ke hutan belantara yang sebelumnya kami jadikan sebagai tempat untuk latihan. Suasana hutan yang sunyi dan mengerikan ini cocok untuk dijadikan tempat pelatihan.


Disana Entity X (Create) langsung berkata, "Aku menyadarinya bahwa lawanmu sebelumnya itu dapat bergerak dengan sangat cepat layaknya angin, dan lawanmu yang sekarang ini memiliki kemampuan untuk mengetahui apa yang akan terjadi dalam lima detik kedepan."

Entity X (Create) mengamati wajah Sha dengan tajam, "Namun karena kau berhasil mengalahkan lawan sebelumnya dan menggunakan kemampuan untuk menjiplak kekuatan orang yang memiliki kecepatan super, maka kau dengan mudah mengalahkan lawan yang memiliki penglihatan masa depan tersebut."

"Kau tahu tidak, bahwa kemampuan untuk menjiplak kekuatan orang lain seperti itu sebenarnya bukanlah kekuatan tersembunyimu. Kau masih memiliki potensi yang sangat besar untuk melampaui para dewa itu sendiri." Entity X (Create) melanjutkan.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, aku tidak tahu letak kekuatan tersembunyiku dimana? Kufikir kemampuan untuk menjiplak kekuatan milik orang lain itu adalah kekuatan tersembunyiku." Sha merasa heran dengan perkataan tersebut.

Entity X (Create)kemudian mengubah wajahnya menjadi serius, "Nah untuk membuktikan kekuatan tersembunyimu. Maka lawanlah aku." 

"Apa! Uh maaf. Mungkin aku dapat menerimanya, tapi kumohon jangan berlebihan." ucap Sha dengan nada cemas.

Entitas itupun mengangguk dan pertarungan antara dirinya dengan Entity X (Create) segera dimulai. Para entitas lain menonton Sha melawan pemimpin mereka.

Shakebingungan harus dimulai dari mana dulu untuk melawan makhluk yang sangat kuat seperti ini. Sha tidak tahu apakah Sha bisa mendapatkan pelajaran dari sini.


Tiba-tiba, Entity X (Create) memberikan tantangan, "Serang diriku. Jika seranganmu berhasil mengenai diriku sekali saja, maka kau akan menang."

Dengan begitu, Sha pun segera memulai pertarungan untuk menemukan cara mengaktifkan kekuatan tersembunyi tersebut. Sha pun menyerangnya dengan menggunakan pedang, menebasnya dengan kecepatan yang ia miliki. Serangan-serangan miliknya bergerak lincah, mencoba menguji kemampuannya dan meresapi setiap gerakannya.

Namun, seolah-olah menyerang angin, seluruh serangannya tidak mengenainya. Sha pun mulai menggunakan teknik tipu daya, bergerak seolah-olah ingin menusuknya, menggoda lawannya untuk merespons. Namun, dengan cepat Sha meluncur ke belakangnya dan mulai menebasnya, menciptakan serangan yang lebih taktis dan terarah.

Namun, sayangnya, serangan tersebut masih belum mampu mengenainya. Tanpa menyerah, Sha mengubah taktik, menyiapkan energi, dan mulai mengkombinasikannya dengan elemen api. Gerakan Sha yang begitu cepat, seolah-olah Sha dapat menghentikan waktu itu sendiri.

Dengan teknik tersebut mungkin yang dapat melihat masa depan pun akan kalah dengan cepat. Tapi pada kenyataannya, entitas itu mampu mengimbangi kecepatan Sha dan menghindari seluruh serangan yang dilancarkan.

Dengan sedikit putus asa, setiap gerakan dan serangan yang dilancarkan tampaknya sia-sia di hadapannya. entitas itu dengan begitu mudahnya menghindari pedangnya, seolah-olah membaca setiap gerakannya sebelum dirinya melakukannya. Wajah entitas itu yang tenang dan senyum kecil membuat Sha semakin merasa frustrasi. 

Sha pun mencoba berbagai trik dan tipuan, bergerak dengan cepat dan mengubah strategi, namun lawannya tetap tidak tergoyahkan. Ia hanya berdiri di tempatnya, sesekali mengganti posisi tubuhnya untuk menghindari setiap upaya serangannya.


Melihat ketidakmampuan Sha untuk mengenainya, Entity X (Create) mengangguk dengan serius. "Kau memiliki kecepatan dan keahlian bertarung yang luar biasa, Sha. Namun, untuk mengaktifkan kekuatan tersembunyimu, kau perlu lebih dari itu." 

Ia kemudian memberikan petunjuk, "Coba fokuskan pikiranmu pada inti kekuatanmu. Temukan pusat kekuatan yang sebenarnya, yang mungkin selama ini kau anggap sebagai kemampuan menjiplak. Jangan biarkan dirimu terbatas oleh pemahamanmu sebelumnya."

"Hmm, jika serangan tadi tidak mengenai diriku. Bagaimana jika mencoba metode yang lainnya," kata Entity X (Create) sambil memegang dagu dengan sikap tenang berkata. "Aku tidak akan bergerak dan diam diserang dirimu. Jika kau berhasil membuat goresan pada tubuh ataupun pakaianku sedikitpun. Maka kau akan menang"

"Ba-baiklah..." Sha kelelahan dan kebingungan, tanpa banyak komentar, ia langsung melancarkan serangan kepada entitas tersebut.

Dengan begitu, Sha memusatkan seluruh energinya, menggabungkan berbagai jenis sihir yang dimiliki. Energi yang telah terkumpul kini mengalir ke pedangnya, dan dengan kecepatan yang memukau, Sha melancarkan serangan tajam menuju Entity X (Create), berharap kali ini ia dapat mengaktifkan kekuatan tersembunyi tersebut.

Namun, metode itu ternyata belum cukup efektif. Sha mulai menyerang entitas tersebut secara membabi buta, berbagai tebasan menciptakan pusaran angin yang akan memotong apapun. Namun masih tidak ada respons yang muncul dari dalam dirinya.

Sha mengulangi seluruh teknik serangan yang tadinya ia lancarkan kepadanya. Namun, tampaknya serangan tersebut belum cukup untuk membuatnya tergores.


Sha pun mulai kelelahan dan putus asa. Karena serangan tersebut tidak mempan kepadanya, disaat itu pula, entitas itu kemudian berkata. "Bagaimana jika aku menyerangmu, dan kau harus menahan seranganku. Dengan kondisi yang terdesak seperti itu, seharusnya kekuatan tersembunyi itu akan aktif."

Sha menganggukkan kepala dan mulai mempersiapkan diri untuk menahan serangan dari entitas tersebut. 

"Mohon...Jangan berlebihan." Ucap Sha dengan nada khawatir.

Setelah itu Entity X (Create) langsung memulai serangannya menggunakan sentilan jari.

Namun, sangat disayangkan. Saat serangan itu akan menyentuh Sha, waktu terasa melambat, dan Sha... Merasakan pengalaman yang sama seperti manusia pada umumnya. Perasaan seperti ini... Biasanya terjadi pada orang-orang sebelum kematian.

Sha pun merasa kehilangan kesadaran dan terhempas dengan keras dan terdorong jauh dari hutan. Tubuhnya menghantam gunung dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkannya. Rasa sakit menusuk seluruh tubuhnya.

Meskipun Sha yakin bahwa ini adalah akhir dari perjalanannya dan menganggap dirinya akan mati disaat itu juga. Secara ajaib, ternyata dirinya masih hidup. Ia terbaring dalam posisi terlentang menghadap langit, tubuhnya terasa kaku, dan Sha tidak dapat bergerak. Reruntuhan gunung menjadi saksi bisu dari kekuatan luar biasa yang baru saja ia hadapi. Mungkin ini adalah titik terendahnya untuk terus bangkit.

Para entitas mendekati Sha setelah dirinya mendapatkan satu serangan Entity X (Create). Mereka menyadari bahwa tubuhnya sangat terluka dan memutuskan untuk memulihkannya. Dengan kekuatan mereka, mereka memulihkan tubuhnya dari luka-luka parah yang ia alami.

Meskipun rasa sakitnya mereda secara perlahan, air mata Sha tetap mengalir karena tidak mampu menahan rasa sakit yang ia alami barusan. Para entitas terus membantunya dan memperkuat mental agar tidak traumatis oleh serangan yang baru saja diterima.

Entity X (Create) tampak bersalah setelah melakukan serangan tersebut. "Maaf, kufikir itu akan mengaktifkan kekuatan tersembunyimu. Namun, justru malah melukaimu seperti ini."

Sha pun kemudian mengangguk, menandakan bahwa Sha sama sekali tidak memiliki rasa benci terhadap Create. Dengan tulus, Sha pun memaafkan entitas tersebut..

Para entitas terus memberikan dukungan dan pemulihan, membuat Sha merasa bahwa meskipun perjalanan ini penuh rintangan, ia tidak sendirian. Dalam kelemahannya, Sha menemukan kekuatan sejati.

Entity X (Create) menyampaikan, "Sha, kami percaya bahwa kekuatanmu bukan hanya tentang kemampuan fisik. Kamu memiliki kekuatan untuk bangkit kembali, untuk memaafkan, dan untuk terus maju meskipun sangat berat."

Entitas A (Reality) mengangguk setuju, "Itu benar. Aku belum pernah bertemu dengan orang yang memiliki kekuatan batin yang sangat dahsyat seperti dirimu Sha."

Mendengar kata-kata mereka, Sha pun merasakan hangat di dalam hatinya. Dukungan mereka memberinya kepercayaan diri dan motivasi untuk terus melangkah. Dalam kebersamaan ini, Sha merasa bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin.














~Author : Destha Wibawa Putra

Chapter 4

Posted by : desthabikinfanart
Date :Selasa, 27 Februari 2024
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲